MATARAM (RP) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh mengatakan pendekatan kurikulum 2013 untuk jenjang sekolah dasar (SD) dan sederajat menggunakan metode tematik integratif bukanlah hal yang baru di dunia pendidikan saat ini. Karena sudah banyak sekolah yang menerapkannya.
Hal ini disampaikan langsung oleh Mendikbud saat memberikan pengantar uji publik kurikulum 2013 di Universitas Mataram, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (8/12). Mantan menteri komunikasi dan informasi itu menegaskan bahwa sebenarnya sudah banyak sekolah yang menerapkan metode ini. Karena dianggap berhasil, kemudian pemerintah mengadopsi dan berencana menerapkannya secara nasional.
“Jadi ini (tematik integratif) bukan sesuatu yang baru,” kata Nuh di hadapan Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi dan 500 orang peserta uji publik yang berasal dari berbagai kalangan.
Nuh menjelaskan dengan metode ini peserta didik diajak untuk berpikir secara terpadu. Misalnya, tema ‘diriku’ untuk kelas 1 SD. Siswa dikenalkan siapa dan seperti apa dia. Di situ terdapat karakter jujur, tertib, disiplin, dan bersih termasuk cinta lingkungan.
“Dari tema ini ada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Matematika, dan IPA. Anak bisa melihat sesuatu yang utuh,” katanya.
Contoh lain adalah tentang air yang mengalir dapat menjadi generator untuk menghasilkan listrik (IPA). Nyala listrik dapat menerangi rumah-rumah, sehingga kehidupan sosial lebih bagus (IPS). “Itu pelajaran yang menarik karena cerita tentang kehidupan keseharian,” kata Menteri Nuh.
Secara umum, elemen perubahan kurikulum untuk jenjang sekolah dasar adalah holistik integratif berfokus pada alam, sosial, dan budaya. Pembelajaran menggunakan pendekatan sains.
Perubahan lainnya adalah jumlah mata pelajaran dikurangi dari sepuluh menjadi enam. Kemudian, dengan adanya perubahan pendekatan pembelajaran maka ada penambahan sebanyak empat jam pelajaran per minggu. (Fat/jpnn)