Nafsiah Disebut Jadi Menteri Sejak 2004

Hukum | Jumat, 15 Juni 2012 - 09:09 WIB

JAKARTA (RP)- Komposisi Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid dua kini kembali utuh. Kamis (14/6) kemarin, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) resmi melantik Nafsiah Mboi sebagai menteri kesehatan mengisi pos yang ditinggalkan Endang Rahayu Sedyaningsih di Istana Negara.

Setelah melantik Nafsiah, SBY juga mengambil sumpah tiga pejabat baru di lingkungan pemerintahan. Mereka adalah Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rudi Rubiandini, Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Hendarman Supandji, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Chatib Basri. Bagi Nafsiah, terpilih menjadi orang nomor satu di kementerian kesehatan seperti terwujudnya desas-desus yang beredar sejak tahun 2004.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Nafsiah yang memang bukan orang baru di dunia kesehatan tanah air. Dia beberapa kali disebut-sebut bakal menjabat Menkes, bahkan sejak pembentukan KIB jilid satu tahun 2004 lalu. Saat akhirnya dipilih SBY menjadi Menkes, Nafsiah pun menganggap hal tersebut memang sudah saatnya terjadi. Padahal saat ini, istri mantan Gubernur NTT Brigjen purn Dr Ben Mboi MPH Mben Mboi itu usianya sudah menginjak 72 tahun.

‘’Saya percaya ada yang mengatur di Atas Sana. Selama masih belum, ya memang belum waktunya. Kalau belum masanya, saya percaya pasti ada orang yang lebih baik dari saya. Jadi waktu dikasih tahu, it’s okay kalau saya harus jadi Menkes,” tutur Nafsiah.(jpnn)

Dia menyatakan siap meneruskan apa yang sudah dirintis menkes sebelumnya. Salah satunya memperbaiki layanan kesehatan masyarakat untuk pencapaian MDGs (millennium development goals). o?=Indonesia adalah negara besar, tentu harus ada yang diprioritaskan,o?= kata Nafsiah yang siap untuk sering turun ke lapangan.

Nafsiah menegaskan dirinya tidak punya janji politik dalam jenis apapun. Nafsiah hanya menyatakan perjalanannya sebagai Menkes bakal tidak bakal mudah.

“Memang waktunya singkat. Tidak mudah menjadi kapten kapal untuk kapal yang sudah berlayar, beliau pilih orang yang tua, kapten yang tua yang jam terbangnya tinggi, jauh lebih tinggi dari kiri kanan saya (jajaran pejabat Kemenkes). Tapi, mereka lebih pintar dari saya,”ujar menteri yang gemar bercanda tersebut.

Sementara itu, Hendarman Supandji yang dipercaya memimpin BPN mengaku mendapat tugas untuk segera memetakan persoalan sengketa pertanahan dalam waktu satu bulan. o?=Masalahnya kan ribuan. Harus ada prioritas yang harus diselesaikan, mana yang harus selesai dalam 100 hari misalnya,o?= katanya.

Soal program yang mungkin akan dikembangkan di luar kontrak kerja, Nafsiah menuturkan dirinya akan berupaya menggalakkan pelayanan dan pendidikan kontrasepsi bagi penduduk usia muda, khususnya penduduka perempuan antara 15 tahun hingga 24 tahun. Dia menuturkan, menurut data BKKBN, perempuan pada rentang usia tersebut, banyak melakukan aborsi. Mereka juga telah melakukan kegiatan seksual dengan pasangannya pada usia tersebut..

“Nanti akan kita dorong penggunaan kondom pada seks beresiko. Soal resistensi masyarakat, bukan berarti kita menghalalkan seks. Tapi kenyataannya sekarang sekian orang melakukan aborsi. Jadi akan kita berikan informasi dan layanan bagi siapa saja yang melakukan hubungan seks beresiko,”jelasnya.

Mantan jaksa agung itu juga akan fokus pada reforma agraria, khususnya mengenai pendistribusian tanah-tanah kepada rakyat kecil untuk pertanian. Hendarman menyatakan akan melakukan tinjauan ke lapangan, seperti di Mesuji. ‘’Bagaimana nanti juga menyelesaikan mafia dan makelar tanah yang menimbulkan masalah-masalah baru,’’ katanya.

Kepala BKPM Chatib Basri mengatakan, dirinya siap untuk menjaga tingkat investasi di tengah kondisi perekonomian global yang tidak menentu.

‘’Fokusnya bagaimana membuat investasi ini bisa nyaman di negeri ini,’’ katanya.

Menurutnya, pertumbuhan investasi saat ini dibandingkan tahun lalu cukup baik, bahkan merupakan yang tertinggi. Dalam triwulan pertama, totalnya mencapai Rp 71,2 triliun. Dia optimis, target investasi 2012 sebesar Rp 283,5 triliun bisa terpenuhi.

Sementara Rudi Rubiandini yang menjabat Wamen ESDM menuturkan, akan fokus pada pemenuhan energi jangka panjang. Salah satunya dengan menjadikan energi terbarukan menjadi lebih menarik dibandingkan Migas.

‘’Jangka menengah kita punya gas. Di Papua, Natuna, Kalimantan harus didekatkan dengan pemakainya yang kebanyakan di Jawa, Sumatera, dan Bali,’’ katanya.(fal/jpnn/ila)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook