SURABAYA (RIAUPOS.CO) – Pasangan suami istri (pasutri) yang merupakan personel grup musik religi, Debu, meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas di Tol Pasuruan – Probolinggo, Senin (18/4/2022). Atas kejadian ini, Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Probolinggo Kota tengah menyelidiki penyebab kecelakaan yang menewaskan suami istri warga negara asing (WNA) ini.
“Petugas sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi kecelakaan yang menyebabkan dua WNA meninggal dan empat lainnya mengalami luka-luka. Dugaan sementara sopir mengantuk,” kata Kanit Laka Satlantas Polres Probolinggo Kota Aiptu Eko Juli seperti dikutip dari Jawapos.com, Senin (18/4/2022).
Rombongan grup band religi Debu mengendarai mobil mobil dengan nomor polisi L 1055 DL mengalami kecelakaan di kilometer 837.200/B Tol Pasuruan–Probolinggo pada Senin pukul 00.00 WIB. Dua korban yang meninggal yakni Firdaus (31), warga Singapura dan Al Haddad Amal Sheikh Aidaros (30), warga Malaysia, keduanya merupakan pasutri.
Sedangkan yang mengalami luka berat yakni Daood Abdullah Al Daood (35), yang tercatat sebagai warga Kabupaten Tegal, Jawa Tengah dan Umar(28), tercatat sebagai warga Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan.
Korban yang mengalami luka ringan yakni Jamilah Binti Abdul Kadir warga Malaysia dan sopir yang mengemudikan kendaraan tersebut, yakni Miarto tercatat sebagai warga Kota Surabaya, Jawa Timur.
“Semua korban dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Mohammad Saleh Kota Probolinggo, untuk mendapat perawatan bagi korban yang mengalami luka berat dan ringan,” tuturnya.
Ia menjelaskan kronologis kejadiannya semula kendaraan Toyota Vellfire berjalan dari timur arah ke Pasuruan di lajur lambat, diduga pengemudi mengantuk dan tidak bisa mengendalikan laju kendaraannya, sehingga menabrak kendaraan Truk gol III yang berjalan searah di depannya (meninggalkan TKP).
“Posisi terakhir kendaraan Vellfire melintas menutup lajur dan kondisinya rusak parah. Dugaan sopir mengantuk, namun saat kami minta keterangan yang bersangkutan membantah kalau mengantuk, semuanya masih kami selidiki,” katanya.
Eko mengatakan, semua korban yang mengalami luka berat dan ringan yang kini dirawat di RSUD dr Moh. Saleh Kota Probolinggo rencananya dirujuk ke RSUD dr Soetomo dan RS Graha Amerta Surabaya.
Sementara itu Muhammad Saleem, kakak dari personel band Debu, Daood Abdullah mengaku langsung menangis setelah mendengar kabar adiknya terlibat kecelakaan maut pada Senin (18/4) dini hari WIB.
“Saya langsung nangis, kaget juga, ini kan adik langsung. Daood yang paling bungsu,” kata Saleem dalam jumpa pers di bilangan Tebet Jakarta Selatan, Senin (18/4).
Saleem dulunya adalah personel Debu. Namun sudah sejak sekitar 6 tahun silam dia memutuskan keluar dari Debu karena satu dan lain hal. Meski demikian, dia dan para personel Debu masih sering menjalin komunikasi.
Menurut Saleem, Daood tidak tahu kronologi awal mula kecelaan terjadi karena ia sedang tidur di dalam mobil. Daood baru mengetahuinya setelah kecelakaan terjadi.
Daood sendiri mendapati salah satu kakinya terasa sakit, yang belakangan ternyata patah akibat kecelakaan itu. Di sampingnya juga ada orang yang sudah tidak bernyawa. Daood memilih pasrah dan tidak berteriak minta tolong seperti temannya yang lain.
“Pas kejadian itu dia tidak sadar. Dia bangun sudah terjadi. Yang dia tahu pas kejadian itu sampingnya itu ada dua orang yang meninggal,” tuturnya.
Sepengetahuan Saleem, Debu sedang ada pekerjaan manggung di Jogjakarta. Namun usai acara, adiknya dan beberapa orang lainnya berniat untuk ziarah ke Jawa Timur.
“Teman-teman lain (personel Debu) sebenarnya sudah pulang duluan. Daood adik saya yang kecelakaan ini ke Surabaya, mau ziarah,” jelasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman