DARI DISKUSI FORUM PEMRED JPNN

Pencerahan dan Curhat dari Dua Menteri

Hukum | Sabtu, 14 Juli 2012 - 07:11 WIB

Diskusi yang berlangsung cair, Jumat (13/7) petang di Hotel Labersa, diisi pencerahan hingga curhat itu, dipandu moderator yang juga Direktur Utama JPNN, Rida K Liamsi

Hadir hampir semua pemimpin redaksi media di bawah bendera JPNN mendengarkan pemaparan dari dua menteri dan dua Dirut. Dahlan dengan tampilan khasnya, bersepatu kets DI-19 dan baju putih dan celana gelap.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Diskusi pun berlangsung serius tapi santai. Suasana semakin cair saat ia mengantarkan langsung mikrophone ke setiap penanya.

Mantan wartawan itu juga berbagi dengan pimpinan media yang hadir bagaimana menyelesaikan persoalan dengan pengalamannya menjadi

Direktur Utama PLN hingga menjadi Menteri Negara BUMN. Intinya, Dahlan memaparkan bahwan kegigihan dan keseriusan merupakan hal utama dalam mencari solusi sebuah persoalan.

Ia mencontohkan pengalaman hidup Lee Myung-Bak, seorang kontraktor dan tokoh asal Korea Selatan yang pernah menjadi kepala proyek Jalan Tol Jagorawi.

Keseriusannya dalam membangun proyek tol pertama di tanah air itu bisa dilihat dengan kualitas bangunan yang bagus dan bertahan hingga saat ini.

Dahlan melanjutkan, dalam perkembangan berikutnya, tokoh ini terpilih sebagai Wali Kota Seoul. Saat mengelola Kota Seoul, dia ingin mengubah ibu kota Korea Selatan itu menjadi lebih baik.

Akan tetapi, karena negara tersebut sudah menganut sistem demokrasi, maka susah sekali mengubah pendirian masyarakat. Pendapat dan protes sangat banyak.

Waktu itu, dia ingin menggusur daerah kumuh dan akan menjadikannya kawasan yang lebih baik dengan masih menempatkan orang-orang miskin di sana. Dia pun yakin akan bisa melakukannya walaupun sulit.

‘’Saking sulitnya, sang wali kota sampai rapat sebanyak tiga ribu kali untuk bisa meyakinkan masyarakat, baru bisa terwujud,’’ ujar Dahlan.

Tindakan yang dilakukan Wali Kota Seoul itu menandakan betapa tangguh dan sabar dia menghadapi masyarakat. ‘’Kita buktikan sekarang bahwa sang wali kota sudah menjadi presiden. Dialah Presiden Korsel sekarang (Lee Myung-Bak, red),’’ ujar Dahlan.

Di bawah kepemimpinannya, lanjut Dahlan, Korsel tampil luar biasa. Keinginannya sangat besar, antara lain menyaingi Jepang. Di antara keberhasilannya adalah membuat listrik sangat murah di Korea yang memungkinkan pertumbuhan industri besar-besaran di Negeri Ginseng itu. Dengan listrik tenaga nuklirnya, Korea bisa menjual hanya 3 sen per kWh.

‘’Bahkan Jepang mulai belajar teknologi listrik tenaga nuklir ini kepada Korea,’’ ujarnya.

Dahlan membandingkan dengan bupati dan wali kota di Indonesia yang tak mau bersusah-susah bernegosiasi dengan masyarakat. Di Indonesia, ujarnya, ada bupati yang baru rapat 20 kali sudah mengatakan berat, sulit dan tidak mungkin. hal itu menurut Dahlan sesuatu yang salah.

‘’Karena harus ada solusi setiap persoalan,’’ ujarnya.

Diskusi juga berkembang ke berbagai masalah BUMN di daerah, soal tol, kemacetan di Merak-Bakauheni, tentang kabinet, berbagai isu yang terlontar, kartu kuning baginya dari Setneg Dipo Alam, dan masalah lainnya. Dahlan juga sempat menyinggung sekilas soal jurnalistik, khususnya tentang titik dan koma dalam kalimat, yang kerap diabaikan para redaktur.

Pusat Pantau Perusahaan ‘’Bandel’’

Di sesi lainnya, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar menyoroti permasalahan Upah Minimum Regional (UMR) untuk kalangan pekerja merupakan masalah klasik yang menjadi ‘’PR’’ berat bagi pemerintah. Bahkan Muhaimin sempat berkeluh kesah.

Upah minimum tenaga kerja, transmigrasi, pengangguran, TKI dan outsourching menjadi tugas berat di Kemenakertrans Republik Indonesia. Ini menjadi sorotan, karena beberapa poin tersebut berhubungan langsung dengan hak dan nilai-nilai kemanusiaan.

‘’Pekerjaan saya ini yang paling rumit. Dalam sepekan, kami hampir menerima 2-3 aksi demonstrasi buruh yang memperjuangkan haknya. Jadi jangan berharap menjadi Menakertrans, karena pekerjaan cukup berat,’’ ujar Muhaimin tersenyum disambut tepuk tangan anggota peserta.

Muhaimin mencontohkan, penerapan UMR yang harus diterapkan seluruh perusahaan di Indonesia. Kendati demikian, menteri yang akrab dipanggil Cak Imin itu menegaskan, masih banyak perusahaan yang ‘’bandel’’ dengan tidak menerapkan standarisasi upah tersebut.

Untuk itu, ia menegaskan bahwa pemerintah pusat akan mengawasi dan melakukan pemeriksaan untuk penerapan upah minimum tersebut. Bahkan, Kemenakertrans siap memberikan sanksi kepada perusahaan yang tidak mematuhi aturan.

Kendati demikian, ia juga mencarikan beberapa solusi untuk perusahaan yang benar-benar memiliki keterbatasan untuk memberikan hak para pekerja sesuai standarisasi. Dimana, perusahaan yang tidak mampu memberikan upah minimum diberikan waktu untuk mengajukan penangguhan.

‘’Pasca melakukan sanggahan, pemerintah daerah dapat menindaklanjutinya dengan memberikan keputusan yang akan ditembuskan ke kementerian,’’ ulas Muhaimin.

Selain permasalahan upah pekerja, permasalahan outsourching dan angka pengangguran juga masih menjadi sorotan. ‘’Outsourching boleh dilakukan sebatas pekerjaan inti.

Meskipun menjadi multitafsir di kalangan pengusaha. Pekerjaan yang boleh seperti cleaning service, driver, security dan beberapa pekerjaan lapangan.

Untuk itu, beberapa kab/kota akan menjadi percontohan untuk melakukan moratorium sebagai tindak lanjut masalah outsourching ini,’’ imbuh mantan anggota DPR RI itu.

Usai memaparkan beberapa tugas yang masih dilaksanakannya, acara dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab. Anggota Forum Pemred JPNN juga terlihat antusias mempertanyakan permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan ketenagakerjaan.

‘’Program transmigrasi telah membangun 88 kabupaten dan sudah memperlihatkan perkembangan positif. Hanya saja, kita tidak pernah diberi apresiasi. Tidak apa-apa yang penting kita terus bekerja,’’ imbuh Muhaimin.

Bahkan, menurutnya, program transmigrasi yang sudah berjalan tidak pernah mendapat penambahan dana. ‘’Program transmigrasi dianggap sebagai program yang tidak wajib. Padahal dampaknya sangat luar biasa,’’ tegasnya.

Saat ditanyakan mengenai permasalahan pengangguran, dia memastikan bahwa angka pengangguran terbagi dua bagian. Pertama, pengangguran terbuka berjumlah 6,9 juta dan pengangguran tertutup yang mencapai 21 juta jiwa.

‘’Untuk masalah penangangguran akan dicarikan solusinya. Kita sudah menginstruksikan seluruh daerah untuk menerapkan job fair dalam membuka lowongan pekerjaan kepada masyarakat,’’ sambung Muhaimin.

Ia juga memberikan apresiasi atas undangan dari para pemimpin media se-Indonesia itu. ‘’Terima kasih atas undangannya, sehingga dapat bertemu dan berbincang-bincang dengan pemimpin media dari Jawa Pos Group ini,’’ sebutnya.

Teknologi Netral

Di pihak lain, Presiden Direktur PT Indosat, Harry Sasongko dalam sesi diskusi lainnya, memaparkan tentang implementasi teknologi netral dalam telekomunikasi.

Di masa lalu, ujarnya, operator telepon selular hanya diberi kesempatan menggunakan teknologi dengan frekuensi tertentu dan dilarang menggunakan frekuensi lainnya.

‘’Ke depannya tidak begitu lagi, karena kita menuju era teknologi netral, dengan memberi kesempatan operator untuk mengelola secara netral. Dengan teknologi netral, akan lebih cepat menuju era broadband,’’ ujar Harry.

Dalam sesi diskusi, banyak sekali pertanyaan dan usulan dari dari para Pemred Jawa Pos Group. Pertanyaan dan tanggapan paling banyak soal produk Indosat yang dinilai mulai dikejar kompetitor yang lain. Saat ini, iklan dan promosi Indosat dinilai tak segencar operator seluler lainnya, terutama di kalangan media.

Menjawab ini, Harry menyatakan bahwa Indosat sejak awal fokus untuk pelanggan ke luar negeri. Ternyata persaingan pasar di dalam negeri justru lebih bersaing dan menjadi sangat ketat. Antisipasinya juga menjadi terlambat karena operator lain bergerak cepat.

Selain itu, masalah cash flow juga menjadi kendala karena ada persoalan ketika Indosat merger dengan sebuah perusahaan lain, yang mewarisi banyak utang. ‘’Tapi kita sedang berbenah saat ini. Mudah-mudahan habis Idul Fitri nanti bisa selesai,’’ ujar Harry.

Menurutnya, saat ini Indosat masih menempati urutan kedua dalam market share pelanggan operator seluler. Pihaknya juga terus melakukan promosi misalnya dengan pemilihan duta IM3 yang akan diadakan beberapa waktu ke depan. ‘’Kita akan garap pangsa pasar anak muda lewat pemilihan duta IM3 ini,’’ ujarnya.(muh/rio/dac)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook