Riaupos.co — Gubernur di seluruh Indonesia diminta memberikan perhatian lebih terhadap pedagang kaki lima (PKL) di daerahnya. Ini agar PKL dapat lebih berkembang serta mampu memberikan kontribusi lebih besar dalam menopang perekonomian nasional.
Dengan adanya perhatian pemerintah terhadap pedagang kecil, maka kehidupan PKL bisa sejahtera. “Karena itu, PKL jangan digusur, tapi ditata agar mereka bisa berkembang menjadi pedagang besar,” ujar Mendagri Gamawan Fauzi usai meresmikan kawasan Pedagang Kaki Lima (PKL) Kuliner di Kompleks GOR H Agus Salim Padang, Sabtu (14/12).
Gamawan mengingatkan pemda agar tidak mengotomi pedagang besar dan pedagang kecil. “Saat ini, ada 463 ribu PKL di Indonesia. PKL jangan digusur, tapi sediakan tempat mereka berjualan. Pemerintah berkewajiban menyediakan itu. Kalau sudah ada tempat berjualan, tentu saja tidak ada lagi PKL yang berjualan di trotoar,” ujarnya Mendagri pada kesempatan dihadiri Gubernur Sumbar Irwan Prayitno dan Wali Kota Padang Fauzi Bahar, Staf Khusus Kementerian Perindustrian Darul Siska, pejabat Kementerian Koperasi dan UKM, dan ratusan PKL.
Dia mengatakan, jika terjadi dikotomi pedagang besar dengan pedagang kecil, maka akan timbul kecemburuan sosial. Di saat pemerintah memberikan tempat bagi pedagang besar untuk berusaha, maka pemerintah juga wajib memberikan tempat bagi PKL untuk berusaha sehingga ada aspek keadilan dalam berusaha.
”Saya minta gubernur seluruh Indonesia, memberikan perhatian lebih pada PKL. Banyak hal positif dari PKL ini yang bisa diambilkan pelajaran. Jadi, jangan mengusur PKL,” tegasnya.
Daerah Diberi Penghargaan
Kemendagri mendukung program pengembangan usaha PKL atau usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) karena Kemendagri berperan mewujudkan pembinaan politik dalam negeri. Kesejahteraan masyarakat sangat berpengaruh terhadap perekonomian di dalam negeri. Jika, masyarakat perekonomiannya lebih sejahtera, maka politik di dalam negeri juga tak bergejolak. Bagi, pemerintah daerah yang memberikan perhatian lebih pada PKL, Gamawan berjanji memberikan penghargaan khusus. Penghargaan itu, akan diserahkan tahun 2014.
“Saya mengapresiasi apa yang telah dilakukan Wali Kota Padang Fauzi Bahar yang telah berhasil mendapatkan tempat khusus bagi PKL untuk berjualan di kawasan GOR ini. Saya tahu persis, setelah gempa 2009 lalu, begitu besar keinginan beliau untuk menata PKL, namun sering terkendala pembebasan tanah yang pelik sehingga susah mendapatkan tempat untuk penataan PKL,” ujarnya.
Pekan Kuliner
Mantan Gubernur Sumbar itu mengatakan, kawasan di GOR ini merupakan langkah awal dan diharapkannya semua PKL di Padang memiliki tempat berjualan yang layak, nyaman dan higienis. Seperti di kawasan Pantai Purus dan Pasar Raya PadangUntuk itu, Gamawan Fauzi mendorong agar Pemprov Sumbar dapat membuat ikon wisata baru yakni Pekan Kuliner Sumatera Barat. Agenda ini bisa dipadukan dengan iven Tour de Singkarak atau iven besar lainnya.
Saat ini, baru Kota Padang yang konsisten melaksanakan festival rendang. Jika, dikemas lebih baik lagi dan dijadikan pekan kuliner Sumbar, maka itu lebih baik lagi. Dalam pekan kuliner itu, seluruh makanan khas Sumatera Barat dipamerkan dalam pekan kuliner itu. Ini tentu saja, akan menarik kunjungan wisatawan datan ke Sumbar.
”Dengan pekan kuliner ini, PKL akan meningkat kesejahteraannya. Namun, tentu saja, PKL tersebut diberikan pelatihan tentang bagaimana mengolah makakan enak dan sehat serta menata kawasan berdagang menjadi indah,” ujarnya.
Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Mohammad Marwan dan Direktur Penataan Sarana Perkotaan Dadang Sumantri menambahkan, pihaknya akan menjadikan ini pola nasional dengan memulai sejak awal penataan PKL dan terlembaga. “Setelah kawasan PKL ini berdiri, perlu dilakukan pembinaan dan akses permodalan bagi mereka,” kata Marwan.
Pendapat sama dilontarkan Ketua DPD RI Irman Gusman. Menurutnya PKL adalah sekolah bagi pedagang kecil untuk bisa jadi pengusaha besar. Tahun 1998 lalu, saat ekonomi Indonesia kolaps akibat krisis ekonomi, konglomerat banyak tidak bertanggungjawab dan hanya menyelamatkan dirinya sendiri. “Hanya PKL lah yang mampu membuat ekonomi Indonesia mampu bertahan menghadapi krisis . ”PKL sebetulnya adalah pahlawan. Karena, berkat merekalah ekonomi Indonesia tidak terlalu terpuruk dibandingkan negara lain. Untuk itu, daerah jangan membiarkan PKL di jalan, tapi disediakan tempat berjualan yang layak, nyaman dan sehat sehingga bisa sejahtera,” ingat Irman.
Wali Kota Padang Fauzi Bahar mengatakan, kawasan PKL di Kompleks GOR H Agus Salim adalah salah satu langkah menata PKL.
”Jika ditata seperti ini, maka tentu akan banyak orang yang berkunjung ke sini. Saya tak hanya memberikan kesempatan pedagang besar, tapi juga pedagang kecil. Kalau pedagang kecil dibantu, mereka bisa menyekolahkan anak mereka ke jenjang lebih tinggi dan kesejahteraannya pun meningkat,” ujar Fauzi Bahar didampingi Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Padang Hasrul Piliang.
Hasrul Piliang menambahkan, untuk tahun 2014 nanti program penataan PKL ini dilanjutkan. Bahkan sudah dianggarkan di APBD 2014 di dua lokasi. Penganggaran ini diperlukan, apalagi Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Koperasi dan UKM juga sudah membuka peluang membantu satu tempat lagi untuk penataan PKL di Kota Padang. “Dengan adanya tempat berdagang yang layak, nyaman dan higienis ini, kami targetkan tidak ada lagi PKL yang berjualan di tepi jalan,” ujar Hasrul.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan hampir 99 persen perekonomian Sumbar ditopang UMKM. Sebanyak 84 persen dari usaha mikro, 14 usaha kecil dan sisanya usaha besar. Sejauh ini, bagi pemprov maupun pemerintah kota dan kabupaten telah melakukan pemberdayaan PKL. Kegiatan ini telah dimulai sejak tahun 2007 lalu. Pemda telah memberikan bantuan hibah dan bansos yang diberikan kepada PKL lewat program registrasi PKL.
Pemda juga mendorong dukungan perusahaan untuk menyalurkan CSR-nya kepada usaha mikro untuk terus berkembang. “Kami harapkan perusahaan dapat lebih meningkatkan alokasi dana CSR untuk PKL. Dengan begitu, semakin banyak PKL terbantu untuk berkembang,” ujarnya. (ayu/pe/rpg)