JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Entah disengaja atau tidak, keributan yang terjadi di balik layar film Don’t Worry Darling berhasil membuat film itu dikenal luas. Bahkan, film debut Olivia Wilde sebagai sutradara itu berhasil memuncaki box office Amerika Utara pekan lalu. Film tersebut mengantongi USD 19,2 juta (Rp290,7 miliar) dari 4.113 bioskop di Amerika Utara pada pekan pertama penayangannya.
Pada Jumat (23/9) film itu memperoleh USD 9,5 juta (Rp143,9 miliar), termasuk skrining preview pada Kamis dan pemutaran IMAX khusus pada Senin pekan lalu. Berdasar hal itu, film tersebut diperkirakan mengantongi USD 21–22 juta (Rp317,9–333,1 miliar) akhir pekan lalu. Namun, terjadi penurunan yang tak terduga pada Sabtu (24/9) dan Ahad (25/9). Kendati demikian, Warner Bros. selaku distributor film itu cukup puas.
’’Kami sangat bangga dengan film ini dan senang dengan hasil ini, mengingat anggaran produksi kami yang sederhana,’’ kata studio itu pada Ahad (25/9/2022) waktu setempat, dilansir dari Variety. Sementara itu, di box office internasional, total pendapatannya adalah USD 30 juta (Rp454,3 miliar).
Don’t Worry Darling adalah film thriller psikologi. Mengisahkan Alice (Florence Pugh) dan Jack (Harry Styles) yang tinggal di kota buatan bernama Victory. Kota itu merupakan fasilitas bagi keluarga karyawan perusahaan super rahasia bernama Victory Project.
Sementara para suami seperti Jack banyak menghabiskan waktu di markas Victory Project, para istri bisa menikmati kehidupan mewah di Victory. Kehidupan itu tampak sempurna, hingga Alice menyadari ada yang tidak beres dari tempat tersebut.
Jauh sebelum film itu dirilis, drama bermunculan. Mulai dari rumor bahwa Pugh berselisih dengan Wilde. Kabarnya, Pugh tidak menyukai ketidakprofesionalan Wilde di lokasi syuting, lantaran kekasih Wilde (Styles) juga bermain di film tersebut. Suasana memanas ketika Wilde menjelaskan alasan Shia LaBeouf keluar dari proyek film itu sebagai Jack.
Disusul absennya Pugh dalam konferensi pers film itu di Venice Film Festival pada 5 September lalu, yang seolah menegaskan bahwa dirinya dan Wilde sedang berselisih. Tak lama, muncul video bahwa Styles meludah ke Chris Pine sebelum skrining dimulai. Kendati Pine membantahnya, rumor itu telanjur viral.
Namun, berkat itu, film tersebut cukup sukses di pasaran meski dinilai buruk oleh para kritikus film. Sebagaimana dikatakan karakter Teresa Petrillo di film The Wolf of Wall Street (2013), tidak ada publisitas yang buruk.
’’Kontroversi, atau drama di balik layar, hanya berfungsi untuk meningkatkan kesadaran dan profil sebuah film,’’ ujar Paul Dergarabedian, analis senior Comscore, seperti dilansir dari Vanity Fair.
Di CinemaScore, para moviegoer memberi skor rata-rata B-. Sementara itu, para kritikus memberi skor rata-rata 38 persen di Rotten Tomatoes. ’’Aku pikir film ini tidak akan ada di radar (bagi penikmat film potensial, red),’’ imbuh Dergarabedian, seandainya drama di balik layar itu tidak ada.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman