JAKARTA (RP)- Kementerian Agama (Kemenag) mengubah mekanisme penyediaan konsumsi bagi jamaah calon haji (JCH) selama berada di Armina. Tahun lalu Kemenag mengombinasikan penyajian makanan model prasmanan dan boks. Ternyata setelah dievaluasi, sistem prasmanan tidak efektif. Selain menimbulkan antrean panjang, jamaah di deret akhir kadang hanya kebagian sayur dan nasi.
‘’Sekarang semua menggunakan penyajian model boks atau kotakan,’’ ujar Direktur Pelayanan Haji Kemenag Sri Ilham Lubis di Jakarta kemarin.
Penyajian model itu bukan tanpa risiko. Kemenag mengatakan, sistem penyajian tersebut sangat rentan menjadikan makanan basi dan memicu penyakit diare. Tetapi, Kemenag sudah meminta perusahaan katering untuk memodifikasi kotak atau boks nasi supaya tidak lekas basi. Jamaah juga diminta untuk langsung menyantap nasi kotak itu meskipun di tenda Armina sudah disiapkan mesin penghangat makanan.
Selain membenahi soal makanan, Kemenag menyosialisasikan hasil pengundian (qurah) pemondokan jamaah haji di Makkah. Dengan waktu yang tersisa beberapa hari menjelang keberangkatan, calon jamaah haji diminta untuk bersiap diri.
Sri Ilham Lubis menuturkan, hasil dari pengundian pemondokan dan maktab untuk seluruh kloter dari setiap embarkasi sudah selesai disusun. Sebagaimana arahan Pak Menteri, pengundian berlangsung transparan dan akuntabel, katanya. Dia mengatakan, calon jamaah haji, petugas haji, maupun pembimbing sudah bisa mengunduh file hasil pengundian pemondokan di website Kemenag (www.kemenag.go.id).
Pengundian itu berlangsung Selasa lalu (27/8) dan dihadiri pejabat Kemenag kantor wilayah (kanwil) provinsi. Sri Ilham meminta seluruh petugas haji perwakilan Kemenag di daerah untuk aktif menyosialisaikan hasil pengundian tersebut ke jamaah. Dengan demikian, jamaah haji bisa memiliki gambaran jarak pemondokannya dengan Masjidilharam.
Dia mengatakan, secara garis besar, jarak pemondokan yang terdekat dengan Masjidilharam adalah 500 meter. Sedangkan jarak pemondokan terjauh adalah 2,7 Km dari Masjidilharam. Jamaah haji yang tinggal di radius lebih dari 2 Km dari Masjidilharam akan mendapat fasiltas antar-jemput ke Masjidilharam. Dengan transportasi itu, Sri Ilham berharap tidak mengurangi intensitas ibadah jamaah haji di Masjidilharam.
Sebagai contoh, sejumlah kloter jamaah haji embarkasi Surabaya (SUB) menempati pemondokan di wilayah Mahbas Jin. Berdasar peta Google Map, jarak wilayah itu dengan Masjidilharam berkisar 2 Km. Dengan demikian, hampir dipastikan jamaah haji yang kebagian pemondokan di kawasan itu berhak mendapat fasilitas bus antar-jemput menuju Masjidilharam.
Kawasan lain yang tergolong jauh dari Masjidilharam adalah wilayah Bakhutmah (radius 2,1-2,7 Km), Jarwal (1,2-3 Km), dan Misfalah (1,3-3 Km).(/jpnn/wan/c4/kim)