KPK Teken Sprindik Tersangka Baru Kasus Korupsi e-KTP

Hukum | Jumat, 09 Agustus 2019 - 11:11 WIB

KPK Teken Sprindik Tersangka Baru Kasus Korupsi e-KTP
Ketua KPK Agus Rahardjo (Dery Ridwansah/ JawaPos.com)

JAKARTA (RIAUPOS.CO)  – Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo telah menandatangani surat perintah penyidikan (sprindik) kasus korupsi kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP). Dalam kasus ini, lembaga antirasuah akan segera mengumumkan tersangka baru.

“Sudah ada, nanti diumumkan. Sprindiknya sudah saya tandatangani,” kata Agus di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (9/8).


KPK sebelumnya telah menetapkan politisi Partai Golkar, Markus Nari sebagai tersangka kasus dugaan korupsi proyek e-KTP pada Juli 2017 lalu. Markus diduga secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri, atau orang lain atau suatu korporasi dalam pengadaan paket e-KTP tahun 2011-2013 yang merugikan keuangan negara Rp2,3 triliun dari total anggaran Rp5,9 triliun.

Markus diduga berperan memuluskan pembahasan dan penambahan anggaran proyek e-KTP di DPR. Berdasar fakta persidangan, Markus bersama sejumlah pihak lain meminta uang kepada Irman sebanyak Rp 5 miliar pada 2012. KPK menduga, dari Rp 5 miliar yang dimintanya Markus telah menerima uang sebesar Rp 4 miliar. Uang ini diduga untuk memuluskan pembahasan anggaran perpanjangan proyek e-KTP tahun 2013 sebesar Rp1,49 triliun.

Kasus dugaan korupsi proyek e-KTP ini merupakan kasus kedua yang menjerat Markus. Sebelumnya, Markus telah menyandang status tersangka kasus dugaan menghalangi, merintangi, atau menggagalkan penyidikan dan penuntutan perkara e-KTP yang dilakukan KPK.

Terkait korupsi e-KTP, KPK telah menjerat delapan orang, termasuk Markus Nari. Tujuh orang lainnya yang sudah dijerat KPK, yakni, dua pejabat Kemdagri, Irman, dan Sugiharto; bos Quadra Solution Anang Sugiana Sudihardjo; pengusaha pengatur tender proyek e-KTP, Andi Agustinus alias Andi Narogong.

Selain itu juga mantan Ketua DPR sekaligus mantan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto dan keponakannya Irvanto Hendra Pambudi Cahyo, serta pengusaha Made Oka Masagung. Saat ini, tinggal Markus Nari yang masih dalam proses penyidikan KPK, sementara tujuh orang lainnya sudah divonis bersalah dan sedang menjalani masa hukuman.

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwir









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook