CALIFORNIA (RIAUPOS.CO) – Sejak memulai karier, Sam Smith akrab dengan balada sedih. Dia mengakui, lagu-lagu itu merefleksikan kehidupan cintanya yang berantakan.
Solois jawara Oscars itu berkali-kali putus nyambung. Saking lelahnya, Smith pun ’’menghajar’’ dirinya dengan jadwal tur konser yang padat. Tapi, hal itu bakal segera berlalu. Januari mendatang, dia bakal bersenang-senang di album keempatnya, Gloria.
’’Usia 20-an adalah tahun-tahun patah hatiku. Tahun-tahun penuh drama dan aku sudah ’kenyang’ akan itu,” ujar Smith.
Di awal karier, dia juga sempat mengalami masalah pendarahan pita suara. Namun, Smith mengaku capaiannya tidak jelek. Dia punya beberapa hit. Smith juga membawa pulang sejumlah penghargaan prestisius. Jumlah streaming lagu-lagunya –mengutip Luminate– menembus 7,86 miliar.
’’Mengenang itu seperti momen puber buatku. Tiba-tiba, pada tahun ini, aku berusia 30 tahun. Kita semua ada di masa pandemi dan aku berkesempatan duduk tenang dan menanyakan diriku ’Apa sih, yang kau inginkan?’,” papar musisi kelahiran London dalam wawancara dengan Billboard.
Momen merenung selama pandemi dia habiskan bersama beberapa kolaboratornya: produser Jimmy Napes dan Ilya Salmanzadeh. Smith mengakui, di album barunya nanti, dirinya ingin terlibat lebih banyak.
’’Untuk kali pertama di sepanjang karier, aku benar-benar datang ke ruangan dan bilang ’Aku ingin terlibat di semuanya’,” terang pengisi soundtrack James Bond itu.
Smith pun memulai langkahnya dengan semangat baru. Dia benar-benar belajar segalanya. Mulai produksi, aransemen vokal, sampai piano.
’’Belajar piano seperti matematika buatku. Kurasa, yang perlu kulakukan adalah ke YouTube dan mulai belajar,” kelakar pelantun “Stay with Me” tersebut.
Meski skill piano Smith masih jauh dari sempurna, produser Salmanzadeh mengapresiasi kontribusi artisnya.
’’Dia sangat teliti. Sebagai produser, bekerja sama dengan artis yang ingin mencoba hal baru kadang melelahkan, tapi dengan Sam, tidak sama sekali,” ungkap Salmanzadeh.
Smith menceritakan, selama produksi, dirinya memilih fokus pada suaranya. Dia bereksperimen menciptakan harmoni. ’’Jujur, aku agak terobsesi,” kata Smith.
Di album Gloria, Smith tidak cuma memamerkan hasil belajarnya. Dia juga menyatakan, lagu-lagunya bakal bercerita tentang dirinya yang telah lepas dari ’’hantu” masa lalu. Termasuk bayang-bayang mantan yang jadi inspirasi lirik di lagu-lagu pada awal kariernya.
’’Ada rasa percaya diri. Ada kekuatan. Musikku membebaskan secara emosi, spiritual, dan seksual. Aku antusias masuk ke ruangan (rekaman) dan menunjukkan karyaku, lalu merasa bahagia,” beber Smith.
Pemilik empat piala Grammy Awards itu mengakui, sebagai seorang queer, mengekspresikan perasaan bahagia adalah sesuatu yang powerful.
’’Kami ahli dalam hal merasakan dan mempelajari rasa sakit. Jadi, bercerita tentang rasa bahagia adalah sesuatu yang baru,” ujar Smith.
TRIVIA
• Proses rekaman dilakukan di tiga tempat: Los Angeles, London, dan Jamaika.
• Di album barunya, Smith bakal menggandeng beberapa kolaborator. Di antaranya, ada musisi pop Kim Petras, solois Kanada Jessie Reyez, dan Ed Sheeran.
• Smith mengakui, nuansa gothic dan ikonografi dalam lagunya adalah pengaruh selama bersekolah di sekolah Katolik.
• Walau telah lama berkarier sebagai musisi, Sam Smith adalah penggemar fast food. Salah satu favoritnya adalah kentang goreng McDonald’s.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman