Jakarta Dilanda Banjir Hebat

Hukum | Selasa, 14 Januari 2014 - 10:00 WIB

Jakarta Dilanda Banjir Hebat
Warga dievakuasi petugas penyelamat di kawasan Jatinegara menyusul meluapnya Sungai Ciliwung akibat tingginya curah hujan di Jakarta, Senin (13/1/2014). Foto: Haritsah Almudatsir/JPNN

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Ibukota negara kembali dilanda banjir hebat sejak Ahad lalu (12/1). Kondisi paling parah terjadi, Senin (13/1). Hampir sebagian besar wilayah Jakarta terendam. Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ikut memberikan perhatian serius akibat banjir di Jakarta yang merupakan Ibukota Negara Republik Indonesia.

Melalui akun twitter miliknya @SBYudhoyono menyatakan telah menerima laporan Kepala BNPB Syamsul Ma’arif mengenai perkembangan situasi dan sejumlah upaya yang telah dan sedang dilakukan pihak-pihak terkait dalam menangani banjir di Jakarta itu.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Setelah mendapatkan laporan, SBY pun segera menginstruksikan yang bersangkutan untuk berkoordinasi dengan Gubernur DKI Jakarta Jokowi. ‘’Saya menginstruksikan Kepala BNPB untuk membantu penuh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo agar bisa menangani banjir ini dengan baik, cepat dan tepat,’’ kata SBY melalui akun twitternya tersebut.

Selain Kepala BNPB, Presiden 64 tahun itu menuturkan bahwa pihaknya juga telah memberi instruksi kepada Kapolri Jenderal Polisi Sutarman untuk meningkatkan keamanan masyarakat di wilayah-wilayah yang terkena banjir, terutama rumah para pengungsi.

Sementara kepada Panglima TNI Moeldoko, SBY memerintahkan untuk mengerahkan personel dan truk-truk militer untuk membantu masyarakat di daerah banjir.

‘’Perhatian pemerintah diutamakan bagi kaum pengungsi, terutama mereka yang sakit, anak-anak dan golongan lanjut usia,’’ katanya.

Melalui akun twitternya itu, Presiden SBY juga menginformasikan, hari ini (14/1) pukul 10.00 WIB, BNPB akan meluncurkan teknologi modifikasi cuaca kerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), karena musim hujan ini akan berlangsung 2 bulan ke depan.    

Kemudian data sementara dampak banjir di Jakarta yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta hingga kemarin, menyebabkan sebanyak 276 RT, 75 RW di 31 kelurahan dan 18 kecamatan terendam. Selain itu, sebanyak 7.367 rumah (24.269 jiwa) juga terendam banjir.

Banjir juga memaksa warga DKI untuk mengungsi ke tempat yang lebih kering. Tercatat sebanyak 5.152 orang mengungsi tersebar di 35 titik pengungsian.

Tinggi banjir yang menggenang ibu kota bervariasi di beberapa tempat. ‘’Kelurahan Cawang Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur banjir yang menggenangi 5 RW tingginya mencapai 4 meter,’’ kata Kapus Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.

Sutopo mengatakan bahwa bencana banjir yang terparah terjadi di Cawang, Cililitan, Bidara Cina, dan Kampung Melayu. Di Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Jatinagara, Jakarta Timur (Jaktim), banjir telah merendam 1.508 rumah (3.427 jiwa). Pengungsi yang berasal dari sana mencapai 212 jiwa.

‘’Sebagian besar warga tidak mau mengungsi meski banjir mencapai 1-2,5 meter,’’ ujar Sutopo.

Sedangkan di Kelurahan Cawang, Kecamatan Kramat Jati, Jaktim, tinggi banjir 50 Cm hingga 4 meter merendam sebanyak 1.944 rumah (6.293 jiwa). Pengungsi mencapai 3.446 jiwa. ‘’Pengungsi berada di 9 titik seperti Carefour, posyandu, kantor Suara Pembaharuan, masjid, dan SD,’’ paparnya.

Untuk mengatasi banjir tersebut, BPBD DKI Jakarta bersama aparat melakukan evakuasi dan pemberian bantuan kepada pengungsi. ‘’BNPB telah menurunkan Tim Reaksi Cepat sejak Ahad (12/1) untuk mendampingi BPBD,’’ imbuhnya.

Ditemui terpisah, Kepala BNPB Syamsul Ma’arif mengatakan bahwa jumlah pengungsi banjir Jakarta hingga berita ini dibuat, telah berangsur berkurang. ‘’Dari 5 ribu pengungsi sekarang menjadi 3 ribu pengungsi,’’ kata Syamsul di Kementerian Pekerjaan Umum (PU) kemarin.

Syamsul juga menjelaskan tentang konsep penanganan bencana banjir besar yang terjadi di ibukota, yaitu dengan pengentasan masalah sungai, pengendalian cuaca, serta pelayanan terhadap para pengungsi. ‘’Konsep ini kita pelajari dari pengalaman banjir Jakarta pada 2013,’’ ujar dia.

Dia menambahkan bahwa pihaknya telah menggelontorkan dana sebesar Rp50 miliar khusus untuk pengentasan banjir di ibukota. ‘’Dan itu bisa ditambah apabila perlu,’’ ucapnya.

Lain halnya dengan bantuan dari Dirjen Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PU Mochammad Hasan. Hasan menyatakan bahwa pihaknya telah menganggarkan Rp1,7 triliun khusus untuk mengatasi persoalan banjir di Jakarta.

Dana sebesar itu belum termasuk biaya untuk menormalisasi 13 sungai serta revitalisasi waduk dan situ di Jakarta. ‘’Kami saat ini sedang melakukan normalisasi di Sungai Pesanggrahan, Angke, Sunter, dan Ciliwung,’’ katanya. (wan/dod/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook