Innalilahi, Djaduk Ferianto Wafat di Usia 55 Tahun

Hiburan | Rabu, 13 November 2019 - 09:45 WIB

Innalilahi, Djaduk Ferianto Wafat di Usia 55 Tahun

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Aktor, sutradara sekaligus musikus Djaduk Ferianto meninggal dunia pada hari ini, Rabu (13/11), sekitar pukul 02.30 WIB. Kabar meninggalnya lelaki berusia 55 tahun tersebut dibenarkan oleh adik kandungnya, Butet Kartaradjasa.

“RIP. Djaduk Ferianto,” tulisnya singkat melalui akun Instagram.


Pada kolom komentar, sejumlah artis turut mengucapkan ucapan bela sungkawa atas meninggalnya DJaduk Ferianto. Mereka adalah Wulan Guritno, Ringgo Agus Rahman, Didik Nini Thowok dan yang lainnya.

“Innalilahi wainnaillaihi rojiun .. Rest in love and peace mas Djaduk .. turut berduka cita sdlm2nya mas Butet,” tulis Wulan Guritno.

“Turut berduka dan berbelasungkawa mas..,” komentar Ringgo Agus Rahman.

Berdasarkan pesan yang diterima JawaPos.com, Djaduk Ferianto akan disemayamkan di Padepokan Seni Bagong Kusudiardjo, Yogyakarta. Djaduk akan dimakankan di pemakaman keluarga di Kasihan Bantul, Yogyakarta pada pukul 15.00 sore ini.

“Disemayamkan di Padepokan seni Bagong. K. Dimakamkan pkl 15.00 di makam keluarga Sembungan, Kasihan Bantul. Pemberkatan pkl 14.00,” demikian potongan pesan yang diterima JawaPos.com.

Djaduk Ferianto lahir di Yogyakarta pada pada 19 Juli 1964. Ia berasal dari keluarga seniman. Ayahnya Bagong Kussudiardja adalah koreografer yang juga pelukis kenamaan Indonesia.

Semasa hidupnya, Djaduk sempat menjadi salah satu anggota kelompok musik Kua Etnika, musik humor Sinten Remen, dan Teater Gandrik. Selain bermusik, Djaduk juga menyutradarai beberapa pertunjukan teater dan menggarap ilustrasi musik untuk sinetron di televisi.

Djaduk diketahui sempat mendirikan Kelompok Rheze yang pada 1978 dan pernah dinobatkan sebagai Juara I Musik Humor tingkat Nasional. Djaduk juga sempat mendirikan Kelompok Musik Kreatif Wathathitha.

Pada 1995, bersama sang kakak Butet Kertaradjasa dan Purwanto, Djaduk mendirikan Kelompok Kesenian Kua Etnika yang merupakan penggalian atas musik etnik dengan pendekatan modern. Pada 1997, Djaduk mengolah musik keroncong dengan mendirikan Orkes Sinten Remen.

Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook