JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Lamborghini Aventador milik Raffi Ahmad, yang tiba-tiba terbakar di kawasan Sentul City, Bogor, akhir pekan kemarin, menjadi perhatian khusus banyak kalangan.
Pasalnya, supercar seharga miliaran rupiah itu tentunya dirancang melalui kualitas kontrol yang tinggi.
Menurut penuturan Mekanik Bengkel FJ Motorsport sekaligus pembalap touring, Jimmy Lukita, semua sistem yang ada di mobil baik itu supercar ataupun mobil biasa memiliki kinerja yang sama. "Kemungkinan ada kesalahan di sistem yang membuat supercar itu overheat."
"Semua mobil baik supercar atau biasa, kalau cooling system-nya bener itu nggak akan bermasalah, walaupun itu posisi lagi jalan atau pun berhenti. Tapi kalau cooling system bermasalah bisa berpotensi mesin panas sehingga bisa saja overheat dan terjadi kebakaran," ungkap Jimmy saat dihubungi JPNN.com, Senin (21/10).
Kondisi overheat bisa semakin diperparah ketika supercar tersebut terjebak macet. Karena itu, mobil supercar dianjurkan menghindari jalanan padat/macet apalagi di cuaca panas ekstrem.
Beda halnya dengan supercar yang melaju dalam kecepatan tinggi atau speed ideal, tambah Jimmy, hal ini justru membantu mekanisme cooling system itu sendiri.
"Saya pernah balapan pakai Lamborghini Aventador, saya geber selama satu jam tidak apa-apa. Itu karena semua sistemnya normal," tegasnya.
Lebih jauh dikatakan Jimmy, bagi pengguna mobil apapun disarankan harus memperhatikan indikator temperatur sehingga ketika ada masalah sama temperaturnya bisa dimatikan langsung mobilnya.
"Itu kan dibawa supirnya. Mungkin si pengemudi itu tidak melihat temperatur mobil kali ya," pungkasnya. (mg9/jpnn)
Sumber: Jpnn.com
Editor:: Erizal