JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Sejarah dunia musik mencatat bahwa Whitney Houston merupakan salah satu penyanyi perempuan terbaik dan terbesar sepanjang masa. Sukses menjual lebih dari 200 juta kopi album-albumnya, Whitney yang mendapat julukan sebagai The Voice adalah vokalis yang dikenal dengan kelihaiannya dalam berimprovisasi lewat suaranya yang begitu dahsyat dan soulful.
Potret bagaimana Whitney menggapai tangga kesuksesan global hingga kehancuran kariernya akibat pengaruh obat-obatan terlarang, yang juga merenggut nyawanya di 2012, dicoba digambarkan oleh sutradara Kasi Lemmons lewat sebuah film biopik musikal berjudul I Wanna Dance With Somebody.
Berdurasi 2,5 jam, film ini dibintangi oleh aktris Naomi Ackie, Stanley Tucci, Ashton Sanders, dan lainnya. Whitney Elizabeth Houston (Ackie) adalah seorang penyanyi gereja dengan kemampuan bernyanyi di atas rata-rata. Kehebatannya dalam berimprovisasi kala menyanyikan lagu bahkan kerap kali membuat sang ibu, Cissy Houston (Tamara Tunie) yang notabene merupakan dirijen paduan suara gereja, pusing dan terpaksa harus mengerem kebiasaan putrinya tersebut agar bisa tetap sinkron dengan penyanyi yang lain.
“Aku hanya mau bernyanyi, ibu,” demikian balasan santai Nippy, sapaan akrab Whitney, tiap kali sang ibu mulai menguliahinya soal teori tarik suara.
Suratan takdir akhirnya mempertemukan Whitney dengan seorang produser sekaligus presiden dari label rekaman Arista Records, Clive Davis (Stanley Tucci) di sebuah bar tempat ia biasa bernyanyi bersama ibunya.
Tidak perlu waktu lama bagi Davis untuk terpukau dengan suara Whitney ketika ia membawakan lagu The Greatest Love of All yang langsung mendapatkan standing applause dari para penonton di situ. Perjalanan Nippy menjadi seorang Whitney Houston yang legendaris pun dimulai usai ia meneken kontrak dengan Arista Records tanpa pikir panjang. Dimanajeri sang ayah, John Houston (Clarke Peters), Whitney pun mulai memperkenalkan suaranya ke khalayak luas lewat sederet lagu yang di kemudian hari menjadi tembang abadi, mulai dari ‘How Will I Know‘, ‘Saving All My Love for You‘, ‘I Will Always Love You’ yang sangat fenomenal dan tentu saja ‘I Wanna Dance With Somebody‘ yang menjadi judul film ini.
Sebagai sebuah film biopik yang menitikberatkan pada sosok Whitney Houston sebagai megabintang, film ini boleh dibilang sukses dieksekusi dengan baik. Adegan-adegan musikal yang disuguhkan sukses membuat penonton ikut larut di dalam alunan lagu, bahkan di satu titik bisa membuat penonton ikut bertepuk tangan mengikuti irama.
Alur film ini juga digambarkan dengan cepat dan tidak bertele-tele. Tidak ada sub plot tak penting yang bisa membuat konsentrasi penonton teralihkan dari pengembangan karakter Whitney Houston yang tadinya cuma seorang remaja lugu menjadi superstar dunia yang tak bisa lepas dari narkoba.
Momen-momen penting yang terjadi dalam hidup Whitney pun bisa dikemas dengan baik tanpa mengganggu jalan cerita. Bagaimana perkenalan dan pernikahannya dengan penyanyi R&B Bobby Brown (Ashton Sanders), peruntungannya di dunia film dalam The Bodyguard, perseteruannya dengan sang ayah yang menghabiskan semua uangnya, sampai proses rehabilitasinya untuk bisa lepas dari narkoba, semua disampaikan dalam porsi yang pas.
Kualitas akting Naomi Ackie juga sangat layak diacungi dua jempol. Memikul beban berat untuk bisa merepresentasikan sang diva, Ackie berhasil mengeksekusinya dengan penjiwaan yang begitu indah.
Walau demikian, harus dikatakan dengan jujur bahwa I Wanna Dance With Somebody pada akhirnya hanya sebuah film biopik yang tidak punya keistimewaan. Selain dari kemampuan akting Ackie yang memukau dan lagu-lagu yang disuguhkan, tidak ada lagi yang bisa dipuji dari film ini.
Konflik yang terjadi di film ini juga boleh dibilang datar-datar saja dan tidak penuh gejolak seperti yang digambarkan dalam beberapa film biopik musisi lain, misalnya Freddie Mercury (Rami Malek) dalam Bohemian Rhapsody, John Lennon (Aaron Taylor-Johnson) dalam Nowhere Boy, Sid Vicious (Gary Oldman) dalam Sid and Nancy, atau Jim Morrison (Val Kilmer) dalam The Doors.
Meski begitu, I Wanna Dance With Somebody tetaplah sebuah film yang layak ditonton. Secara objektif, film ini juga masih bisa dinikmati oleh penggemar musik yang tidak mengikuti perjalanan karier Whitney Houston.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman