BANDA ACEH (RP) - Kepanikan melanda warga Aceh. Gempa berkekuatan 8,5 skala richter (SR) melanda Kabupaten Simeleu, Nangroe Aceh Darussalam (NAD) sekitar pukul 15.38 WIB. Lokasi gempa di koordinat 2.31 lintang utara, 92.67 bujur timur.
Kedalaman 10 kilometer di 346 kilometer barat daya Kabupaten Simeleu dengan durasi selama lima menit.
Getaran gempa berskala besar itu tidak hanya terasa wilayah NAD, namun juga beberapa wilayah di pantai Sumatera seperti Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Bengkulu.
Getaran gempa berpotensi tsunami tersebut membuat panik hampir sebagian besar warga di kota-kota seperti Medan, Nias, Pekanbaru, Dumai, Baganbatu (Rokanhilir), Padang, Mentawai, Bukittinggi, Batam hingga ke kota Bengkulu.
Belum ada laporan korban jiwa dalam bencana alam ini. Namun, beberapa pemukiman dan perkantoran dilaporkan mengalami kerusakan.
Pantauan RPG, akibat gempa warga berhamburan dan bahkan karena ketakutan esksodus ke tempat yang lebih tinggi. Warga di kawasan pesisir (pantai) keluar dari pemukiman dan eksodus menuju ke kawasan tinggi di Banda Aceh seperti ke kawasan Lambaro dan kawasan jalan daerah tinggi lainnya.
Warga di kawasan pesisir Peulangahan, Lampaseh, Kampung Jawa, menghindar menuju daerah lebih tinggi dengan menggunakan kenderaan bermotor roda dua dan empat serta jalan kaki. Hal ini juga terjadi di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya). Mereka eksodus ke daerah lebih tinggi di kawasan pergunungan Blangpidie. Gelombang eksodus mulai terlihat 15 menit pasca gempa.
Warga Susoh, dan sekitarnya dengan menggunakan sepeda motor dan kendaraan roda empat mulai bergerak menuju arah dataran tinggi Blangpidie hingga ke Guhang.
Sedangkan warga pesisir Sangkalan dan Ujung Tanah berlarian ke arah Pergunungan di Bukit Hijau. Mareka membawa keluarga berhenti di depan kantor Bupati Abdya sambil menunggu informasi berikutnya. Ibu setengah baya warga Sangkalan dihubungi RPG saat sedang eksodus bersama suaminya mengaku ada orang yang melihat air laut sudah mulai surut.
Pada saat RPG di lokasi, konsentrasi massa masih berada di daerah yang tinggi. Mereka belum berani pulang ke rumah, karena takut air laut akan naik. ‘’Kami tidak akan pulang dulu sampai betul-betul aman,’’ ujar salah seorang warga saat berada di depan Kantor Bupati Abdya.
Setelah gempa reda beberapa saat warga yang menghidar karena akan terjadi tsunami, membuat ruas jalan sangat padat warga yang mengungsi. Terlebih adanya sirene memungkinkan terjadi tsunami.
Kepala BMG Aceh yang dihubungi RPG melalui saluran selular mengatakan, gempa memang cukup tinggi dan dirasakan diseluruh Aceh yakni di Banda Aceh, Meulaboh, Langsa, Bireuen, Singkil, Aceh Barat Daya (Abdya), bahkan hingga dataran tinggi Gayo Takengon.
‘’Belum ada laporan masuk kepada kita adanya kerusakan dan korban jiwa. Namun memang gempa berpotensi tsunami, karena itu kita telah membunyikan sirene peringatan dini (early warning) supaya warga waspada,’’ ujarnya yang mengaku saat itu berada di pendopo Pemprov Aceh.
Dikatakannya juga, gempa susulan terus dirasakan oleh warga. Dilaporkan gempa susulan berkekuatan 8,1 SR. ‘’Saat ini beberapa gempa susulan terjadi, dan sangat kuat,’’ ungkapnya.
Satu Rumah Ambruk
Dari dataran Tinggi Gayo Takengon dilaporkan satu rumah warga ambruk yakni di di Kecamatan Jagong Aceh Tengah. ‘’Satu rumah milik Pak Temin yang merupakan Kepala Dusun Kampung Paya Empan Kecamatan Jagong ambruk akibat gempa ini,’’ kata salah seorang Anggota DPRK Aceh Tengah, Bardan Sahidi, melalui pesan singkat yang diterima wartawan RGP.
Gempa dirasakan warga Abdya saat hujan deras. Hentakan keras dari bawah bumi. Alhasil membuat warga berteduh dari guyuran hujan, berhamburan ke jalan dan mengakibatkan salah satu jalan protokol Kota Takengon menjadi macet.
‘’Allahu Akbar-Allahu Akbar,’’ jerit sejumlah warga yang terlihat berlarian dan tak sedikit memegang pagar karena merasa pening berbaur rasa ketakutan. Dan banyak pula para pengendara mobil dan sepeda motor menghentikan kendaraan mereka karena takut tertimpa pohon dan tiang listrik yang dikhawatirkan akan tumbang.
Hingga berita ini dikirim ke meja redaksi, belum diperoleh informasi, adanya dampak kerusakan, terjadi di Bireuen. Pasca gempa berpusat di Simeulu, 8.5 SR, kedalaman 10 kilometer itu.
Amatan RPG, di kawasan Desa Pulo Ara Geudong Tengoh, Kecamatan Kota Juang, Bireuen. Kondisi lingkungan awalnya lengang, spontan ramai terlihat warga berdiri-diri di jalan desa sekitar rumah. Seluruh pegawai di kantor BPBD Bireuen, tak jauh dari lokasi itu, juga ikut keluar ruangan. Begitu juga di kawasan jalan Bireuen-Takengon, warga dan pegawai kantor di sekitarnya.
Ketua Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bireuen, Drs Agussalim dikonfirmasi RPG, Rabu (11/4) didampingi stafnya, saat dan usai gempa mengatakan, belum ada menerima informasi adanya kerusakan yang terjadi pasca gempa itu. ‘’Berdasarkan informasi diterima melalui fasilitas RAPI. Dilaporkan pusat gempa terjadi di Simeulu, berkekuatan 8.5 SR, ke dalaman 10 kilometer,’’ ujar Agussalim.
Sementara di Kota Langsa gempa dirasakan warga lebih kurang 4 menit. Saat guncangan gempa terjadi, tiba-tiba masyarakat Kota Langsa yang sedang melakukan aktivitas di jalan langsung menghentikan kendaraannya.
Bandara Simeulue Rusak Berat
Upaya tim dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk menjangkau Simeulue, daerah yang terkena dampak paling parah, terhambat. Pasalnya bandara di wilayah itu rusak, sehingga akomodasi ke sana tidak bisa dilakukan via udara.
‘’Barusan saya mendapat laporan bandara di Simeulue rusak. Tidak bisa untuk dilakukan pendaratan,’’ tutur Kepala Pusat Informasi BNBP Sutopo Purwo di kantornya, Jl Juanda, Jakarta Pusat, Rabu (11/4) seperti dirilis detik.com
Namun Sutopo belum mendapat informasi rinci mengenai kerusakan di bandara itu. Tim BNPB yang dipimpin langsung kepala Syamsul Maarif akan menempuh jalur lain supaya dapat segera mencapai Simeulue dengan segera. ‘’Saat ini tim masih di pesawat, saya belum tahu nanti bagaimana,’’ ujarnya.
Gempa bumi berkekuatan 8,5 SR yang terjadi Rabu (11/4) pukul 15:38:33 WIB di 346 Km Barat Daya Simeuleu Aceh telah diikuti gempa susulan sebanyak 16 kali. Gempa pertama dengan 8,5 SR yang diikuti 5 kali gempa. Sedangkan gempa 8,8 SR pukul 17:43:06 WIB di 483 KM Baratdaya Simeuleu telah diikuti 11 kali gempa.
Menyikapi gempa bumi tersebut BMKG telah mengeluarkan peringatan dini tsunami sesaat setelah terdeteksi gempa. Bahkan peringatan tsunami tidak hanya dikeluarkan BMKG, namun juga PTWC (Pacific Tsunami Warning System) di Hawaii juga mengeluarkan tsunami travel times. Potensi tsunami juga berlaku bagi Malaysia, India, Srilanka, Myanmar beberapa Negara lain.
‘’Berdasarkan pantauan data pasang surut dari Bakosurtanal semalam pasca gempa, terjadi kenaikan muka laut (tsunami) di Lahewa (Nias Utara) setinggi 1 meter, dan Meulaboh setinggi 1,02 meter. Sedangkan BMKG melaporkan pukul 17.00 WIB terdeteksi tsunami di Sabang setinggi 0,6 meter, dan di Meulaboh setinggi 0,8 meter pukul 17.04 wib,’’ ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Dr Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta.
BPNB juga mengekspose data dari BMKG yang menyebutkan gempa di sebelah barat Simeulue, Aceh berkekuatan 8,5 skala richer (SR) Rabu (11/4) pukul 15.38 terjadi di luar zoba abduction, atau di Mega Terace, bagian lempeng Hindia-Australia dan berada diluar zona subduction yang selama ini bisa menjadi langganan gempa di Barat Sumatera.
Berdasarkan laporan dari beberapa daerah ke Posko BNPB di beberapa daerah tidak terjadi tsunami. Meskipun gempa buminya terjadi besar, namun tsunami yang ditimbulkan tidak besar. Hal ini berdasarkan analisis beberapa pakar gempa dari ITB dan AIFDR yang disampaikan kepada BNPB, gempa disebabkan mekanisme gempa bersumber dari sesar geser. Bukan sesar naik (bukan mega trust) sehingga potensi tsunami tidak terlalu besar.
‘’Lokasinya di bagian luar dari daerah pertemuan lempeng (outer rise earthquake). Kejadian gempa 8,5 SR yang diikuti dengan gempa 8,8 SR, dua jam kemudian terjadi di bagian lempeng Indo Australia. Makin menjauhnya gempa ke barat maka potensi tsunami juga berkurang,’’ papar Sutopo.
Hingga malam tadi pukul 20.00 WIB, BPNB belum memperoleh data adanya korban jiwa. Kecuali 4 orang luka ringan di Simeulue.
Presiden Instruksikan ke Lokasi
Setelah memperoleh laporan kejadian gempa bumi dan potensi tsunami di sepanjang pantai barat Sumatera dari Kepala BNPB, Presiden menginstruksikan Kepala BNPB dan kementerian/lembaga terkait langsung ke lokasi bencana. Hal ini pun disikapi BPNB dengan memberangkatkan sebanyak 3 tim ke Sumatera. ‘’BNPB telah memberangkatkan 3 tim yaitu ke Simeulue, Padang dan Bengkulu,’’ jelas Sutopo.
Tim ke Simeuleu sebanyak 8 orang dari BNPB, PU, Kemkes, Kemsos, Basarnas yang langsung diketuai Kepala BNPB berangkat dari Halim Perdanakusuma pada pukul 18.30 WIB. Tim kedua menuju Padang diketuai Deputi Penanganan Darurat BNPB, sedangkan Tim ketiga ke Bengkulu diketuai Direktur Tanggap Darurat BNPB. Tugas utama tim adalah melakukan damage assessment dan kebutuhan untuk penanganan darurat.
BNPB juga telah melakukan koordinasi dengan kementerian/lembaga dalam penanganan darurat. Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (SRC PB) yang berada di Halim PK dengan pesawat Hercules telah disiapkan. Demikian pula pesawat Boeing 737, CN 235, Fokker dan lainnya dari TNI telah disiapkan jika diperlukan di lapangan. Helikopter Basarnas yang berada di Sibolga akan melakukan pemantauan besok pagi. Koordinasi dengan BPBD dan instansi terkait dilakukan dalam memantau kondisi terkini dampak bencana.
Tsunami 2004
‘’Gempa ini sama persis dengan gempa saat tsunami tahun 2004, yaitu gempanya terasa patah-patah, maka kami takut dan langsung keluar rumah untuk menyelamatkan diri,’’ sebut Zainal (43) salah seorang warga Langsa kepada RPG.
Di Kota Langsa gempa mulai terasa sekitar pukul 15.45 WIB. Adapun durasi gempa yang terjadi di Kota Langsa mencapai lebih kurang 4 menit. Saat guncangan gempa terjadi, tiba-tiba masyarakat Kota Langsa yang sedang melakukan aktivitas di jalan langsung menghentikan kendaraannya.
Warga Bengkulu Panik
Goncangan gempa juga terjadi di Kota Bengkulu. Ribuan warga terlihat panik, terutama mereka yang bermukim di sekitar bibir pantai. Mereka berusaha mencari lokasi yang lebih tinggi agar terhindar dari kemungkinan tsunami.
Dari pantauan di lapangan, para pengungsi masih terus mencari lokasi lebih aman untuk mereka dan keluarganya.
Sejumlah Negara Siaga
Dari Bangkok Thailand dilaporkan, otoritas pemerintahan negara Gajah Putih memutuskan untuk menutup operasional Bandara Internasional Phuket. Penutupan bandara ini dilakukan menyusul perluasan peringatan tsunami bagi 6 provinsi di wilayah selatan Thailand.
Pusat Penanggulangan Bencana Nasional Thailand menyarankan setiap warga untuk menjauhi wilayah pantai dan segera mengungsi ke daerah-daerah yang lebih tinggi. Hal tersebut menyusul keputusan otoritas Thailand yang memperluas peringatan tsunami untuk 6 provinsi yang ada di wilayah selatan Thailand, yakni di Phuket, Krabi, Ranong, Phangnga, Trang dan Satun.
Sementara otoritas Malaysia juga mengeluarkan peringatan tsunami menyusul gempa bumi berkekuatan 8,5 SR yang mengguncang Aceh. Penduduk di sepanjang pantai barat Malaysia diserukan untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Sedangkan, otoritas India juga mengeluarkan peringatan tsunami menyusul gempa bumi yang juga terasa hingga ke wilayah Singapura, Malaysia, Thailand, dan India. Peringatan tsunami itu dikeluarkan untuk pantai-pantai timur India. Pusat peringatan tsunami India menyatakan, gelombang tsunami setinggi hingga 6 meter bisa terjadi di sepanjang pantai timur India.
Sementara itu, menurut Pusat Peringatan Tsunami Wilayah Pasifik di Hawaii, gempa ini berpotensi tsunami yang akan berdampak di wilayah Indonesia, India, Srilanka, Australia, Myanmar, Thailand, Kepulauan Maldives, wilayah Samudera Hindia lainnya, Malaysia, Pakistan, Somalia, Oman, Iran, Bangladesh, Kenya, Afrika Selatan dan Singapura.(sud/ria/fat/dtc/bud/int/ila)