SURABAYA (RP) - Upaya Pemkot Surabaya menutup lokalisasi Dolly mendapat angin segar. Sebab, warga Putat Jaya melarang beroperasinya lokalisasi Dolly mulai 7 Juli hingga 10 Agustus untuk menghormati Ramadan. Hal tersebut menjadi salah satu indikator bahwa warga mulai bisa menerima penutupan lokalisasi terbesar se-Surabaya itu secara total.
Menurut pantauan Jawa Pos, Minggu (7/7) tidak terlihat ada wisma yang beroperasi di Gang Dolly atau Jarak. Di seputar lokalisasi tersebut juga terpampang pengumuman yang bertulisan tutup mulai 7 Juli sampai 10 Agustus. Pengumuman itu menandakan lokalisasi Dolly nonaktif sepanjang Ramadan.
Sekjen Forum Komunikasi Masyarakat Lokalisasi (FKML) Syafiq Mudhahir mengakui, sebenarnya warga Putat Jaya RW III, VI, X, XI, dan XII yang menutup sendiri lokalisasi tersebut. Bukan petugas kecamatan atau satpol PP yang selama beberapa tahun ini menutup lokalisasi itu. "Kami sendiri yang menutup," katanya.
Menurut Syafiq, warga memasang ratusan pengumuman tanda lokalisasi tersebut tutup pada Minggu dini hari (7/7). Malam Minggu lalu (6/7) merupakan hari terakhir beroperasi sebelum puasa tiba.
Selain ingin menghormati Ramadan, lanjut dia, penutupan lokalisasi oleh warga itu menunjukkan keinginan warga untuk menutup lokalisasi secara total. Tetapi, ada berbagai syarat yang harus terpenuhi.
Menurut dia, warga sebenarnya membutuhkan waktu untuk persiapan penutupan. Itu diperlukan karena warga sangat bergantung secara ekonomi pada lokalisasi tersebut.
Syafiq mengakui, warga memang tidak mendapat uang dari lokalisasi tersebut. Tetapi, berbagai kebutuhan pengunjung dan "warga lokalisasi" itu disediakan warga Putat Jaya. "Ada nilai ekonomisnya," ujarnya.
Sementara itu, Camat Sawahan Muslich Hariandi mengakui bahwa tahun ini warga meminta untuk menutup sendiri lokalisasi. Dia menceritakan, warga secara terorganisasi bersepakat untuk menutup lokalisasi selama Ramadan.
Penutupan tersebut, lanjut dia, merupakan langkah baik yang dilakukan warga Putat Jaya. Dia menambahkan, itu menjadi salah satu penilaian respons warga untuk menutup lokalisasi secara total. "Warga memiliki kesadaran yang baik dan mungkin perlu ditingkatkan," papar mantan Sekcam Sawahan tersebut.
Sebelumnya, pemkot mendata PSK menjelang Ramadan. Pendataan tersebut dibutuhkan untuk mengantisipasi PSK baru dan memantapkan penutupan Dolly yang direncanakan pada 2014. (idr/c6/diq)