Kontrak Pemondokan Belum Rampung

Hukum | Senin, 12 Agustus 2013 - 07:53 WIB

JAKARTA (RP) - Kementerian Agama masih terus melakukan negosiasi dengan pengelola pemondokan haji di Makkah.

Hingga saat ini, masih ada beberapa pengelola yang enggan untuk melakukan revisi kontrak pemondokan.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Direktur Jenderal (Dirjen) Haji dan Umrah Kementerian Agama Anggito Abimanyu menyatakan, sudah sekitar 75 persen dari keseluruhan kontrak pemondokan yang telah berhasil direvisi.

‘’Jadi sekitar lima persen lagi, target kita paling tidak 80 persen selesai sebelum jamaah diberangkatkan,’’ ujarnya saat dihubungi Ahad (11/8).

Lanjut Anggito, timnya hingga saat ini masih terus berupaya dalam memenuhi target tersebut. Bahkan, mereka tidak kembali ke tanah air untuk berlebaran bersama keluarganya.

‘’Semua itu agar segala persiapan rampung sebelum hari H keberangkatan jamaah pada bulan depan,’’ ujarnya.

Revisi kontrak pemondokan ini dilakukan dalam rangka menindaklanjuti pemotongan kuota haji yang dilakukan Pemerintah Arab Saudi.

Beberapa waktu lalu, Pemerintah Arab Saudi secara mengejutkan mengeluarkan ketetapan pemotongan kuota haji sebesar 20 persen terhadap seluruh kuota negara-negara penyelenggara haji. Hal tersebut terpaksa dilakukan karena kondis Masjidil Haram yang masih belum selesai direnovasi.

Namun yang disayangkan oleh para negara penyelenggara haji adalah keputusan tersebut sangat mendadak. Sementara beberapa kontrak telah ditandatangani dengan pihak-pihak terkait.

Tak terkecuali Indonesia. Indonesia telah melakukan penandatanganan dengan pengelola pemondokan sejak awal tahun.

 Oleh sebab itu, perlu dilakukan revisi kontrak karena jumlah jamaah yang berangkat haji juga berkurang.

Akan tetapi tidak semudah itu, para pengelola pemondokan enggan melakukan revisi. Mereka tidak mau rugi. Oleh karena itu pemerintah harus berusaha sekuat tenaga untuk meminimalisir kerugian-kerugian yang terjadi. Tim penyelenggara haji diberangkatkan untuk melakukan negosiasi. Dan kini, sudah nyaris 75 persen telah tercapai.

‘’Pengelola di Madina sudah mau melakukan negosiasi, tinggal Makkah. Mereka agak susah,’’ ujar Anggito.

Untuk persiapan lainnya, Anggito mengaku telah rampung. Mulai dari katering, transportasi, dan pemantapan jadwal telah selesai dilakukan. ‘’Rencananya, sekitar tanggal 20 Agustus nanti akan mulai dilakukan pembagian rumah dan mengundang wartawan untuk seluruh penjelasan persiapan haji,’’ jelasnya.

Secara garis besar, keberangkatan sendiri dijadwalkan pada 10 September 2013 untuk gelombang pertama di semua embarkasi dan 25 September untuk gelombang kedua di delapan embarkasi, yakni Aceh, Padang, Palembang, Solo, Balikpapan, Lombok, Banjarmasin dan Makassar. Sedangkan untuk tiga embarkasi sisanya, Surabaya, Jakarta, dan Batam, akan diberangkatkan pada 26 September.

Jamaah haji gelombang pertama dijadwalkan akan tiba ke Jeddah dan melakukan ziarah di Madinah. Kemudian, baru melaksanakan ibadah haji di Makkah. Sedangkan untuk gelombang kedua, para jamaah haji akan langsung ke Makkah baru setelah itu ke Madinah.(mia/ca/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook