JAKARTA (RP) - Kelelahan menjadi salah satu penyebab utama wafatnya jamaah calon haji (JCH) Indonesia di Tanah Suci.
Selain kelelahan, beberapa JCH yang meninggal disebabkan penyakit bawaan yang sudah mereka derita sejak di Tanah Air. Hingga Ahad (14/10) kemarin, JCH yang wafat di Arab Saudi mencapai 41 orang.
Semakin dekatnya puncak ibadah haji, Kementerian Agama (Kemenag) mengimbau seluruh JCH untuk menjaga stamina. Terutama menjelang dan selama pelaksanaan wukuf 25 Oktober nanti.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenag Bahrul Hayat meminta para JCH tidak terlalu memforsir diri untuk melakukan ibadah yang justru mengakibatkan daya tahan fisik melemah.
Wukuf sebagai puncak ibadah haji itu masih sekitar sepuluh hari lagi. Jadi, dalam rentang waktu ini, jamaah diminta hemat tenaga.
‘’Jika tenaga sudah habis diforsir, daya tahan tubuh bisa melemah,’’ kata Bahrul. Nah, ketika daya tahan tubuh melemah, CJH bakal gampang sakit.
Panitia haji di Saudi sudah membuat aturan tegas menjelang pelaksanaan wukuf. Ketua Daerah Kerja (Daker) Makkah Arsyad Hidayat menuturkan, mulai saat ini seluruh JCH yang sudah terkosentrasi di Makkah diminta mengurangi aktifitas.
‘’Paling tidak H-3 wukuf, jamaah lebih banyak melakukan aktifitas yang tidak jauh dari pemondokan,’’ katanya.
Khusus untuk JCH yang telanjur sakit ketika wukuf, Kemenag tetap menjalankan safari wukuf. Proses ini berjalan dengan cara menempatkan CJH yang sakit di dalam ambulan.
Terkait dengan beberapa aduan kinerja petugas kesehatan haji, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes dr Azimal mengatakan, pengaduan tersebut bersifat kasuistik.
Dia memastikan tidak ada pengaduan yang tidak ditindaklanjuti. Termasuk adanya kabar bahwa para petugas kesehatan haji tidak mengenakan seragam saat menjalankan tugas.
‘’Itu tidak benar. Kita pantau mereka. Saat keluar gedung pemondokan mereka selalu mengenakan seragam. Memang kadang kalau di dalam, pas bajunya kotor, mereka tidak pakai. Tapi, mereka masih pakai rompi,’’ ungkapnya.
Azimal mengatakan, pihaknya rutin menggelar koordinasi bersama seluruh petugas kesehatan haji setiap dua kali sepekan. Dalam pertemuan tersebut, mereka mengevaluasi kinerja para petugas kesehatan haji, termasuk pengaduan-pengaduan yang masuk.
‘’Memang sudah resiko kami kalau masih ada saja jamaah yang kurang puas. Yang penting, kami terus berusaha melakukan yang terbaik bagi para jamaah,’’ katanya.(wan/ken/jpnn/ila)