SURABAYA (RIAUPOS.CO)- Delapan tahun menjalani kehidupan rumah tangga dengan Emil Elestianto Dardak, Arumi Bachsin mengaku makin hari kian hambar.
Rasa cinta pasangan suami istri yang membara perlahan-lahan berganti kasih sayang sebagai saudara.
"Hubungan kami rasanya gimana gitu enggak kayak waktu baru menikah," kata Arumi seperti yang dikutip dalam kanal YouTube pribadinya Jumat (14/5/2021).
Dia mengaku, sudah membahas bersama Emil tentang hambarnya hubungan mereka. Ternyata Emil juga merasakan api cinta keduanya tidak membara lagi.
"Aku bilang Mas Emil kok makin ke sini hubungan kita kayak adik-kakak, rasa sayangnya seperti saudara bukan suami-istri lagi," ungkapnya.
Arumi kemudian mengusulkan agar keduanya harus rajin bertengkar. Menurutnya, dengan bertengkar akan membuat api cinta membara lagi.
"Mas Emil enggak setuju kalau berantem," ujarnya. Di satu sisi Arumi waswas bila Emil punya keinginan poligami lantaran merasa hubungan suami istri hambar.
Ditambah posisi Emil sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur dan ditunjang wajah gantengnya. Saking khawatirnya sampai terbawa mimpi Arumi.
"Aku sampai mimpi Mas Emil menikah. Aku menangis dan marah besar," ujar Arumi.
Akibat mimpi itu, Emil mengaku menjadi korban. Menurut Emil, Arumi sampai mengira itu tanda suaminya ingin menikah lagi.
"Baru mimpi saja, aku sudah kena tonjok. Apalagi kalau beneran menikah," kata Emil sambil tertawa.
Arumi membalas Emil, "Iya aku tonjok karena marah dalam mimpiku Mas Emil nikah lagi."
Ibu dua anak ini pun meminta Emil menjawab jujur apakah tertarik menikah lagi. Emil menjawab, bukan tipe pria yang ingin punya lebih dari istri.
"Enggak ada dalam konsepku menikah lagi. Punya satu istri saja sudah repot, lagian sudah punya anak dua," tegas Emil.
Mendengar jawaban Emil, Arumi tertawa riang. Dia mengaku bersyukur karena caranya ternyata manjur juga.
"Sayang, aku sengaja bikin kamu ribet biar kamu enggak tertarik menikah lagi. Urus istri satu saja sudah ribet apalagi tambah lagi," pungkas Arumi lantas tersenyum.
Sumber: JPNN/News/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun