MUSIC & MOVIE

Arawinda Kirana Menangis Nonton Film 3 Skrikandi

Hiburan | Rabu, 27 April 2022 - 05:00 WIB

Arawinda Kirana Menangis Nonton Film 3 Skrikandi
Arawinda Kirana menangis nonton film 3 Skrikandi. (ISTIMEWA)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Dalam momentum Hari Kartini di bulan April ini, aktris Arawinda Kirana ikut menonton film 3 Srikandi yang dibintangi oleh Bunga Citra Lestari, Chelsea Islan dan Tara Basro dalam acara yang digelar Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Arawinda Kirana menangis saat menonton film yang sarat akan isu kesetaraan gender ini dan filmnya dibuat dari kisah nyata. Bagaimana tiga atlet panahan perempuan berjuang keras dengan berbagai latar belakang dalam rangka mewujudkan mimpi kendati harus melewati berbagai tantangan.


Mereka pun berhasil membuktikan sebagai pemenang atas ego diri dan mereka juga pemenang dalam kompetisi olah raga tingkat dunia.

Arawinda Kirana terharu sampai tak kuasa membendung air mata. Dia hanyut dalam alur cerita dan tantangan yang dihadapi para pemainnya dalam film 3 Srikandi. Dia tersentuh sekali karena apa yang ditampilkan dalam film arahan sutradara Iman Brotoseno itu dinilainya sangat manusiawi.

Lebih lanjut dia menyinggung soal pencapaian kaum perempuan saat ini dalam hal kesetaraan gender dalam rangka Haru Kartini. Menurutnya, di samping perempuan sudah bisa menikmati hal yang sama dengan apa yang bisa dilakukan kaum laki-laki, perempuan yang selama ini dianggap lemah dan rentan menjadi korban pelecehan seksual dan yang lainnya, bisa diperkecil ruang lingkupnya dengan mereka berani berbicara.

“Saya bangga banyak perempuan sekarang yang berani untuk mengutarakan pendapatnya. Semoga ini bukan hanya tren namun perempuan masa kini memang benar-benar memahami pentingnya berpikir kritis dan logis. Mari kita ciptakan ekosistem yang aman dan nyaman bagi sesama manusia,” katanya.

Swastika Nohara, penulis skenario film 3 Srikandi mengungkapkan, dia membuat cerita tidak hanya untuk menggambarkan perjuangan 3 atlet yang nantinya malah monoton dan terlalu serius. Tanpa mengurangi esensi cerita dan pesan yang hendak disampaikan, dia berusaha membubuhinya dengan unsur komedi supaya tidak membosankan.

“Karakter utama kami sajikan secara matang dan dalam. Karakter utama kami bangun sesolid dan semenarik mungkin, unik, dialognya juga memiliki ciri khas masing-masing serta menampilkan konflik perjuangan yang harus disarikan menjadi dramaturgi yang menarik,” tuturnya.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook