KONTRAS: ADA KEKUATAN BESAR

Penembakan di AcehTerkait Pemilukada

Hukum | Selasa, 10 Januari 2012 - 09:14 WIB

JAKARTA (RP) - Teka-teki motif maraknya aksi penembakan di Aceh mulai menemukan titik terang. Panglima TNI Jenderal Agus Suhartono menyebut Pemilukada ada di balik semua penyerangan itu makin menguat.

Tidak hanya itu, dia juga menyebut kalau di Aceh masih banyak senjata api yang beredar dan rawan disalahgunakan.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Kepastian itu disampaikan Panglima TNI kemarin di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Kemenkopolhukam), Senin (9/1) kemarin.

Namun, Agus menyatakan sebelum ada informasi akurat, pihaknya tetap mengikuti pernyataan Kapolri terlebih dahulu. “Bahwa itu kriminal murni. Tetapi, akan terus kami ikuti perkembangannya,” ujarnya.

Sambil menunggu kepastian itu, dia menyebut kalau TNI akan melakukan back-up terhadap korps Bhayangkara. Dukungan itu dalam bentuk kegiatan untuk mengeliminir beredarnya senjata api di Aceh.

Mulai kegiatan deteksi dini hingga patroli rutin. Harapannya, semua senjata yang beredar bisa ditemukan.

Sayang, mantan Pangarmatim itu tidak tahu pasti berapa besar kekuatan lawan termasuk jumlah senjata api yang beredar. Satu kepastian yang dia sampaikan adalah kecil oknum TNI terlibat dalam penembakan.

“Kami selalu memeriksa gudang senjata, kalau TNI sepertinya tidak. Semua dari luar,” imbuhnya.

Panglima juga enggan menyebut jika pelaku adalah sisa-sisa dari gerakan separatis Aceh merdeka. Menurut Agus, di Bumi Serambi Mekah sudah tidak ada lagi gerakan separatis. Yang ada, hanya kelompok-kelompok bersenjata dan tidak memiliki hubungan dengan gerakan separatis.

Di bagian lain, sikap pemerintah yang kukuh bahwa penembakan Aceh kriminal murni disayangkan jaringan LSM. Sikap itu justru akan memicu lebih banyak kasus penembakan.

 “Kalau Menkopolhukam atau Panglima TNI memberi pernyataan itu (kriminal murni) untuk menanggapi kami, jelas reaksioner sekali,” ujar Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan Haris Azhar, Senin (9/1).

Hasil investigasi di Aceh oleh tim Kontras memang menyimpulkan penembakan yang terjadi berturut-turut itu terkait politik jelang Pemilukada Aceh.

Kontras juga menyebut ada sebuah kekuatan besar terorganisir yang mendalangi aksi itu. Dalam rapat di kantor Kementerian Politik Hukum dan Keamanan kemarin petang , Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono membantah TNI terlibat dalam aksi itu.

“Kami tidak sebut TNI, tapi ada pihak yang punya kekuatan dan memainkan penembakan ini,” kata Haris. Kesimpulan Kontras, kata dia, dibangun dari fakta.

“Penembakan di lokasi yang berdekatan, terjadi dalam tempo berurutan, dan modusnya hit and run (tembak lari),” katanya.

Alumnus Universitas Essex, Inggris itu menilai sikap pemerintah terlalu dini. “Apakah Menkopolhukam dan Panglima TNI turun ke lapangan mengecek laporan anak buahnya. Ini terburu-buru kalau belum bekerja sudah apriori dulu,” kata Haris.

Kontras yang didirikan almarhum Munir akan terus melakukan pemantauan di Aceh. “Kami yakin ini semua sudah ada skenario. Kalau TNI dan Polri membantahnya maka tugas mereka untuk menangkap pelaku dan mengumumkan motifnya,” kata Haris.(dim/ila)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook