JAKARTA (RP) - Urbanisasi menjadi persoalan laten yang dihadapi pemerintah setiap selesai arus mudik Idul Fitri. Tahun ini Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) memprediksi gelombang urbanisasi secara nasional mencapai satu juta jiwa.
Menakertrans, Muhaimin Iskandar mengatakan sejumlah kota besar menjadi magnet penarik migrasi penduduk dari desa. Seperti di Jakarta dan kota-kota lain di antaranya Bandung, Surabaya, Semarang, Medan dan Batam.
‘’Gelombang urbanisasi ini harus diantisipasi. Agar tidak menimbulkan gejolak sosial dan menambah ancaman pengangguran yang semakin tinggi di perkotaan,’’ ujar Muhaimin di kantornya, kemarin.
Dari pengamatan tahun-tahun sebelumnya, banyak penduduk urbanisasi yang asal ikut-ikutan mencari pekerjaan bersama kerabatnya. Tetapi mereka tidak dibekali keahlian dan keterampilan yang memadai untuk mencari pekerjaan yang diinginkan.
Sebagai langkah antisipasi, Muhaimin mengatakan pihaknya telah menyiapkan sejumlah solusi mengatasi masalah akibat urbanisasi pasca mudik.
Di antaranya adalah Kemenakertrans terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah (Pemda) yang potensial menjadi sumber penduduk urbanisasi.
‘’Kita terus mendorong supaya Pemda bisa mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan dan meningkatkan pembangunan pedesaan dan kota-kota kecil,’’ katanya.
Dengan cara demikian, Muhaimin optimis laju urbanisasi yang mencapai 1 juta jiwa per tahun bisa direm.
Muhaimin juga mencermati bahwa gelombang urbanisasi didorong oleh tingkat pengangguran yang tinggi di pedesaan dan kota-kota kecil. Untuk itu dia berharap Pemda bisa merancang skema ketenaga kerjaan yang baik. Sehingga bisa menciptakan program-program yang bisa menyerap tenaga kerja secara masal.
‘’Pemda intinya harus proaktif ikut mencari solusi investasi. Sehingga penduduknya tidak lari ke kota besar,’’ katanya.
Kemenakertrans juga mendorong gerakan pelatihan kerja di daerah-daerah. Dia mengatakan bahwa saat ini sudah ada 252 unit balai latihan kerja (BLK) milik Pemda provinsi, kabupaten dan kota.
Muhaimin mengatakan misalnya Pemda kesulitan mengerem laju urbanisasi, diminta untuk melakukan persiapan dengan kuat.
‘’BLK-BLK yang sudah ada itu bisa juga disiapkan untuk calon-calon penduduk urbanisasi. Sehingga bisa lebih mimiliki keahlian,’’ katanya. Menurut dia dampak negatif urbanisasi baru bisa dirasakan jangka panjang.
518 Korban Meninggal di Jalan
Angka kecelakaan selama masa mudik masih cukup tinggi meski ada tren penurunan dibanding tahun lalu. Penyebab utamanya pun masih sama, yakni kelelahan dan mengantuk saat berkendara.
Hingga H+3 Idul Fitri atau Ahad (11/8), jumlah kecelakaan di jalur mudik mencapai 2.337 kejadian. Kecelakaan tersebut menewaskan 518 orang, membuat 848 orang luka berat dan 3.087 lainnya luka ringan. Kerugian material pun nyaris menyentuh angka Rp5,5 miliar.
Meski masih cukup tinggi, jumlah kecelakaan kali ini terbilang menurun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Yakni, 3.284 kejadian (turun 29 persen) dengan 587 korban meninggal (turun 12 persen), 962 luka berat (turun 12 persen), dan 3.178 orang luka ringan (turun 3 persen).
Kabagpenum Divhumas Mabes Polri, Kombespol Agus Rianto mengungkapkan, tingkat kesadaran para pemudik dalam berlalu lintas tahun ini semakin baik. Meskipun sejumlah besar kejadian masih disebabkan oleh hal-hal sepele, seperti mengantuk dan terburu-buru.
Selain penyebab sepele maupu pelanggaran lalu lintas, pihaknya juga mencatat sejumlah kecelakaan yang disebabkan pengaruh alkohol.
Ada sedikitnya 49 kasus kecelakaan yang berawal dari pengemudi mabuk. ‘’Tahun lalu jumlahnya 40 kejadian, jadi ada peningkatan,’’ tutur Agus di Mabes Polri, Senin (12/8).
Turunnya angka kecelakaan, menurut Agus disebabkan oleh banyak hal. Selain faktor kesadaran pengendara, kerja sama seluruh aparat sipil dan militer yang ditugasi mengamankan masa mudik juga berpengaruh. Terutama, dalam hal ketegasan menegakkan aturan.
Mabes Polri, misalnya, di Idul Fitri tahun ini cukup banyak mengobral surat tilang. 37.911 lembar surat tilang dikeluarkan sejak awal operasi ketupat, naik enam persen dibanding tahun lalu sebanyak 35.910 lembar bagi pelanggar lalu lintas.
Jumlah teguran pun melonjak 284 persen dari 13.425 pelanggar tahun lalu menjadi 51.508 pelanggar selama Idul Fitri tahun ini.
‘’Mudah-mudahan Idul Fitri tahun depan angka kecelakaan bisa lebih ditekan lagi,’’ lanjut mantan Kabidhumas Polda Papua itu. Catatannya, kesadaran pengendara dalam berlalu lintas makin baik dan para pemudik mematuhi aturan keselamatan berkendara baik roda dua meupun roda empat.
Lancarnya arus mudik tahun ini juga diakui Kementerian Pekerjaan Umum. Menteri PU Djoko Kirmanto mengungkapkan, selain faktor kepatuhan berlalu lintas, kondisi jalan yang makin baik saat Idul Fitri juga berpengaruh terhadap lancarnya arus mudik kali ini. Ditambah lagi banyaknya kendaraan roda dua yang diangkut oleh Kemenhub maupuyn sejumlah perusahaan.
Sementara itu, Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry, Cristine Hutabarat mengatakan, hingga H+3 pemudik bermotor yang menyeberang dari Jawa Timur menuju Bali masih minim.
‘’Kondisi ini berbeda dari prediksi yang memperkirakan akan terjadi puncak arus balik mengingat seharusnya mayoritas pemudik sudah harus kembali bekerja Senin (12/8),’’ sebutnya.
Pihaknya mencatat hingga H+3 Idul Fitri baru sekitar 26 persen (102.465 orang), 15 persen motor (14.020 unit) dan 31 persen kendaraan roda empat (12.266 unit) yang kembali dari Jawa Timur menuju Bali.
‘’Saat arus mudik H-7 sampai H, kita mencatat ada 393.322 orang, 93.016 motor dan 38.947 roda empat yang keluar dari Bali ke Jawa Timur melalui pelabuhan Ketapang-Gilimanuk,’’ jelasnya.
Arus Balik di Riau Menurun
Memasuki H+4 arus balik beberapa moda angkutan di Riau mengalami penurunan. Ini terlihat dari aktivitas transportasi yang perlahan-lahan berjalan normal.
Informasi itu disampaikan Wakil Gubernur Riau, HR Mambang Mit usai meninjau posko induk di Kantor Dinas Perhubungan Provinsi Riau, Senin (12/8). Menurutnya, penurunan aktivitas transportasi dikarenakan puncak arus balik sudah berakhir.
Kendati demikian, posko yang disiapkan untuk arus balik tetap bekerja hingga beberapa hari ke depan. Upaya ini dilakukan untuk memastikan pelayanan akses transportasi darat, laut dan udaran berjalan optimal.
Wagubri menambahkan, Dinas Perhubungan bersama pihak terkait sedang melakukan evaluasi untuk arus mudik dan arus balik. Sebagai gambaran awal, terdapat angka yang fluktuatif dari jumlah penumpang dan angka kecelakaan selama arus mudik dan arus balik 2013.
‘’Yang meningkat adalah angkutan udara yang meningkat mencapai 12 persen. Begitu juga angkutan laut, sementara untuk angkutan darat mengalami penurunan,’’ terangnya.
Saat ditanyakan penyebab perubahan pola angkutan masyarakat tersebut, dia menilai hal itu didukung faktor kesejahteraan masyarakat yang meningkat.
Indikatornya adalah peningkatan jumlah kendaraan pribadi untuk moda angkutan darat. Begitu juga untuk pengguna jasa transportasi sudah mengalami peningkatan cukup signifikan.
‘’Ya itulah menjadi pertimbangan mengapa angkutan umum di darat cenderung turun. Salah satu sisi positifnya adalah tingkat kesejahteraan masyarakat yang meningkat,’’ papar Mambang Mit.
Sementara untuk tingkat kecelakaan berdasarkan evaluasi diketahui angka kecelakaan yang terjadi selama arus mudik dan arus balik hanya ditemukan 10 kasus. Dari angka tersebut, hanya satu korban yang meninggal dunia.(byu/wir/agm/wan/jpnn/rio/esi)