UcapanTerimkasih Anas Mengandung Pesan Politik

Hukum | Minggu, 12 Januari 2014 - 19:06 WIB

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Ucapan terima kasih Anas Urbaningrum kepada Ketua Majelis Tinggi yang juga Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dinilai sarat bermakna politis. Anas diduga tengah mengirimkan pesan kepada publik dan Presiden SBY.

Menurut Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) Said Salahudin, kepada publik, Anas diduga hendak menyatakan bahwa penahanan dirinya oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berkat 'jasa' SBY.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

"SBY-lah yang menurutnya (Anas)menyebabkan dia kini ditahan oleh KPK. Anas ingin publik menyadari hal itu," ujarnya di Jakarta, Sabtu (11/1).

Penyebutan nama SBY menurut Said, dimaksudkan agar publik selalu ingat bahwa dalam kasus dugaan korupsi yang melilitnya, ada peran SBY. Karena itu, atas "jasa" SBY itulah Anas mengucapkan "terima kasih".

Selain mengucapkan terima kasih, dalam pernyataannya di gedung KPK, Jumat (10/1) kemarin, mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu juga mengatakan, "peristiwa ini punyai arti, makna dan menjadi hadiah tahun baru 2014. Saya yakin betul ujungnya kebenaran akan menang."

Lewat kalimat ini menurut Said, Anas terkesan sedang mengirim pesan politik kepada SBY.

"Kira-kira dia ingin mengatakan bahwa anda (SBY) boleh merasa menang sekarang. Anggaplah ini kado tahun baru untuk anda. Tetapi dari peristiwa ini, saya akan berjuang dan pada giirannya akan menang melawan anda," katanya.

Karena Anas kini sudah berada di dalam tahanan, Said menduga mantan Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) tersebut kelak akan membuka halaman dua, tiga, dan seterusnya' terkait aib SBY, Partai Demokrat, dan kroni Cikeas.

Dugaan hadir, seperti tradisi buka-bukaan para tersangka dan terpidana kasus korupsi lain, saat sudah masuk dalam sel tahanan.

"Boleh jadi Ibas (Edhie Baskoro Yudhoyono)yang saat ini menjabat Sekjen Partai Demokrat, akan menjadi TO (Target Operasi) pertama Anas. Jika ocehan Anas nantinya disertai bukti atau indikasi yang kuat, maka sudah barang tentu pemilih akan menjauh dari Partai Demokrat," katanya.

Implikasinya, partai pimpinan SBY tersebut nantinya hanya akan menjadi penggembira dalam penyelenggaraan pemilihan legislatif (Pileg) dan pemilihan presiden (Pilpres) 2014. (gir/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook