JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Polri mengaku telah mengetahui sejumlah dugaan tindak pidana Azura Luna. Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Argo Yuwono menyebut telah berkomunikasi dengan divisi hubungan internasional (divhubinter).
"Untuk mengetahui adanya permintaan dari Hongkong untuk menangkap Azura," tuturnya kepada Jawa Pos.
Namun, sejauh ini, lanjut Argo, belum ada permintaan atau red notice dari Interpol. Red notice adalah permintaan untuk menemukan dan menahan sementara seseorang yang dianggap terlibat dalam kasus kriminal. Dengan catatan, seseorang tersebut sudah ditetapkan sebagai tersangka dan masuk daftar pencarian orang.
Polri, kata Argo, segera menghubungi Interpol untuk memastikan. Termasuk juga akan memastikan apakah Azura saat ini berada di Indonesia.
Dikonfirmasi terpisah, Konsul Muda Fungsi Penerangan, Sosial, dan Budaya Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Hongkong Vani Alexandra Lijaya menyatakan, hingga saat ini pihaknya tidak pernah menerima laporan ataupun tuntutan terhadap Azura dari pihak mana pun.
Vania, sapaan akrabnya, juga menyebut KJRI Hongkong justru mengetahui kasus penipuan Azura dari media setempat. Koordinasi lantas dilakukan dengan otoritas Hongkong ataupun Kementerian Luar Negeri.
KJRI Hongkong juga membenarkan pernah menerbitkan paspor penggantian atas nama Azura pada 2016. Vania juga memastikan bahwa pihaknya akan memberikan bantuan hukum kepada setiap warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Hongkong. Baik sebagai pelaku maupun korban.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal