JAKARTA (RP) - Para guru SD tidak perlu cemas dengan rencana pemerintah mengurangi atau mengepras mata pelajaran (Mapel) dari sebelas ke tujuh Mapel.
Pemerintah memastikan, pemangkasan jumlah Mapel sebagai dampak dari revisi kurikulum ini tidak akan mempengaruhi posisi guru.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Khairil Anwar Notodiputro mengatakan, anggapan jika pengeprasan Mapel ini berdampak pada PHK guru SD itu tidak benar.
‘’Termasuk tudingan jika nanti banyak guru SD yang kehilangan jam mengajar, itu juga salah,” kata dia.
Khairil menuturkan, pengeprasan Mapel ini tidak berdampak apa-apa kepada guru SD karena sistem yang digunakan adalah guru kelas. Bukan guru bidang studi, seperti di jenjang SMP atau SMA/sederajat.
Dengan posisi guru SD yang menjadi guru kelas, berapapun jumlah Mapel yang diajarkan, kewajiban jam mengajarnya tetap sama saja. Meskipun secara teknis pelaksanaannya nanti, jumlah Mapel yang mereka ajarkan berkurang.
Menurut pejabat asal Pulau Madura itu, guru SD tidak perlu lagi cemas atau bahkan menolak rencana pemerintah memangkas jumlah Mapel SD.
Termasuk di antaranya melebur Mapel IPA dan IPS menjadi satu Mapel yaitu Ilmu Pengetahuan Umum (IPU). Menurutnya, rencana penyederhanaan mata pelajaran ini cukup relevan dengan kemampuan belajar siswa jenjang SD.
Dia mengatakan jika kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang berjalan saat ini sudah tidak relevan lagi. Sehingga menuntut ada revisi atau pengembangan kurikulum baru.
Khairil mengatakan pengurangan jumlah Mapel di jenjang SD ini juga untuk memfokuskan upaya pemerintah untuk membentuk karakter bangsa sejak dini. Siswa SD belum waktunya untuk mengikuti pelajaran yang menyajikan sistem perhitungan rumit.
Imbauan supaya guru SD tidak mencemaskan pengeprasan jam belajar juga disampaikan oleh Plt Direktur Jenderal Pendidikan Dasar (Dirjen Dikdas) Kemendikbud Suyanto.
Dia mengatakan, para guru SD tidak perlu khawatir karena pemerintah sedang menyiapkan rencana baru untuk menambah jam belajar.
‘’Jadi mapelnya berkurang, tetapi jam belajarnya di tambah. Enak kan,” katanya. Penambahan jam belajar yang rencananya diberlakukan mulai tingkat SD, hingga SMA ini perlu mendapatkan perhatian positif para guru.(wan/jpnn)