Oktober, Jatah BBM Subsidi Diprediksi Habis

Hukum | Minggu, 11 Maret 2012 - 09:33 WIB

Oktober, Jatah BBM Subsidi Diprediksi Habis

JAKARTA (RP) - Tren konsumsi BBM bersubsidi mulai melandai. Data Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menunjukkan, konsumsi BBM bersubsidi selama Februari 2012 turun jika dibandingkan dengan Januari 2012.

Kepala BPH Migas Andy Noorsaman Sommeng mengatakan, sepanjang Februari lalu total konsumsi BBM bersubsidi 3,41 juta kiloliter (kl), turun jika dibandingkan dengan konsumsi periode Januari yang sebesar 3,53 juta kl. "Tahun lalu trennya juga seperti itu, konsumsi Januari tinggi, lalu sedikit turun di Februari," ujarnya kepada Jawa Pos kemarin (10/3).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Andy memerinci, konsumsi BBM bersubsidi pada Februari lalu terdiri atas premium 2,12 juta kl, solar 1,18 juta kl, dan kerosin (minyak tanah) 103,16 ribu kl. Angka tersebut turun jika dibandingkan dengan konsumsi periode Januari, yakni premium 2,22 juta kl, solar 1,20 juta kl, dan kerosin 106,31 ribu kl. "Meski turun dari Januari, masih tetap tinggi," ucapnya.

Namun demikian, jika dibandingkan dengan periode Februari 2011, konsumsi BBM bersubsidi jenis premium dan solar saat ini sudah jauh di atasnya. Sebagai gambaran, pada Februari 2011 konsumsi premium tercatat sebesar 1,80 juta kl dan solar 1,02 juta kl. "Karena itu, kami berharap konsumsi BBM bersubsidi pada bulan-bulan berikutnya tidak terlalu tinggi," katanya.

Sebab, papar Andy, jika konsumsi BBM bersubsidi terus dalam tren tinggi, kuota sebesar 37,5 juta kl yang dipatok dalam APBN 2012 dipastikan jebol. "Kalau kuota BBM subsidi nanti tidak ditambah dan konsumsi masih tetap seperti ini (tinggi, Red), jatah BBM subsidi akan habis pada Oktober 2012," sebutnya.

Karena itu, lanjut Andy, BPH Migas beserta Kementerian ESDM dan Pertamina akan menggencarkan sosialisasi bahwa yang berhak mengonsumsi BBM bersubsidi hanya masyarakat tidak mampu. "Jadi, meski tidak ada aturan pembatasan, kami berharap pemilik mobil pribadi bisa beralih ke BBM nonsubsidi, apalagi jika nanti harga BBM subsidi sudah naik," ujarnya.

Namun, imbauan semacam itu tampaknya tidak akan efektif untuk menekan konsumsi BBM bersubsidi. Pasalnya, pertumbuhan jumlah kendaraan yang selama ini menjadi faktor utama naiknya konsumsi BBM pada 2012 tetap tinggi.

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan, sepanjang Januari 2012 saja total penjualan mobil dari pabrikan ke diler (wholesales) 78.623 unit atau 6,27 persen lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode Januari 2011 yang sebesar 73.987 unit. Adapun penjualan dari diler ke konsumen pada Januari 2012 naik lebih besar, yakni 8,99 persen, dari 69.888 unit pada Januari 2011 menjadi 76.168 unit. (owi/c11/nw)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook