JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berupaya menekan biaya pendidikan di tingkat SMA/SMK. Tahun depan pemerintah memberikan subsidi biaya operasional kepada lebih dari 9,9 juta siswa SMA/SMK.
Staf Khusus Mendikbud Sukemi mengatakan, dana bantuan operasional siswa sekolah menengah dipatok sebesar Rp 1 juta per siswa per tahun. Dengan demikian, dibutuhkan Rp 10 triliun dari anggaran pendidikan. Kalau digabung dengan siswa SMA/SMK yang berada di bawah Kemenag, jumlah siswanya bisa lebih dari 11 juta orang sehingga dibutuhkan Rp 11 triliun.
"Dana BOS (bantuan operasional sekolah) sekolah menengah ini akan mampu mencukupi kebutuhan 80 persen biaya pendidikan, khususnya biaya sumbangan pembangunan pendidikan dan uang pangkal sekolah," katanya.
Khusus untuk siswa yang berasal dari keluarga miskin, Kemendikbud juga akan mengalokasikan anggaran biaya bantuan pendidikan. Tahun depan dialokasikan bantuan biaya pendidikan bagi 1.172.844 siswa SMA/SMK. "Dengan pemberian bantuan siswa miskin ini, diharapkan tidak ada lagi kesan siswa miskin dilarang sekolah," terang Sukemi.
Selain bantuan operasional, Kemendikbud akan mengucurkan dana pengadaan unit kelas dan unit sekolah baru untuk SMA/SMK. Direncanakan, tahun depan dibangun 739 unit sekolah baru dan 6.144 ruang kelas baru. Intervensi lain adalah pengembangan laboratorium IPA di 714 sekolah dan pengembangan laboratorium komputer di seratus sekolah.
"Dengan dikucurkannya bantuan operasional sekolah dan bantuan biaya pendidikan, diharapkan biaya pendidikan di sekolah menengah akan turun sehingga akses masyarakat untuk bersekolah menengah atas juga meningkat," paparnya.
Tahun ini angka partisipasi kasar (APK) SMA/SMK masih 77,8 persen. Dengan BOS, diharapkan APK sekolah menengah akan meningkat menjadi 81,4 persen dan tahun depannya lagi menjadi 85 persen. (wan/c10/noe)