Riau Pos Online-Senator asal Provinsi Riau Abdul Gafar Usman menyoroti banyaknya pemimpin atau pejabat nasional, yang dinilainya tidak memiliki wawasan lokal-daerah. Begitu juga sebalikinya, pemimpin di daerah juga banyak yang tidak memiliki wawasan nasional.
Padahal kata dia, pemimpin nasional dituntut mengerti dengan kondisi daerah yang perlu
mendapatkan perhatian, sementara pemimpin di daerah juga mesti tahu apa yang dilakukan
untuk memperjuangkan aspirasi dan persoalan daerah di pusat.
“Kalau tak memahami apa-apa yang dipimpinnya, maka program pembangunan khususnya di daerah tak akan jalan. Juga, tak akan ada kesejahteraan bagi masyarakat,“ ujar Gafar pada saat menjadi pembicara dalam acara dialog interaktif bertajuk “Mencari Format Rekrutmen
Kepemimpinan Nasional yang Pro Daerah” bersama mantan Menko Ekonomi Rizal Ramli dan pakar hukum Tata Negara Margarito Kamis, di Gedung DPD/MPR RI Jakarta, Jumat (31/5).
Karena itu harap Gafar, calon pemimpin nasional ke depan harus memiliki wawasan nasional
yang memahami persoalan daerah, dan adanya keberanian menindak pejabat daerah yang
melanggar hukum.
Dia mencontohkan, pemimpin tersebut sama seperti halnya profesi pilot. Harus punya
keberanian, kemampuan, teliti, baik teknis maupun regulasinya, serta sabar. ‘’ Seperti ini
juga yang kita harapkan pemimpin ke depan, baik di pusat maupun di daerah, sehingga mampu menyelesaikan persoalan bangsa dan daerah,’’ terangnya.
Gafar juga meminta pemimpin ke depan tidak umbar janji kepada rakyat, namun harus
diselesaikan persoalan-persoalan yang terjadi di daerah. ‘’Aspirasi masyarakat harus
ditangani dengan 3 S. Serap, Sampaikan dan Selesaikan,’’ terang Gafar.
Hal itu pula kata Gafar yang dilakukannya selama ini lewat lembaga DPD RI untuk
menyelesaikan berbagai persoalan-persoalan daerah dan masyarakat khususnya di Provinsi Riau daerah pemilihannya. Setelah menyerap aspirasi daerah dan masyarakat, lalu disampaikan ke pusat hingga selesai. ‘’Jadi bukan hanya basa-basi,’’ tegas mantan Kakanwil Kemenag Riau itu.
Sementara, Margarito menegaskan saat ini yang dicari adalah pemimpin yang memiliki hati
nurani, integritas, kapabilitas, otak dan moral. Pasalnya semua pihak saat ini sudah
memahami bahwa parpol hanya alat untuk memperkaya dan memperjuangkan kepentingan dirinya sendiri dan mengabaikan kepentingan rakyat, bangsa, dan negara. “Pemilu tak lebih sebagai antitesa dari feodalistik aligarkis, yang menggerogoti bangsa ini. Jadi, kita tak usah bicara pemimpin nasional atau daerah, karena yang dicari adalah pemimpin yang punya hati nurani, rasa, integritas, kapabilitas, memiliki otak, dan moral,” pungkasnya. (yud)