JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Labora Sitorus buat berita lagi. Setelah sebelumnya sempat menghebohkan seantero Indonesia atas kasus pencucian uang dan pembalakan liar di Papua, kini mantan polisi itu kembali menghiasi media massa. Labora kabur saat akan dieksekusi oleh petugas.
Labora diketahui kabur ketika ingin dijemput petugas yang terdiri atas TNI, Polri dan tim dari Kemenkum HAM di rumahnya, Kelurahan Tampa Garam, Sorong, Papua Barat. Kesempatan kabur Labora terjadi ketika para petugas mendapatkan perlawanan dari sejumlah orang yang berusaha melindunginya.
Satgas Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM, tidak berhasil melakukan penjemputan. "Saat petugas berhasil masuk ke rumahnya, yang bersangkutan sudah tidak ada di tempat," kata Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS) I Wayan Dusak, Jumat (4/3).
Wayan menuturkan, operasi penjemputan Labora sudah dilakukan sejak Jumat pagi sekitar pukul 06.00 WIB. Saat itu, petugas yang terdiri atas TNI, Polri dan tim dari Kemenkum HAM mendapat perlawanan dari sejumlah orang yang berusaha melindungi Labora.
Menurut Wayan, baru pada pukul 09.00, tim gabungan berhasil masuk ke rumah Labora. Wayan mengatakan, kondisi lingkungan di sekitar rumah tersebut memudahkan Labora untuk melarikan diri. Salah satunya, lahan terbuka di sekitar rumah Labora yang cukup luas.
"Selain itu, tiga pintu yang dijadikan akses keluar masuk, ditutup dengan kendaraan-kendaraan besar, seperti kontainer," tutur Wayan Dusak.
Namun, keberhasilan Labora kabur ini langsung mendapatkan kritikan dari anggota DPR RI. Bahkan, seperti yang disampaikan Ruhut Sitompul, kegagalan eksekusi itu merupakan kegagalan Dirjen PAS sehingga selayaknya mengajukan pengunduran diri.