JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) resmi menetapkan tiga tokoh peraih suara terbanyak pemilu raya (pemira) untuk menjadi kandidat calon presiden (capres) mereka.
Di antara nama-nama yang akan disodorkan PKS ke publik, sosok Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ahmad Heryawan bisa menjadi kejutan dibanding kandidat capres lainnya, Hidayat Nur Wahid dan Anis Matta.
Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari menyatakan, tiga capres yang disodorkan PKS memiliki kelebihan dan kekurangan.
Sosok Hidayat adalah tokoh terpopuler PKS karena latar belakangnya pernah menjadi ketua MPR. ”Pak Hidayat sudah punya nama besar sehingga media lebih tertarik,” kata Qodari saat dihubungi, Ahad (2/2).
Meski begitu, Hidayat diprediksi harus bekerja lebih ekstra dalam posisinya sebagai kandidat capres PKS. Qodari menerangkan, hal ini disebabkan posisi Hidayat yang notabene juga sebagai caleg PKS di daerah pemilihan DKI Jakarta II. ”Waktunya akan habis untuk sosialisasi caleg,” ujarnya.
Di kandidat dengan suara terbanyak kedua, sosok Anis memiliki kelebihan. Karena jabatannya sebagai Presiden PKS, Anis bisa leluasa memperkenalkan dirinya sebagai kandidat capres.
Namun, Qodari menilai posisi Anis saat ini bisa menjadi kelemahan. ”Anis menjadi Presiden PKS saat ada masalah besar. Ini membuat susah dalam posisinya sebagai kandidat,” jelasnya.
Sementara itu, Aher (Ahmad Heryawan) dinilai Qodari sebagai kandidat capres yang memiliki potensi. Sebagai gubernur, Aher baru saja memenangi pemilihan kepala daerah.
Elektabilitas Aher layak diperhitungkan karena Jabar adalah provinsi dengan jumlah suara terbanyak dibanding wilayah lain. ”Aher ini kuda hitam,” ujar Qodari.
Kelemahan Aher, lanjut Qodari, adalah jabatannya sebagai gubernur. Hal tersebut membuat dia harus berkonsentrasi dalam jabatannya sebagai eksekutif daerah tingkat I. Karena itu, kekuatan kandidat Capres PKS harus didukung kekuatan internal, dalam hal ini Lembaga Pengkajian dan Penokohan Kader (LPPK) PKS sebagai pihak yang ditunjuk.
”Posisi capres PKS ini bergantung pada kegiatan sosial politik mereka,” tuturnya.
Sebelumnya Ketua Majelis Syura PKS Hilmi Aminudin menyatakan, PKS resmi menunjuk Hidayat, Anis, dan Aher sebagai kandidat capres dari PKS.
Keputusan itu diambil melalui perdebatan yang panjang, melibatkan 99 anggota majelis syura. ”Tiga nama itu akan diuji publik untuk menguji dukungan publik kepada masing-masing kandidat,” kata Hilmi di kantor DPP PKS kemarin.
Masing-masing capres, menurut Hilmi, akan memiliki tim pendamping. Tiga tokoh yang maju merupakan kader terbaik yang akan diuji publik. ”Kami mempersilakan bangsa Indonesia untuk menilai,” ucapnya.
Ketua LPPK PKS Taufik Ridho menyatakan, uji publik dilakukan salah satunya dengan menggelar survei. Keberadaan kandidat capres sekaligus upaya untuk meningkatkan pemenangan pemilu, terutama mendongkrak elektabilitas partai di pemilu legislatif.
”Kami juga bentuk tim untuk menentukan kajian terhadap peta koalisi ke depan,” kata Taufik.
Mengomentari posisi Hidayat yang pernah terpuruk di pemilihan gubernur DKI, Taufik meyakini, akan ada hasil yang berbeda.
Menurutnya, posisi Hidayat yang juga pemenang pemira PKS tidak bisa dibandingkan antara popularitasnya di DKI dan ukuran di seluruh provinsi. ”Itu kan DKI. Ini (uji publik) Indonesia. Tidak bisa kemudian kita menganalogikan seperti itu,” tukasnya.(ade)