Politisi Demokrat Anggap Laporan Dahlan Menyakitkan

Hukum | Jumat, 09 November 2012 - 22:10 WIB

JAKARTA (RP) – Anggota Komisi XI DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Achsanul Qosasi, membantah tudingan bahwa dirinya melakukan pemerasan terhadap direksi PT Merpati Nusantara Airlines (MNA). Ia justru menganggap informasi soal pemerasan yang menyeret inisial namanya itu sangat menyakitkan.

Menurut Achsanul, sebelum rapat Panitia Kerja (Panja) Komisi XI DPR dengan Merpati beberapa bulan lalu, memang ada diskusi kecil di ruang Pimpinan Komisi XI yang membidangi keuangan dan perbankan itu. Di dalam ruangan itu ada Direktur Utama Merpati, Rudy Setyopurnomo dan dua direksi lain. Selain itu ada sekitar 10 hingga 15 Anggota Komisi XI.  

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

"Itu hanya membicarakan soal business plan Merpati. Diskusi itu hanya diskusi biasa, tidak ada pemerasan. Benar-benar menyakitkan kita itu kalau kita bicara pemerasan," kata Achsanul saat memberikan keterangan pers di gedung parlemen, di Jakarta, Jumat (9/11).

Politisi Partai Demokrat itu merasa sudah mendapatkan vonis secara sosial dan politik dari masyarakat karena namanya diseret-seret terlibat dugaan pemerasan itu. “Tapi, ya saya harus jelaskan. Ini bagian dari pembelajaran pendewasaan politik saya. Saya harus hadapi ini,” katanya.

Namun Achsanul menegaskan bahwa dirinya tidak dalam posisi melawan Menteri BUMN Dahlan Iskan. Bahkan, dia mengaku tidak akan menggugat balik. “Biarkan ini berjalan, biarkan rakyat yang menilai, dan kita lihat saja nanti seperti apa perkembangannya,” katanya.

Meski demikian dia tetap meminta Dahlan membuktikan tudingannya tersebut. Bahkan Achsanul mendorong Dahlan Iskan lapor penegak hukum, baik Kepolisian, Kejaksaan Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi bila memang ada pemerasan. “Sehingga tidak ada lagi fitnah-fitnah,” tegasnya.

Seperti diketahui setelah memenuhi undangan Badan Kehormatan DPR, Senin (5/11) dan menyerahkan dua nama dari tiga peristiwa dugaan pemerasan BUMN, Dahlan kembali mengirim surat tertulis kepada badan yang mengurus etik DPR itu, Rabu (7/11). Dalam surat itu Dahlan menjelaskan kronologis dugaan pemerasan salah satu BUMN, beserta inisial lima nama oknum Anggota DPR terkait di dalamnya.

 

Inisial oknum DPR beredar ke publik, kendati belum bisa dipastikan apakah memang benar ini yang dikirim Dahlan ke BK. Inisial nama-nama itu adalah AQ, ATP, LM dari Fraksi Partai Demokrat. MIEQ dari Fraksi PAN dan IGARW dari Fraksi PDIP. (boy/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook