JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Jika Anda adalah salah satu orang yang pernah mengalami demam serial superhero Jepang Kamen Rider Black atau Kesatria Baja Hitam di era 1990-an dan ingin mencoba membagikan nostalgia tersebut ke buah hati Anda yang masih kecil lewat serial Kamen Rider Black Sun, catat ini baik-baik: Kamen Rider Black Sun bukanlah film untuk anak-anak.
Kamen Rider Black Sun merupakan hasil reboot dari salah satu serial tokusatsu legendaris Kamen Rider Black atau yang populer dengan sebutan Kesatria Baja Hitam di Indonesia. Serial ini akhirnya resmi mengudara di Amazon Prime Video pada 28 Oktober kemarin dengan rating 18+, atau hanya boleh ditonton oleh mereka yang berumur 18 tahun ke atas.
Terdiri dari 10 episode, Kamen Rider Black Sun mengisahkan petualangan Kotaro Minami yang sangat gloomy dan penuh dengan pertumpahan darah.
Menengok sejenak ke 1987 saat Kamen Rider Black rilis, serial ini sangat populer di kalangan anak-anak, dan bahkan masih dikultuskan hingga saat ini oleh para penggemar tokusatsu. Selain adegan aksinya yang seru dan desain kostum Kesatria Baja Hitam yang sangat ikonik, plot ceritanya juga bersahabat dan mudah diikuti oleh anak-anak.
Sebagai sebuah reboot, Kamen Rider Black Sun tentunya masih membawa premis yang sama dengan Kamen Rider Black. Namun, sutradara Kazuya Shiraishi mengemasnya dengan memasukkan elemen diskriminasi sosial dan rasialisme yang membuat film ini semakin ‘gelap’ untuk ukuran sebuah film superhero.
Kamen Rider Black Sun mengambil setting di tahun 2022 di mana manusia terpaksa harus hidup berdampingan dengan ras lain bernama kaijin atau humanoid monster yang secara misterius bermunculan di Jepang pada 50 tahun silam.
Keberadaan kaijin pun membuat kaum manusia terbagi menjadi dua kubu. Sebagian membenci keberadaan kaijin dan ingin mereka musnah, sementara sebagian lagi menganggap bahwa kaijin bisa hidup berdampingan dengan damai bersama manusia.
Di tengah pergolakan tersebut, hidup dua sosok kaijin bernama Kotaro Minami (Hidetoshi Nishijima) dan Nobuhiko Akizuki (Tomoya Nakamura). Dua sahabat yang awalnya hanya manusia biasa ini berubah menjadi kaijin setelah tubuh mereka dimasukkan benda asing misterius bernama Kingstone yang bisa membuat mereka berubah menjadi Kamen Rider Black Sun/Kesatria Baja Hitam dan Kamen Rider Shadow Moon/Bayangan Hitam. Bagi yang mengikuti serial Kamen Rider Black tentu sudah mengetahui bahwa kedua sosok tersebut akhirnya menjadi musuh bebuyutan.
Terpisah selama 50 tahun karena serentetan kejadian yang tragis, takdir akhirnya mempertemukan kembali Kotaro dengan Nobuhiko setelah sebuah sekte bernama Gorgom Company mengincar seorang aktivis remaja bernama Aoi Izumi (Kokoro Hirasawa) yang menentang keras gerakan anti-kaijin.
Kesadisan film Kamen Rider Black Sun sudah terlihat sejak pembukaan episode pertama, di mana Kotaro kecil diperlihatkan secara gamblang sedang mengerang kesakitan di atas meja operasi dengan kondisi dadanya terkoyak menganga. Adegan gore terus berlanjut hingga kemunculan Kamen Rider Black Sun yang tanpa ragu menarik keluar usus monster laba-laba dari perutnya, sebelum akhirnya mencabut kepala sang monster dengan sangat brutal.
Terlepas dari elemen gore tersebut, plot cerita Kamen Rider Black Sun layak diacungi jempol. Penderitaan Kotaro dan Nobuhiko yang harus menerima nasib bahwa keduanya harus bertarung hingga titik darah penghabisan juga dijelaskan dengan runut dan penuh penjiwaan di film ini.
Unsur rasialisme dari kelompok mayoritas dan bagaimana kelompok minoritas berusaha memberikan perlawanan balik demi membela hak-hak mereka yang diangkat sebagai salah satu isu utama dalam film ini juga berhasil menyentil isu sosial serupa yang masih terjadi di berbagai belahan dunia.
Isu rasialisme yang dibawa di film ini juga seakan mengingatkan kita pada serial X-Men besutan Marvel, di mana para mutan mengalami diskriminasi yang cukup parah dari manusia, hingga akhirnya ada sosok yang mengajak mereka untuk bangkit dan melawan balik.
Desain kostum Kamen Rider Black Sun dan Kamen Rider Shadow Moon juga layak mendapat sorotan sendiri. Mereka mengalami dua kali transformasi. Pada transformasi pertama, mereka dibuat benar-benar mirip dengan monster belalang, lengkap dengan kaki tambahan di punggung mereka. Di transformasi terakhir, barulah mereka berwujud seperti cyborg seperti serial aslinya.
Secara keseluruhan, Kamen Rider Black Sun yang dibuat sebagai bagian dari perayaan 50 tahun serial Kamen Rider adalah serial wajib tonton bagi penggemar tokusatsu. Bagi yang menyenangi film dengan nuansa gloom and doom dengan jalan cerita yang cukup kompleks, serial ini bisa jadi tontonan yang menghibur. Hanya saja, jangan tonton film ini bersama anak Anda yang masih kelewat belia karena beberapa adegan di film ini berpotensi meninggalkan trauma.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman