JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Musisi legendaris Koesnomo Koeswoyo atau Nomo Koeswoyo meninggal dunia di usia 85 tahun. Dia mengembuskan napas terakhir di Magelang, Jawa Tengah, pada Rabu (15/3) malam sekitar pukul 19.30 WIB. Pengamat musik Stanley Tulung mengatakan, Nomo Koeswoyo bersama saudara-saudaranya personel Koes Bersaudara, sempat meraih masa kejayaan lewat karya-karyanya yang dirilis dalam bentuk album.
Namun, situasi jadi kurang bersahabat saat personil Koes Bersaudara ditangkap pada masa pemerintahan Orde Lama pada 29 Juni 1965. Mereka dianggap memainkan lagu kebarat-baratan yang dilarang pada masa itu. Nomo yang luput dari pencidukan aparat karena sedang tidak berada di tempat pada saat kejadian, memutuskan mendatangi kantor polisi dan minta ditahan sebagai bentuk solidaritas.
Mereka kemudian dibebaskan pada 29 September 1965. Beberapa tahun kemudian mereka mengalami kesulitan ekonomi yang kemudian membuat perbedaan pendapat hingga mengakibatkan terjadinya perpecahan di internal. Nomo Koeswoyo akhirnya memutuskan untuk keluar dari Koes Bersaudara.
“Dia keluar dari Koes Bersaudara, bikin No Koes dan memproduseri beberapa musisi seperti Usman Bersaudara,” jelas Stanley Tulung kepada JawaPos.com, Kamis (16/3/2023).
Usman Bersaudara termasuk grup musik cukup terkenal di era 1970-an. Salah satu albumnya berjudul Omong Kosong dan sejumlah lagu di dalamnya menjadi hits seperti “Kasih Mama”, “Omong Kosong”, “Mandolin 2”, “Wulandari”, dan “I Love You”. Selain memproduseri Usman Bersaudara, dalam catatan Stanley Tulung, Nomo Koeswoyo juga mengorbitkan Kembar Grup dengan personel Alex dan Jacob. Selain itu, kiprah Nomo Koeswoyo sebagai produser juga terlihat dengan mengorbitkan anak-anaknya ke dunia musik Tanah Air.
Mereka adalah Chicha Koeswoyo dan Helen Koeswoyo. Nomo menciptakan lagu untuk mereka.
“Chicha dan Helen terjun ke dunia musik ada andil besar dari Nomo,” kata Stanley Tulung.
Selain mengorbitkan anak-anaknya, Nomo juga mengorbitkan penyanyi lain yaitu Reza Koeswoyo dan Sari Koeswoyo.
“Dia memang nggak terjun langsung sebagai pemain, tapi dia lebih banyak di belakang layar. Di usia tua dia menepi di Magelang,” kata Stanley.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman