JAKARTA (RP) - Kementerian Agama (Kemenag) menggelar sidang isbat penetapan 1 Zulhijjah 1433 H, Senin (15/10) malam tadi.
Hasilnya diputuskann bahwa 1 Zulhijjah jatuh pada Rabu (17/10) besok.
Dengan demikian, Idul Adha (10 Djulhijjah) ditetapkan jatuh pada Jumat 26 Oktober.
Sidang isbat kali ini dipimpin oleh Wakil Menag Nasarudin Umar. Penetapan 1 Zulhijjah jatuh pada Rabu besok diutarakan oleh anggota Badan Hisab dan Rukyah Kemenag Cecep Nurwendaya.
Dia mengatakan, penetapan ini diambil karena dari hasil pemantauan hilal pada Senin (15/10) petang.
Cecep mengatakan, di seluruh wilayah Indonesia posisi hilal berkisar antara minus 4,1 derajat hingga minus 2,4 derajat.
Tanda minus tadi menunjukkan jika hilal saat dipantau kemarin masih di bawah ufuk.
‘’Dengan demikian, hasil pemantauan kemarin hilal tidak wujud,’’ katanya.
Karena saat dipantau malam tadi hilal tidak tampak, maka umur bulan Zulkaidah digenapkan menjadi 30 hari. Cecep mengatakan bahwa kemarin adalah tanggal 29 Zulkaidah.
‘’Karena hilal belum wujud (tampak) pada 29 Zulkaidah, maka bulan Zulkaidah digenapkan 30 hari,’’ kata dia.
Dengan demikian 1 Zulhijjah (bulan setelah Zulkaidah) jatuh Rabu besok. Sementara Idul Adha jatuh pada 26 Oktober nanti. Masyarakat Indonesia sudah bisa menjalankan puasa sunnah Arafah pada Kamis 25 Oktober. Bertepatan dengan jamaah haji menjalankan wukuf di Padang Arafah.
Wamenag Nasarudin Umar mengatakan bersyukur karena hampir bisa dipastikan jika Idul Adha berjalan serentak. ‘’NU dan Muhammadiyah insya Allah sama,’’ katanya.
Nasarudin mengatakan jika seluruh masyarakat wajib menjaga kerukunan dalam menyambut datangnya Idul Adha. Dia mengatakan jika Idul Adha ini adalah waktunya umat Islam bersedekah protein (daging).
‘’Jika Idul Fitri itu adalah waktunya mengeluarkan karbohidrat (zakat beras),’’ tutur mantan Dirjen Bimas Islam Kemenag itu. Nasarudin juga mengimbau terkait etika berkurban. Dia mengatakan banyak masyarakat wajib kurban di Jakarta tetapi memilih berkurban di kampung halamannya. Alasannya di kampung banyak saudara.
‘’Secara syariat itu sah. Tetapi tetangga di Jakarta sini kan banyak yang berhak menerima daging kurban juga, jadi secara etika dan sosial bisa kurban di Jakarta,’’ katanya.
Dia juga berpesan kepada umat muslim di Indonesia ketika merayakan Idul Adha nanti juga mendoakan saudaranya yang berhaji. Nasarudin mengatakan jika puncak ibadah haji atau wukuf di Padang Arafah bersamaan dengan pelaksanaan malam takbir Idul Adha.
Nasarudin juga berpesan bagi jamaah yang belum berangkat ke Tanah Suci, supaya benar-benar pandai menjaga stamina. Jangan sampai kesehatan menurun ketika menjalankan ibadah wukuf.
Di tempat terpisah, Menag Suryadharma Ali meminta jamaah haji harus lebih waspada. Menag mengatakan, menjelang puncak ibadah haji upaya pengacauan semakin marak.
‘’Entah itu bentuknya penipuan, perampokan, pencurian, atau hal-hal buruk lainnya harus waspada. Masing-masing jamaah harus mewaspadainya,’’ katanya.
Sementara itu, petugas atau panitia ibadah haji di Kota Makkah saat ini memantau serius ketersediaan air bersih. Ketua Daerah Kerja Makkah Arsyad Hidayat mengatakan jika ancaman krisis air bersih harus diantisipasi.
‘’Dengan volume jamaah haji yang terus meningkat, dari seluruh dunia, distribusi pasokan air terus kita pantau,’’ katanya kepada tim Media Center Haji (MCH) Kemenag.
Riau Tak Penuhi Kuota Haji
Hingga pemberangkatan Kloter 22 JCH Riau yang bergabung dengan Jambi, Kepri dan Kalimantan Barat, (10/10) lalu, jatah kuota haji yang diperuntukkan untuk Riau sebanyak 5.010 orang tidak terpenuhi.
JCH Riau yang berangkat menunaikan ibadah haji tahun 2012 ini sebanyak 4.928 orang. Sehingga, kuota haji yang tidak terpenuhi sebanyak 82 orang.
Menurut Kasi Penyuluhan Haji dan Umroh, Kemenag Riau Drs H Elwizar kepada Riau Pos, Senin (15/10) menjelaskan, kondisi ini disebabkan JCH Riau yang sudah terdaftar dalam kuota haji Riau sebelum diberangkatkan mengalami sakit, menunda keberangkatan karena istri atau suaminya tidak masuk kuota haji tahun ini.
Selain itu, ada yang meninggal dunia saat melakukan manasik haji di kampungnya. Sementara yang meninggal dunia baru satu orang asal Kloter 9 Kabupaten Inhil. ‘’Jadi hanya 82 orang yang tidak bisa kita penuhi,’’ ujarnya.
Namun mereka yang berhalangan itu masuk daftar tunggu prioritas haji tahun 2013 mendatang. Sampai sekarang, seluruh JCH Riau yang menunaikan ibadah haji sudah berada di Makkah. Mereka akan melaksanakan rukun-rukun haji.
Melakukan kegiatan ibadah sunat, tempat-tempat bersejarah Islam yang ada di Tanah Suci Makkah serta bolak-balik ke Masjidil Harram. ‘’Biasanya, itu dilakukan jamaah dari maktab ke Masjidil Harram,’’ ujarnya.
Sejauh ini kondisi jamaah Riau yang berada di Makkah dalam kondisi sehat walafiat. Kemenag Riau belum ada menerima keluhan. ‘’Mudah-mudahan semua berjalan dengan lancar,’’ paparnya.
Sementara Kabid Haji Kemenag Riau Drs H Azis MM yang sekarang tengah berada di Tanah Suci Makkah, menyampaikan kalau beberapa jamaah Riau tengah mengalami sakit.
Beberapa JCH Riau yang tengah menderita sakit, yakni masing-masing Suparjan bin Kesantirjo dan Kasinah binti Komari asal Kabupaten Kepulauan Meranti dari Kloter 14 yang tengah dirawat di sektor 3.
Selanjutnya, JCH Riau di Kloter 22, Jaini binti Abdullah asal Pekanbaru dirawat di sektor 2 dan Abdullah bin Hasyim asal Tembilahan. Namun mereka sudah mendapatkan perawatan medis dari petugas kesehatan.
JCH Rohil Laksanakan Dam
Sebanyak 320 JCH asal Rohil yang tergabung dalam Kloter 12 dinyatakan dalam keadaan sehat walafiat, dan sudah melaksanakan pemotong hewan untuk dam.
‘’Penyembelihan hewan tersebut dikategorikan sebagai dam, atau denda karena jamaah kita tergolong tamattuk, telah melaksanakan umrah dulu baru haji jadi diwajibkan untuk melaksanakan penyembelihan hewan. Tapi harap diingat bahwa dam ini bukan penyembelihan hewan korban untuk hari raya Idul Adha,’’ kata Kepala Kantor Kemenag Rohil H Agustiar SAg, pada Riau Pos, Senin (15/10).
Terkait pemondokan, jamaah Rohil menurut Agustiar mendapatkan lokasi yang sangat memadai berada di ring I yang dekat dengan Masjidil Haram.
‘’Kalau lewat terowongan, jarak ke masjidil Haram hanya 600 meter, kalau di atas terowongan sekitar 900 meter,’’ terangnya.
Dari informasi yang diterimanya melalui ketua kloter, dalam beberapa hari ini tengah dilakukan peninjauan untuk lokasi maktab atau pemondokan di Mina atau Arafah nantinya.
‘’Untuk kemahnya masih belum diputuskan, yang jelas saat ini seluruh jamaah dalam keadaan sehat. Jadi bagi keluarga yang menanti kabar diharapkan tetap mendoakan,’’ tutur Agustiar.
Berkaitan dengan Hari Raya Idul Adha yang identik dengan pemotongan hewan kurban, Agustiar mengingatkan para muslim yang hendak mencari hewan kurban agar memperhatikan terpenuhinya unsur syariat dan kesehatan terhadap hewan yang akan dikurbankan.
‘’Kesehatannya harus diperhatikan, disamping itu standar syariat harus terpenuhi, dari aspek umur, bentuk tubuh tanpa cacat, tidak berpenyakit dan hindari gelondongan,’’ ungkapnya.(wan/jpnn/dac/fad)