Jadi Wartawan, Dahlan Iskan Benci Tape Recorder

Hukum | Kamis, 11 Juli 2013 - 01:26 WIB

Jadi Wartawan, Dahlan Iskan Benci Tape Recorder
Dahlan Iskan. Foto: swa.co.id

JAKARTA (RP) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan berbagi cerita saat dirinya masih aktif menjadi seorang jurnalis. Hal ini diceritakannya karena salah satu pegawai BUMN bertanya soal beberapa tulisan Dahlan yang dibuat berseri  "Manufacturing Hope".

Dia menilai, Dahlan sangat piawai membuat kata-kata. Ia menyajikannya dengan mudah dimengerti oleh pembaca. "Itu sebenarnya dokrin yang luar biasa sebagai seorang penulis, harus terus latihan menulis dan membaca. Awal-awalnya saya juga mengalami kesulitan, tapi berlatih dan terus berlatih, gak bisa langsung nulis seperti sekarang. Perlu proses lama," urai Dahlan di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (10/7).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Selama menjadi wartawan, Mantan Dirut PLN itu juga mengaku bahwa dirinya membenci tape recorder (alat perekam). Menurutnya, alat itu dapat memicu kerja otak tidak bagus.

"Saya paling benci menggunakan tape recorder, karena yang mengandalkan tape recorder itu akan merusak daya ingatnya. Kalau tape itu diputar kemudian macet atau dimatikan, pasti otaknya juga akan berhenti sampai di situ," terang Dahlan.

Jika tanpa menggunakan tape recorder, mau tidak mau, seorang  jurnalis harus berkonsentrasi penuh saat wawancara nara sumber.

Pria yang baru saja dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa dari IAIN Walisongo ini memberi beberapa tips untuk jurnalis. "Kalau wawancara gak usah nulis sampai panjang, yang ditulis beberapa saja yang penting, seperti angka, nama dan ucapan-ucapan pendek yang khas mencirikan orang itu. Ucapan-ucapan yang lain ditulis berirama mengikuti alur saja. Sebenarnya tidak usah dicatat, itu akan menimbulkan kebaikan bagi wartawan itu sendiri, karena bisa mengasah daya ingat," tutupnya. (chi/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook