Mundur, Andi Langsung Pindah

Hukum | Sabtu, 08 Desember 2012 - 09:16 WIB

Mundur, Andi Langsung Pindah
MENGUNDURKAN DIRI: Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng melambaikan tangan ke arah wartawan usai mengumumkan pengunduran dirinya dari Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II di Kantor Kemenpora, Jumat (7/12/2012). foto:bay ismoyoundo/afp

JAKARTA (RP) - Menjadi tersangka kasus Hambalang memaksa Andi Mallarangeng mundur dari kursi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Kabinet Indonesia Bersatu jilid kedua, Jumat (7/12).

Mantan juru bicara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini langsung meninggalkan semua fasilitas yang diterimanya selama ini sebagai menteri.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Andi menemui langsung Presiden SBY di Istana Merdeka untuk menyampaikan surat pengunduran diri, Jumat (7/12) pagi. ‘’Saya menjelaskan kepada beliau mengenai situasi yang terkait dengan saya. Beliau memahami penjelasan saya serta menerima pengunduran diri tersebut,’’ ucap Andi saat konferensi pers di Kantor Kemenpora usai bertemu Presiden SBY.  

Setelah konferensi pers dan Salat Jumat di Kemenpora, pria asal Makassar ini berpamitan dengan bawahannya. Mulai dari deputi hingga tukang sapu.

Selanjutnya, Andi mengemasi barang di ruang kerjanya dan pulang ke rumah pribadi dengan Toyota Camry miliknya, bukan mobil dinas.

Bahkan malam tadi, rumah dinasnya di Jalan Widya Candra, Jakarta Selatan pun mulai dikosongkan. Barang-barang tersebut dibawa ke rumahnya di kawasan Cipayung, Jakarta Timur.

Andi mengaku belum menerima surat penetapan tersangka dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Meski begitu, dia memilih mundur karena ingin proses hukum berjalan dengan baik. Andi juga tidak ingin menjadi beban pemerintahan SBY.

‘’Roda pemerintahan tetap harus berjalan dengan baik. Saya tidak mungkin lagi menjalankan tugas-tugas saya sebagai menteri dengan efektif,’’ ungkapnya.

‘’Mulai besok (hari ini, red) saya akan berkonsentrasi untuk mempersiapkan diri mengikuti proses hukum,’’ sambung Andi.

Selain mundur sebagai menteri, pria 49 tahun itu juga menanggalkan posisi sebagai Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat. Meski begitu, ia tetap menjadi anggota partai berlambang mercy itu.

Setelah konferensi pers, Andi tidak lagi mau memberikan komentar. Dia masih sempat melakukan Salat Jumat di masjid Kemenpora.

Setelah itu Andi melakukan pertemuan terbatas dengan pejabat eselon satu dan dua. Dalam pertemuan tersebut, menurut Kabag Humas Menpora Ahmad Arsani, Andi menyatakan ingin istirahat terlebih dahulu.

‘’Beliau bilang ingin istirahat. Ingin memantau pemberitaan dahulu sambil mempersiapkan untuk proses hukum,’’ ujarnya.

Kepala Biro Hukum dan Humas Menpora Amar Ahmad mengungkapkan, pengosongan rumah dinas dilakukan malam tadi. Menurutnya, Andi akan menghabiskan waktu bersama keluarga selain mempersiapkan diri untuk proses hukum.

‘’Jangka pendek belum ada rencana. Mungkin beberapa waktu ke depan bisa saja liburan. Pak Andi hobinya memancing dan main tenis,’’ katanya.

Menko Kesra Isi Kursi Andi

Sementara itu, kursi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) yang dijabat Andi Mallarangeng kini lowong tanpa pejabat definitif. Siapa penggantinya? Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) belum menetapkannya.

SBY hanya menunjuk Menko Kesra Agung Laksono sebagai pelaksana tugas.

‘’Sebelum saya mengangkat Menpora yang definitif, untuk sementara saya tugasi Menko Kesra,’’ kata SBY di Kantor Presiden, Jumat (7/12).

Pengunduran diri Andi itu disampaikan kepada SBY di Kantor Presiden, kemarin, sebelum dirinya menyampaikan secara terbuka kepada publik di kantor Kemenpora. Selain SBY, saat itu hadir juga Wapres Boediono, Mensesneg Sudi Silalahi, dan Seskab Dipo Alam.

SBY sepertinya tidak punya pilihan selain menyetujui pengunduran diri mantan juru bicaranya itu dari kursi menteri. Secara lisan dan tulisan, Andi menyatakan alasan status cegah yang disandangnya kini membuat tidak efektif dalam mengemban tugas sebagai Menpora.

Andi juga tidak ingin mengganggu kinerja Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid dua, membebani presiden, dan ingin konsentrasi menghadapi masalah hukumnya.

Pengunduran diri dengan alasan yang disampaikan Andi itu mendapat apresiasi.

‘’Saya kira contoh yang baik atas tanggung jawab dari seseorang ketika menghadapi permasalahan hukum dan manakala tetap pada posisinya akan mengganggu pelaksanaan tugas,’’ katanya.

Jumat (7/12) petang, SBY menggelar rapat terbatas. Salah satu bahasannya adalah pengganti Andi di kursi Menpora.

‘’Tahap ini beliau (Presiden, red) sedang mencari orang yang tepat. Pasti itu, as soon as possible,’’ kata Menko Polhukam Djoko Suyanto.

Namun dia mengaku belum ada rekomendasi nama-nama yang muncul dalam rapat tersebut. Djoko juga belum memastikan kapan Menpora yang baru akan diumumkan.

‘’Waktunya relatif, tapi beliau pasti sudah bisa menimbang seberapa penting harus diisi. Beliau menganggap penting,’’ terangnya.

Mantan Panglima TNI itu mengakui jika mundurnya Andi bisa berpengaruh pada kabinet. Namun Presiden sudah mengingatkan untuk bekerja seperti biasa, meneruskan program yang sudah berjalan. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengaku prihatin dengan yang dialami rekannya di kabinet itu. Secara tegas, Jero menilai Andi tidak bersalah. ‘’Dalam hal ini, dia (hanya, red) korban,’’ ujarnya.

Sebab ia mengaku kenal Andi Mallarangeng sebagai orang yang baik. Selain satu partai, Dia juga dekat dengan Andi sebagai sahabat.

Meski begitu, Jero menyerahkan sepenuhnya kasus ini kepada aturan hukum yang berlaku. ‘’Dia orang baik, sahabat yang baik, tapi karena ini masalah hukum, ya kita serahkan ke jalur hukum,’’ sebutnya.

Anggota Dewan Kehormatan Partai Demokrat ini mengapresiasi langkah Andi Malarangeng yang mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Menpora, sekaligus pengurus Partai Demokrat.

‘’Pak Andi itu tidak diminta mundur, tapi dengan sendirinya mengundurkan diri,’’ tegasnya.

Terkait kasus itu, Jero meminta semua menteri, termasuk dirinya agar lebih berhati-hati dalam membuat kebijakan.

‘’Ke depan harus lebih berhati-hati, karena Menteri itu membuat kebijakan, sementara detail kontrak dijalankan di bawah. Tidak tahu bagaimana. Nah itu yang bahaya,’’ ungkapnya.

Menurut mantan Menteri Pariwisata ini, seorang Menteri biasanya memang tidak tahu detil sebuah kontrak proyek. Itu karena kesibukan seorang menteri sehingga tidak bisa terlibat secara langsung.

‘’Biarpun ada koordinasi, tapi tetap saja tidak tahu detilnya di lapangan. Jadi mestinya (kasus, red) itu kesalahan di bawah,’’ lanjutnya.

Sementara itu, suara-suara mengenai pengisi kursi Menpora mulai bermuculan. Anggota Dewan Pembina PD Ahmad Mubarok menyatakan sempat menyinggung sejumlah nama yang sempat beredar menjadi calon Menpora.

Di antaranya, dua politisi Demokrat Ramadhan Pohan dan Chotibul Umam Wiranu. ‘’Tapi, sekali lagi semua hak prerogatif Presiden,’’ tegasnya.

Pembahasan, lanjut dia, baru akan dilakukan untuk posisi Sekretaris Dewan Pembina yang juga ditinggal Andi. Menurut dia, rapat bersama jajaran dewan pembina akan segera diagendakan. Dari 29 nama di institusi yang diketuai SBY itu, dia menilai, salah satu nantinya bisa ditunjuk. ‘’Nanti kita bareng rapat dengan Pak SBY,’’ kata Mubarok.

PDIP Tak Tertarik Jabatan Menpora

Di bagian lain, sebagai partai non pemerintahan, PDIP memastikan tidak akan merubah sikapnya. Sekalipun ditawari, partai pimpinan Megawati Soekarno Putri itu memilih tetap sepenuhnya mengontrol pemerintahan dari luar.

‘’Saya kira PDIP pada posisi yang tidak bisa dilamar-lamar pada jabatan Menpora,’’ kata Sekjen DPP PDIP Tjahjo Kumolo di Jakarta, Jumat (7/12). Dia menduga Presiden SBY akan mencari pengganti dari kalangan kader Partai Demokrat.

‘’Andi Mallarangeng itu kan kader Demokrat (Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat, red). Jadi, saya kira penggantinya juga dari anggota Demokrat,’’ kata Tjahjo.

Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari menyampaikan beberapa spekulasi Menpora baru. Kalau presiden tetap mengambil kadernya di Demokrat, maka peluangnya adalah Wasekjen DPP Partai Demokrat Ramadhan Pohan dan Ketua Komisi III DPR Gede Pasek Suardika.

Dalam struktur DPP Partai Demokrat, Pasek juga menjadi Ketua Departemen Pemuda dan Olahrga. ‘’Keduanya orang muda yang sering tampil,’’ kata Qodari.

Kalau SBY mau memperkuat koalisi, lanjut Qodari, pilihannya adalah Sekjen Partai Golkar Idrus Marham. Bila ingin merangkul kelompok oposisi, maka ada Ketua DPP PDIP Bidang Politik dan Hubungan Antar Lembaga yang juga Ketua Fraksi PDIP di DPR Puan Maharani. Selain itu ada juga Ketua DPP PDIP Bidang Pemuda dan Olahraga Maruarar Sirait.

Dari Partai Gerindra juga ada alternatif seperti Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon dan Sekjen DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani.

‘’Intinya SBY akan mencari orang muda dan berpengalaman dalam organisasi kepemudaan dan olahraga,’’ tegas Qodari.

Pada bagian lain, Wakil Ketua Fraksi PKS di DPR Sohibul Iman mengapresiasi kinerja KPK yang telah menetapkan Andi Malaranggeng sebagai tersangka. Menurut dia, keputusan KPK ini menjadi sejarah baru dalam catatan pemberantasan korupsi di Indonesia.

‘’KPK telah menunjukkan petinggi partai dan menteri aktif pun bisa diproses. Kami berharap ini akan dapat memberikan efek jera bagi pejabat publik yang merasa memiliki tameng kekuasaan untuk tidak bermain-main dengan korupsi,’’ katanya.

Sohibul juga mengapresiasi Andi Malaranggeng yang memilih mundur begitu ditetapkan menjadi tersangka kasus Hambalang itu. Menurut dia, pengunduran diri di saat menjadi tersangka merupakan bentuk tanggung jawab yang sangat tinggi dalam sistem demokrasi. (fal/wir/dyn/aam/ca/ila)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook