Pakai Joki SBM PTN, Terancam Penjara

Hukum | Sabtu, 15 Juni 2013 - 14:59 WIB

Pakai Joki SBM PTN, Terancam Penjara

SURABAYA (RP) - Pencegahan perjokian menjadi salah satu fokus Panitia Lokal 50 SBM PTN mengingatkan semua peserta agar tidak mencoba-coba curang. Jika ketahuan tidak jujur, mereka pasti dinyatakan gugur. Peserta juga diminta untuk menyurvei tempat ujian dan datang lebih awal jika tidak ingin kehilangan waktu.

Panitia seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBM PTN) mempersilakan peserta melihat tempat ujian pada H-1 atau Senin (17/6). Ujian berlangsung pada 18-19 Juni. "Senin semua ruang sudah ditempeli nomor. Keamanannya juga terjaga," ujar Koordinator Panlok 50 Ismaini Zain.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Untuk memberikan kemudahan dan petunjuk arah lokasi ujian, panitia bekerja sama dengan Radio Suara Surabaya. Jika terjadi kemacetan, peserta bisa tahu sejak awal. Peserta bisa segera memilih jalur alternatif.

Namun, Ismaini tetap berharap peserta tes datang ke lokasi satu jam sebelum ujian. Ujian dimulai pukul 08.00. Jadi, peserta bisa datang sekitar pukul 07.00.

"Jangan sampai tergopoh-gopoh karena terlambat. Pasti terganggu saat mengerjakan soal," tambah Ismaini.

Datang tepat waktu itu juga penting karena peserta harus mengisi biodata dan menjalani pemeriksaan identitas terlebih dahulu. Keterlambatan hanya ditoleransi sampai 30 menit. Namun, peserta rugi karena waktunya yang sudah berkurang masih harus digunakan untuk mengisi biodata dulu.

Ismaini memperingatkan peserta agar hanya membawa peralatan yang diizinkan. Yaitu, pensil 2B dan penghapus. Mereka tidak diperkenankan membawa bolpoin. Bolpoin untuk mengisi biodata dan presensi sudah disediakan panitia.

Peserta juga dilarang keras membawa alat komunikasi. Jam tangan digital juga dilarang. "Ini untuk menghindari kecurangan, terlebih apabila jam di digital ada aplikasi kalkulatornya," ungkap perempuan yang juga menjabat kepala bagian akademik ITS tersebut.

Peringatan lain menyangkut ketidakjujuran dalam mengerjakan soal. Peserta yang ketahuan menyontek dipastikan akan dicoret. Termasuk, membawa buku, HP, atau peralatan lain untuk membantu menjawab soal. Mereka langsung dicoret dan dinyatakan gugur sebagai peserta. "Tidak ada toleransi," kata Bagus Ani Putra, anggota panlok Surabaya.

Peringatan paling keras disampaikan terkait dengan perjokian. Panlok menegaskan tidak akan menoleransi sedikit pun semua peserta yang menggunakan joki untuk mengerjakan soal. Sanksinya sangat berat. Mereka yang kedapatan menggunakan joki tidak hanya gugur seperti jika ketahuan tidak jujur. Pengguna joki dan jokinya juga berurusan dengan aparat penegak hukum. "Kami akan membawa mereka ke proses pidana. Kalau terbukti ya bisa masuk penjara," ujar Bagus.

Tes dilaksanakan dua hari, 18-19 Juni. Hari pertama tes potensi akademik. Disusul tes kemampuan dasar umum yang meliputi mata pelajaran matematika, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris. Hari pertama diikuti semua peserta dari program sains dan teknologi (saintek), sosial-humaniora (soshum), serta campuran.

Pada hari kedua, diujikan kemampuan dasar saintek dengan peserta 16.525 orang. Setelah itu, tes kemampuan dasar soshum dengan 14.118 peserta. Peserta akan mengikuti salah satu tes saja, kecuali 7.068 peserta campuran yang mengikuti dua sesi tes tersebut.

Saat ini Panlok 50 SBM PTN masih merampungkan daftar presensi peserta. "Saya ingin peserta saat tes bisa jujur. Selain itu, saya mengingatkan mereka supaya bangun pagi. Jangan lupa sarapan," tambah Ismaini. (dor/c7/roz)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook