TERJADI DI TIGA GEREJA

Aksi Peledakan Bom Ikut Libatkan Istri, Begini Analisis Psikolog

Hukum | Senin, 14 Mei 2018 - 20:45 WIB

Aksi Peledakan Bom Ikut Libatkan Istri, Begini Analisis Psikolog
Ilustrasi. (JPG)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Dita Oepriarto (sebelumnya ditulis Apriyanto) bersama istrinya, Puji Kuswati serta empat anaknya, melakukan serangkaian aksi pengeboman di Surabaya pada Ahad (13/5/2018) kemarin.

Tentu, dalam serangkaian aksi teror yang melibatkan istri bersama suami dan anak-anaknya, hal itu menjadi wujud dari kepatuhan terhadap suami yang salah langkah. Menurut Psikolog Klinis Liza Marielly Djaprie, istri memang harus mematuhi suami.

Namun, ada kalanya seorang imam dalam keluarga bisa salah. Karena itu, ketika itu makmumnya juga bisa mengoreksi atau membenarkan imamnya.
Baca Juga :Oknum Buruh Bulog Viral Mandi Beras Diberhentikan, Ini Sosoknya

"Istri tunduk pada suami memang betul, tetapi jangan percaya juga dengan kata-kata suami yang salah. Jangan telan bulat-bulat. Suami salah tentu harus dikasih tahu. Bukan sama-sama melakukan kebatilan," katanya kepada JawaPos.com, Senin (14/5/2018).

Dia menerangkan, seorang istri yang bijaksana tak kosong jiwanya. Ibu cerdas akan tahu ada sesuatu yang tak beres dalam keluarganya, terutama pada suaminya.

"Istri boleh melawan memberontak saat tahu itu tak benar. Apa istri mau saja disuruh mencuri dan merampok?" tanya dia menegaskan.

Liza memandang, saat suami memiliki konsep jihad yang salah, tentu istri yang salehah juga bisa mengetahui hal itu keliru. Terlebih, jika sampai melibatkan anak dengan janji iming-iming anak akan dibawa masuk surga menggunakan konsep jihad yang keji.

"Dalam teror ini bukan masalah kemiskinan, sudah tak bergantung lagi mau pendidikannya S1, S2, S3. Tapi keluarga yang terkena itu memang ada kekosongan di dalam sehingga mudah masuk doktrin-doktrin tak benar atas ideologi. Tak punya nalar lagi mana yang benar dan salah," sebutnya.

Oleh sebab itu, dia menyarankan agar semua keluarga memperkuat akar ketahanan keluarga. Seorang suami harus bisa membimbing anak dan istri ke jalan yang benar.

"Bicara soal dosa itu urusan Tuhan, dan Agamamu Agamamu, Agamaku Agamaku," tutupnya. (ika/ce1)

Sumber: JPG

Editor: Boy Riza Utama









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook