Qoriah Putri Riau Raih Nilai Maksimal

Hukum | Minggu, 10 Juni 2012 - 07:24 WIB

AMBON (RP) -  Para qori dan qoriah Riau sudah selesai bertanding di helat Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) Nasional di Kota Ambon Provinsi Maluku. Berdasar jadwal, Sabtu (9/6) kemarin qoriah putri untuk tilawah anak-anak sudah selesai bertanding dan dapat hasil maksimal dengan nilai 89. Selain tilawah anak-anak putri, hafiz Alquran satu juz anak-anak juga sudah tampil maksimal. Pada hafalan Alquran satu juz ini, Asisten II Pemprov Riau, H Emrizal Pakis menyaksikan langsung. ‘’Kami sempat menitikkan air mata, selain bacaan bagus juga sudah berjuang maksimal untuk Riau. Kita optimis Dalimanul Hakim dapat predikat baik,’’ jelas Emrizal Pakis di aula Muhammadiyah Ambon.

Qori dan qoriah dari cabang kaligrafi atau naskah juga telah dilaksanakan pertandingannya di Gelanggang Olahraga (GOR) IAIN. Kemudian M2IQ putra putri di Aula UKIM. Jadwal Ahad (10/6) ini, akan dipertandingkan hafiz satu juz Alquran putri di Aula Muhammadiyah, kaligrafi hiasan putra putri di GOR IAIN dan tafsir Alquran Bahasa Indonesia putra di Masjid Al-Fatah. Juga tartil Alquran putra dan putri dan canet putra dan putri.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

‘’Yang paling padat itu jadwal Senin. Hampir setengah peserta ikut bertanding. Jadi Rabu para qori dan qoriah kita sudah selesai bertanding,’’ jelas Ketua Rombongan Kafilah Riau, Edi Satria. Stan pameran Provinsi Riau yang diwakili Kabupaten Bengkalis dapat sambutan hangat dari warga Maluku. Salah satu produk andalan adalah makanan khas Bengkalis berupa lempuk durian, dodol nenas, manisan (halua) dari pepaya da lain sebagainya. ‘’Kerajinan juga ada peminatnya,’’ kata staf BPPT, Pemkab Bengkalis Munira.

Salah seorang pengunjung stan Riau, Abdul Hamid, yang juga pegawai di Dinas Perhubungan Kabupaten Tual mengatakan, makanan khas daerah di stan Riau sangat menarik. Terutama lempuk durian. ‘’Di tempat kami ada juga seperti itu tapi belum dikemas dengan baik seperti ini,’’ ujar Hamid. Pengunjung juga jadi belajar membuat manisan dari pepaya atau betik. ‘’Pepaya kalau daerah kami hanya untuk sayur, bukan untuk manisan,’’ tuturnya.(esi)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook