SURABAYA (RIAUPOS.CO) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengawasi langsung pelaksanaan program jaminan kesehatan nasional (JKN) di RSUD dr Soetomo, Sabtu (4/12). Presiden SBY beranggapan masih ada kekurangan dalam pelaksanaan JKN di beberapa daerah. Karena itu, perlu ada penyempurnaan.
SBY berkunjung ke RSUD dr Soetomo didampingi Ani Yudhoyono sekitar pukul 13.45 WIB. Dalam rombongan presiden terlihat Mendikbud M. Nuh, Menpora Roy Suryo, Gubernur Jatim Soekarwo dan Nina Karwo, serta Ketua Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Fahmi Idris.
Di RSUD Soetomo, SBY meninjau pelayanan di Instalasi Rawat Darurat (IRD). Di loket IRD, SBY melihat satu per satu bentuk pelayanan yang diberikan Soetomo kepada pasien. Misalnya, di triage, kamar bedah, ruang resusitasi, dan sempat meninjau alat baru yang merupakan bantuan dari Kemenkes CT Scan 28 Slices.
SBY juga menyempatkan diri untuk menyapa beberapa pasien. “Sakit apa ini, yang sabar ya pak?” ucapnya kepada seorang pasien yang sedang menunggu layanan. Sabtu kemarin, memang cukup banyak pasien yang berobat ke Soetomo. “Pasien di sini itu banyak pak. Sehari ada 300 orang ke IRD. Kami ini diinstruksikan gubernur tidak boleh menolak pasien,” jelas Dodo Anondo, direktur RSUD dr Soetomo yang mendampingi presiden.
Mendengar penjelasan Dodo, SBY hanya mengangguk-angguk. SBY mengatakan, kunjungannya ke Surabaya karena ingin melihat pelayanan di RSUD dr Soetomo dan puskesmas Pucang. “Saya cek di puskesmas terus kesini. Ternyata transisi BPJS berjalan baik,” ujarnya. Barangkali, kata SBY, kekurangan masih ada di sana sini, tapi hal itu dianggap wajar karena BPJS masih dalam masa transisi. Kendati demikian, SBY meminta agar BPJS berbenah dan segera mengatasi kekurangan dan persoalan yang ada.
SBY ingin agar seluruh masyarakat Indonesia bisa tercover asuransi kesehatan sehingga mereka mendapatkan pelayanan kesehatan dengan baik. Petugas BPJS, para pimpinan rumah sakit, dan dokter juga diminta bekerja dengan baik. “Mari kita dukung dan awasi agar program besar ini berjalan dengan baik,” ucapnya.
Ketua BPJS Fahmi Idris menargetkan peserta BPJS tahun ini harus mencapai 121,6 juta penduduk. Fahmi optimistis target itu bakal tercapai. Sebab, selama tiga hari pelaksanaan program jaminan kesehatan nasional (JKN), BPJS telah menjaring sekitar 6.000 pendaftar peserta mandiri. “Bahkan, hari pertama saat libur nasional banyak juga yang mendaftar,” ungkapnya.
Fahmi menjelaskan, BPJS tidak hanya membuka pendaftaran di kantor cabang saja. Sejatinya, kata dia, masyarakat bisa daftar online. Masyarakat tinggal membuka website BPJS dan mengisi form yang tersedia dengan nomor induk kependudukannya. Lalu, pendaftar akan mendapat nomor virtual acount. Selanjutnya, nama pendaftar sudah masuk kedalam master file BPJS tapi masih dipending alias belum aktif karena belum membayar premi.
Supaya aktif, pendaftar bisa membayar premi melalui ATM dengan mengentry nomor virtual acountnya. Setelah membayar premi, pendaftar harus datang ke kantor BPJS untuk mendapatkan kartu peserta. Selain online, masyarakat juga bisa datang langsung ke bank yang ditunjuk. Yakni, BNI, BRI, dan Mandiri untuk membayar premi dan selanjutnya datang ke kantor BPJS untuk mendapatkan kartu peserta.
Tak hanya itu, BPJS juga menyediakan mobil customer untuk melayani di badan usaha yang akan mendaftarkan pekerjanya sebagai peserta BPJS. “Sejauh ini, keterlibatan masyarakat dalam kepesertaan BPJS sangat positif. Kami mendorong agar perusahaan juga segera mendaftarkan pegawainya,” ujar Fahmi. Prinsipnya, program ini berasaskan keadilan karena masyarakat yang mampu membayar iuran, sedangkan yang kurang mampu dicover asuransinya.
Selain itu, JKN memakai sistem portabilitas dimana masyarakat dapat berobat dimana saja. Tidak harus di kota tempat tinggalnya. “Misalnya, kartu BPJS saya ini di kampus Palembang. Saya sedang di Surabaya nih, tahu-tahu masuk UGD. Saya bisa berobat disini karena nama saya sudah masuk dalam master file BPJS yang online secara nasional,” paparnya. Penerapan sistem tersebut dianggap akan memudahkan masyarakat berobat dimana saja. (kit/kim)