Penakluk Tikus Itu Bernama TBS

Hukum | Sabtu, 04 Januari 2014 - 07:46 WIB

JOGJAKARTA (RIAUPOS.CO) -  Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Dr Sudarmaji menjadi tokoh paling sering disebut namanya oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan saat panen raya padi di Sidoluhur, Godean, Jumat (3/1).

Sudarmaji disebut-sebut sebagai sosok di balik sukses pemberantasan tikus. “Beliau ini satu-satunya doktor ahli tikus di Indonesia,” kata Dahlan mengenalkan Sudarmaji kepada para petani.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Metode Trap Barrier System (TBS) adalah teknologi sederhana yang tak makan banyak biaya. Namun cukup efektif membasmi tikus dengan pengendalian terpadu. Bukan single teknologi.

”Ada rekayasa sosial disini. Menangani tikus tak bisa sendirian,” ungkap Sudarmaji kepada JPNN , Jumat (3/1).

Hal paling utama untuk menyukseskan metode tersebut berupa perubahan mindset (pola) pikir petani mengenai tikus. Hama pengerat tanaman itu bukan mitos sehingga bisa dibasmi dengan teknologi. Petani dituntut paham ekologi terkait luas lahan.

 Itu  berpengaruh untuk melakukan aksi. ”Aksi tanpa dasar ilmu, tak bisa dilakukan,” ungkapnya.

Sudarmaji menjelaskan bahwa prinsip TBS adalah memasang bubu (jebakan tikus) di titik-titik tertentu pada area sawah.

Nah, di bagian bawah tanaman dipasang plastik. Plastik ditegakkan dengan bubu dibuat menyerupai labirin. Plastik dilubangi, dibuatkan semacam pintu masuk mengarah pada bubu.

Menurut Sudarmaji, plastik itulah yang akan mengarahkan tikus masuk ke bubu sebelum menyerang sawah.

“Tikus memiliki karakteristik, tak mau lewat jika terhalang plastik meskipun tipis,” paparnya.

Sudarmaji mengingatkan bahwa metode ini tak bisa dilakukan secara instan dalam waktu singkat. Untuk menurunkan tingkat populasi tikus, Sudarmaji memperkirakan butuh waktu sekitar 3-4 musim menerapkan TBS secara berturut-turut. Hasil akan lebih optimal jika petani juga berupaya melakukan tanam serempak dengan pola padi-padi-palawija. “Padi-padi-pantun tak boleh sepanjang tahun,” tukasnya.

Berawal dari SMS, Masalah Tikus Tuntas

Menteri BUMN Dahlan Iskan menunjuk PT Petrokimia Gresik agar “menggarap” lahan endemis tikus di Sidoluhur, Godean, bukan tanpa alasan. Jumat (3/1), Dahlan membeber asal muasal upaya pemutusan siklus tikus, yang juga merupakan bagian program Kementerian BUMN dalam pelaksanaan Inpres No 5/2011 tentang “Pengamanan Produksi Beras Nasional dalam Menghadapi Kondisi Iklim Ekstrem”.

“Pak Suroyo mana, nih. Hadir nggak. Ayo ke panggung,” ujar Dahlan di awal dialog dengan petani. Dahlan juga memanggil nama Teguh Santoso, petani lain yang melayangkan surat kepadanya dan meminta jawaban atas uneg-uneg masalah pertanian di Sidoluhur, Godean. “Saya dulu nggak tahu kalau tikus  di sini ternyata sangat ganas. Itu kalau saya nggak di SMS oleh Pak Suroyo ini,” kata Dahlan sambil menepuk punggung Suroyo.

“Saya nggak tahu darimana dia mempunyai keberanian SMS dan bisa tahu nomor handphone saya,” lanjut mantan bos Jawa Pos itu.

Dahlan bercerita bahwa terungkapnya masalah tikus di Godean berawal saat ia berkampanye tentang perubahan sistem distribusi pupuk di wilayah Jawa Tengah dan DIJ. Karena itu, Dahlan melibatkan PT Petrokimia Gresik.

Kampanye itu perlu dilakukan Dahlan karena sering mendengar masalah kekurangan dan kelangkaan pupuk, serta penimbunan pupuk di tempat-tempat tertentu.

Hasilnya, selama dua tahun masalah pupuk teratasi. Dahlan mengira tak lagi ada persoalan pertanian. Namun perkiraannya meleset.

Dia kaget saat ada SMS masuk ke telepon selulernya dari seorang bernama Suroyo, petani asal Godean. “Bunyinya begini, Pak kulo boten perlu pupuk. Sing kulo perluaken pripun caranipun berantas tikus,” kenang Dahlan.

SMS itu membuat Dahlan penasaran dan memutuskan segera meninjau lokasi. Itulah yang mendasari Dahlan menunjuk PT Petrokimia Gresik tak hanya mengurus pupuk. Tapi juga memberantas hama.

“Tikus bisa ditundukkan. Kalau nggak bisa aneh. Masak manusia kalah sama tikus. Yang sulit diberantas itu ‘tikus-tikus’ yang itu loh,” seloroh Dahlan disambut gerr hadirin.

Kepada para petani, Dahlan menekankan pesan Gubernur DIJ HB X mengenai pola tanam. Dahlan meminta petani mengikuti saran gubernur untuk menerapkan pola tanam padi-padi-palawija untuk memutus siklus tikus.

Dalam kesempatan itu Dahlan minta petani menciptakan lagu gropyokan tikus. Lagu itu untuk menambah semangat petani memberantas tikus.

Lagi-lagi Dahlan dibuat terkejut lantaran lagu itu ternyata sudah tercipta. Meskipun bukan lagu utuh, melainkan irama musik “Cucak Rowo” yang digubah syairnya oleh Ibu Miyah, petani setempat.

 “Saya nggak mengira kalau sudah ada lagunya. Ayo nyanyi,” tantang Dahlan yang lantas bernyanyi bersama ibu-ibu petani.

Direktur Utama PT Petrokimia Gresik Hidayat Nyakman mengungkapkan pihaknya memprakarsai pilot project pengendalian hama tikus di Godean sejak Juli hingga September 2013.

Hasilnya, petani berhasil menjaring 13.903 ekor tikus, baik melalui gropyokan (11.817 ekor) maupun dengan trap barrier system (TBS) atau sistem bubu perangkap (2.086 ekor).

Berkat usaha tersebut, estimasi produksi padi diperkirakan mencapai sekitar 8-10 ton per hektare, dengan padi varietas inpari 19 dengan pola tanam padi-padi-pantun.(ade)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook