PWI Anugerahi Presiden SBY Sahabat Pers

Hukum | Senin, 10 Februari 2014 - 07:47 WIB

BENGKULU (RIAUPOS.CO)- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berterima kasih karena dianugerahi gelar Sahabat Pers dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pada acara puncak Hari Pers Nasional ke-68 di Benteng Marlborough, Bengkulu, Ahad (9/2).

Ia mengaku bahagia dan berjanji akan terus menjadi sahabat pers.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Dalam sambutannya, SBY kembali curhat tentang dirinya yang merasa sering didzolimi oleh media.

Selama 10 tahun masa jabatannya, ia merasa pers sering sinis dan kurang bersahabat padanya dan keluarga.

‘’Pers sering cynical dan kurang bersahabat. Tiada hari tanpa pergunjingan dan kritikan tentang saya dan keluarga,’’ katanya.

SBY sendiri pernah beberapa kali mengeluhkan hal yang sama. Pada Oktober tahun lalu misalnya, ia mengatakan sering digebuki oleh pers dalam sambutannya saat temu kader Partai Demokrat.

Kendati demikian, lanjutnya, situasi tersebut justru membuatnya bertahan. Ia mengaku di balik setiap kritikan pers ada jasa pers yang begitu besar. Sebab dengan kritikan tersebut, ia bisa selalu instropeksi diri.

Selain itu, kondisi tersebut pun dapat dijadikannya sebagai ajang pembuktian diri untuk tidak menyalahgunakan kekuasaan yang ia miliki.

Sebab menurutnya, masih banyak penguasa yang masih menggunakan kekuasaannya untuk menekan pers jika tak suka dengan pemberitaan tentangnya.

Terkait penghargaan Sahabat Pers, Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Margiono mengatakan, masyarakat pers memberikan penghargaan istimewa yang tulus. ‘’Bapak SBY kami angkat sebagai Sahabat Pers,’’ kata Margiono

Apresiasi dengan penyematan ‘sahabat pers’ menurut Margiono diberikan karena kepedulian SBY terhadap pers nasional. Ini diberikan sebagai kado jelang masa akhir kepemimpinan Kabinet Indonesia Bersatu II.

‘’Peringatan pers tahun ini istimewa, karena terakhir kali dihadiri Pak SBY sebagai presiden. Untuk itu, kami masyarakat pers dan masyarakat Bengkulu mohon kado istimewa untuk masyarakat pers serta Bengkulu,’’ kata dia.

Margiono juga berguyon soal posisi SBY setelah menyelesaikan tugasnya usai Pemilu. SBY menurut Margiono cocok menjadi pemimpin redaksi. Kemampuan SBY dalam tulis menulis tidak perlu diragukan.

‘’Bapak SBY sudah teruji, banyak karya-karya tulisannya tercetak dan bahasanya juga cair daripada jurnalis,’’ tuturnya.

Acara puncak HPN 2014 sendiri dihadiri oleh beberapa Menteri Kabinet Bersatu Jilid II dan beberapa kader Partai Demokrat.

Terlihat Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Radjasa, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh, Dino Patti Djalal, dan beberapa orang lainnya datang bersama rombongan presiden.

Ditemui usai acara, Mendikbud mengatakan dari beberapa kali ia menghadiri perayaan HPN, tahun ini merupakan perayaan paling berkesan.

Pasalnya, acara HPN kali ini diselenggarakan di salah satu peninggalan sejarah, yakni benteng Malborough, Bengkulu.    

Kesempatan ini, menurutnya, dapat sekaligus mengingatkan masyarakat bahwa Indonesia memiliki peninggalan sejarah yang sangat banyak.

‘’Sehingga masyarakat ingat untuk kembali melestarikan peninggalan sejarah yang ada. Sebab salah satu kunci untuk maju adalah dengan mengingat sejarah,’’ ungkapnya.(mia/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook