JAKARTA (RP) - Ramainya pemberitaan kasus kriminalisasi Kompol Novel Baswedan bisa menjadi sumber banyak penyakit. Itu kata Ari Fahrial Syam, praktisi klinis yang juga staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI). Kok bisa?
Ari menjelaskan, peristiwa upaya penangkapan seorang polisi penyidik KPK di kantor KPK oleh aparat kepolisian telah mencetuskan kemarahan sebagian masyarakat dan kondisi ini menjadi konsumsi media dan secara terus menerus menjadi berita yang menarik.
Berbagai analisis pengamat yang menurut Ari disertai hujatan dan tudingan-tudingan negatif. Seperti misalnya isu pertikaian KPK-Polisi sengaja dihembuskan untuk menutup kasus –kasus terdahulu yaitu kasus Hambalang atau Century.
I"nformasi yang kita terima dari media membuat wibawa polisi menjadi jatuh, pesan-pesan negatif yang diterima masyarakat ini akan mencetuskan masyarakat juga berpikir negatif. Kita bisa lihat bahwa pernyataan-pernyataan yang muncul menanggapi pertikaian ini isinya hanya negative thinking," ujar Ari kepada wartawan, Minggu (7/10).
Namun diakui juga, klarifikasi yang disampaikan pihak kepolisian juga belum menyakinkan sehingga masyarakat dipaksa untuk berpikir negatif. Virus negative thinking terus disebarkan ditengah masyarakat.
"Sebagai seorang dokter saya hanya meminta agar pemimpin negara ini untuk menghentikan pertikaian ini. Penghentian pertikaian lembaga pemerintah apalagi antara lembaga penegak hukum akan membawa kebaikan bagi suasana hati bangsa ini. Harus ada pernyataan dari pimpinan bangsa ini agar kita menghentikan penyebaran virus negative thinking ini," ulasnya.
Masyarakat harus menghilangkan atau menghindarkan pikiran negatif. "Ganti pikiran-pikiran negatif dengan pikiran positif agar kita sehat," cetusnya.
Dikatakan, berpikir negatif bisa menjadi sumber berbagai macam penyakit. Masyarakat harus diingatkan akan hal ini dan kembali untuk berpikir positif. Berbagai penelitian, lanjutnya, telah membuktikan adanya hubungan faktor psikis dengan sistim neuroendokrin dan daya tahan tubuh seseorang.
"Seseorang yang selalu berpikir positif maka otaknya akan memberikan pesan-pesan positif bagi organ tubuh lain. Daya tahan tubuhnya kan lebih baik dan mereka tidak mudah mengalami infeksi. Sebaliknya kalau kita selalu mendapat pesan dan selalu berpikir negatif maka daya tahan tubuh kita juga akan menurun sistim neruoendokrin kita juga akan terganggu dan akhirnya kualitas hidup kita juga akan menurun. Masyarakat harus selalu disuguhi berita-berita agar mereka selalu berpikir positif," harapnya.
"Positive thinking akan meningkatkan daya tahan tubuh seseorang, akan meningkatkan kualitas hidup seseorang," sambungnya lagi. (sam/jpnn)