BANDUNG (RP) - Menteri BUMN (Badan Usaha Milik Negara), Dahlan Iskan memastikan bahwa produk konverter kit BBG (bahan bakar gas) bisa 100 persen diproduksi di dalam negeri.
Namun BUMN diperkirakan baru siap menjual konverter kit BBG tersebut pada kuartal keempat 2012.
“Kesimpulan kami bahwa industri dalam negeri, gabungan BUMN dan swasta sudah mampu menyediakan tangki dan konverter kit untuk konversi BBM. Mereka sudah mampu sediakan 100 persen, jadi tidak perlu impor,” ujar Menteri BUMN Dahlan Iskan usai rapat tentang kesiapan produksi Konverter Kit di Gedung PT Dirgantara Indonesia, Kamis (12/1) kemarin.
Beberapa BUMN yang menyatakan siap mendukung pembuatan konverter kit antara lain PTDI, PT Pindad, PT Boma Bisma Indra, PT Dok Perkapalan Surabaya, PT Inti, PT Krakatau Steel Tbk, PT Inka, dan PT Bharata Indonesia.
“Selain itu, terdapat delapan pabrikan swasta yang siap bekerja sama karena memiliki kemampuan membuat konverter kit itu,” tegasnya.
Menurut Dahlan, nantinya pembuatan konverter kit tersebut akan dibagi-bagi, dengan PT DI ditunjuk sebagai pimpinan proyek.
Kementerian BUMN menargetkan pada kuartal empat 2012 sudah dapat memproduksi 300 ribu konverter kit dan pada tahun-tahun selanjutnya kemampuan produksinya diharapkan terus meningkat.
“Mungkin 2013 produksi satu juta unit, lalu tahun selanjutnya juga,” terangnya.
Saat ini, BUMN-BUMN tersebut masih menunggu kepastian pemerintah apakah akan mengkonversi BBM ke bentuk CNG (Compressed Natural Gas) atau LGV (Liquid Gas for Vehicle). Namun, BUMN menyatakan kesiapannya jika keduanya diterapkan.
“Kami siap dua-duanya. Tapi, rugi kan kalau disiapkan keduanya ternyata yang digunakan satu,” kata Dahlan.
PT DI, kata Dahlan, mampu membuat konverter kit untuk mobil bermesin injeksi, mesin karburator ataupun mesin diesel. Saat ini, BUMN masih menunggu kepastian pemerintah mengenai teknis program konversi BBM bersubsidi tersebut.
“Kita juga sedang tunggu, apakah pembelian konverter kit itu ditanggung APBN, ataukah oleh konsumen, atau gabungan kedua-duanya. Saya nggak bisa jawab karena bukan wewenang saya,” imbuhnya.
Menurut Dahlan, program konversi energi ini perlu didukung sepenuhnya oleh BUMN. Pasalnya produksi minyak nasional terus merosot, hingga hanya mencapai 900-an barel per hari.(wir/jpnn)