24 Jam Bersama Gaspar: Moralitas Itu Abu-Abu

Hiburan | Minggu, 08 Oktober 2023 - 23:02 WIB

24 Jam Bersama Gaspar: Moralitas Itu Abu-Abu
Insan perfilman Indonesia dan supporting system mereka berpose bersama di sela gelaran BIFF 2023. (DOKUMENTASI)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Film 24 Jam Bersama Gaspar tayang perdana di Busan Cinema Center Cinematheque pada Jumat (6/10) malam waktu setempat. Kursi penonton penuh. Audiens memberikan tepuk tangan meriah begitu film karya Yosep Anggi Noen itu usai. Ada banyak hal yang membuat mereka kagum. Ya ceritanya, sinematografinya, atau soundtrack-nya.

Namun, ada juga yang kagum pada cara Reza Rahadian menghadirkan Gaspar dalam semestanya.


”Aktingnya sangat memukau dan bikin saya penasaran terus sepanjang film,” ujar Kwon Hyo-jin, penonton lokal yang ditemui Jawa Pos.

Selaku sutradara, Anggi tertarik mengadaptasi 24 Jam Bersama Gaspar karena penceritaannya yang unik dan segar. Sabda Armandio, penulis novel Gaspar, memaparkan cerita ala detektif dengan gaya bahasa yang acak, sarkas, nyeleneh, dan humoris, tetapi puitis. Jalan ceritanya pun tak kaku, bisa maju, mundur, atau bahkan keduanya.

”Edgy novelnya. Ditambah lagi moralitas abu-abu tokohnya,” ungkapnya.

Gaya cerita Sabda yang unik sukses membuat para penonton terhibur sepanjang film yang diproduseri Yulia Evina Bhara tersebut. Apalagi, tokoh-tokoh di sekitar Gaspar punya karakter dan sifat yang kompleks, kombinasi sinis dan humoris. Latar futuristic dystopian, Indonesia 2035, disajikan dengan tone gelap dan suram, tetapi memikat.

”Kami mencoba riset, bagaimana kemungkinan Indonesia belasan tahun lagi. Jadi futuristis, tapi tetap realistis,” terang Irfan Ramli, penulis naskah.

Rencana merampok toko emas berubah menjadi ketegangan yang memantik munculnya adegan-adegan emosional ketika Gaspar divonis bakal meninggal dalam waktu 24 jam. Gaspar yang fisiknya melemah teringat pada kisah masa kecilnya. Tergambar indahnya persahabatan Gaspar dan Kirana sampai kemudian Gaspar harus kehilangan Kirana. Penonton diajak memaklumi keunikan Gaspar dan keinginannya merampok toko emas Wan Ali.

”Di situlah menariknya Gaspar. Dia bukan pahlawan, cenderung menyebalkan, tapi ada alasan di balik itu, yakni kehilangan sahabatnya. Ini menjelaskan bahwa moralitas seseorang itu abu-abu, tidak sepenuhnya baik atau jahat,” ungkap Anggi.

Reza sebagai pemeran Gaspar pun sangat menikmati karakter tokoh yang diperankannya.

”Menurut saya, yang paling menantang itu lebih ke layer emosi Gaspar, gimana menerjemahkan karakter Gaspar tumbuh dan berjalan dengan kerumitan emosi,” katanya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook