TUBAN (RP) - Buruknya pelayanan RSUD dr R. Koesma, Tuban, kembali memakan korban. Diduga, seorang pasien yang bernama Zaenul Lutfi, 49, meninggal setelah perawat mengabaikannya lantaran tidur.
Buruknya pelayanan rumah sakit itu diungkapkan Nur Laili Saadah, 24, putri korban, saat acara pengajian di Masjid Pendopo Kridomanunggal, Sabtu (1/6). "Pasien meninggal karena seluruh perawat tidur dan sulit dibangunkan," tulis Laili lewat pesan singkat (SMS) yang dikirim kepada bupati dan dibacakan kepada seluruh jamaah.
Saat dikonfirmasi melalui ponselnya, dia mengungkapkan bahwa ayahnya diopname di ruang 24 paviliun RSUD sejak 9 Mei lalu karena menderita diabetes dan paru-paru. Saat itu, Zaenul ditangani dokter Pungki.
Menurut dia, sejak awal ayahnya dirawat, keluarga sudah mengeluhkan buruknya pelayanan RS. Puncaknya terjadi pada 11 Mei lalu atau hari ketiga opname. Pukul 10.00 ayahnya disuntik obat penenang. Secara medis, obat itu akan menidurkan Zaenul selama 6-7 jam.
Sekitar pukul 21.00 atau setelah tertidur sebelas jam, Zaenul terbangun. Setelah minta makan dan disuapi, dia mengalami sesak napas. Meski keluarga sudah memberitahukan kepada perawat, tidak ada upaya untuk melancarkan pernapasan pasien.
Laili menyatakan, ayahnya mulai anfal menjelang tengah malam. Dia lantas mencoba mencari perawat. Namun, semua tertidur di ruang sebelah. Setelah berkali-kali datang ke ruang piket dan tidak mendapati seorang pun perawat, pukul 02.30 kesabaran Laili habis. Dia menendang kursi di ruang tersebut. Bunyi gaduh itulah yang membuat seorang perawat terbangun.
Setelah Laili menyampaikan kondisi ayahnya, perawat itu memeriksa. Tidak lama berselang, dia kembali ke ruang piket untuk menelepon dokter.
Setelah menutup telepon, perawat tersebut memberikan resep yang harus ditebus ke Apotek NU yang berjarak sekitar 3 kilometer dan bukan apotek RSUD. "Masak dini hari itu saya harus menebus obat ke apotek yang jauh," ungkap guru tidak tetap (GTT) di SMKN Widang tersebut.
Tidak lama kemudian, Zaenul pun mengembuskan napas terakhir. Laili menegaskan, kematian adalah takdir. Namun, tidak ada upaya petugas medis untuk menangani pasien secara proporsional. "Kalau perawat tidak tidur, pasien kan bisa dibawa ke ruang ICU," tegasnya.
Di tempat terpisah, Zainul Arifin selaku direktur RSUD dr R. Koesma, Tuban, menyatakan bahwa dokter dan seluruh paramedis, termasuk perawat dan bidan, bersiaga 24 jam. Dia berjanji mengecek kasus tersebut. (ds/jpnn/c14/dwi/jpnn)