Stok Buku Masih Rawan

Hukum | Senin, 15 Juli 2013 - 09:46 WIB

JAKARTA (RP) - Kurikulum 2013 secara serentak bakal dijalankan mulai hari ini, Senin (15/7) di 6.326 unit SD, SMP, SMA, dan SMK.

Meskipun hanya digulirkan di sekitar 2 persen dari populasi sekolah di Indonesia, penerapan kurikulum baru ini masih sarat masalah. Di antaranya ketersediaan buku.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Bidang Pendidikan Musliar Kasim menuturkan, dirinya sudah mengecek kesiapan pelaksanaan kurikulum di kawasan Jakarta.

“Malam ini (tadi malam, red) saya berada di Balikpapan untuk mengecek implementasi kurikulum baru besok (hari ini, red),” ujar mantan Rektor Universitas Andalas (Unand) Padang itu.

Musliar menjelaskan khusus soal ketersedian buku. “Potensi ada kasus pendistribusian buku itu kurang atau berlebih tetap ada,” katanya.

Sebab data yang digunakan Kemendikbud adalah jumlah siswa baru tahun-tahun sebelumnya. Dengan sistem tersebut, Kemendikbud tidak bisa menjamin alokasi buku di setiap sekolah sesuai dengan jumlah siswa baru.

Kondisi ini rawan khususnya untuk stok buku siswa kelas 1 SD, 1 SMP, 1 SMA, dan 1 SMK. Untuk murid kelas IV SD umumnya sudah tepat jumlah, karena tidak mengalami pergeseran jumlah dari siswa yang naik dari kelas III SD.

Musliar belum berani memastikan berapa buku yang kurang atau lebih di beberapa sekolah sasaran kurikulum baru ini. Namun ia menjelaskan untuk sekolah yang tidak terlalu jauh lokasinya, bisa koordinasi untuk urusan distribusi buku.

“Jika benar-benar mendesak, buku yang berlebih di sekolah tertentu bisa dioper ke sekolah yang kekurangan,” tukasnya.

Ia menegaskan bahwa kekurangan buku ini bukan urusan kesalahan dalam tender penggandaan atau urusan distribusi. “Saya tegaskan potensi ada buku yang kurang atau berlebih dikarenakan penetapan perkiraan siswa baru,” katanya.

Jika pendaftar di sekolah tertentu tahun ini membludak dibandingkan tahun lalu, maka potensi kekurangan buku semakin besar.

Sebaliknya jika pendaftar tahun ini lebih kecil dibandingkan tahun lalu, bakal ada siswa buku kurikulum baru.

Musliar juga menuturkan, masing-masing sekolah memiliki stok tambahan buku sebanyak 10 persen untuk ditempatkan di perpustakaan. Nah stok tambahan itu bisa dipakai untuk menambal kekurangan buku.

Menurut Musliar kekurangan buku ini hanya bersifat sementara, dan akan ditambah oleh pemerintah sesuai keperluan riil.

Bagi Musliar, meskipun kurikulum baru di jalankan tetapi secara efektif baru berjalan pekan depan. Sementara itu kurikulum baru ini rencananya diresmikan Mendikbud Mohammad Nuh di Bantul hari ini, di SMAN 1 Bantul, Jogyakarta. Secara simbolis Mendikbud akan menyerahkan buku kurikulum baru untuk perwakilan  SD, SMP, SMA, dan SMK.(ade)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook