MUSIC & MOVIE

Jurassic World Dominion: Penutup Heksalogi Epik yang Kurang Apik

Hiburan | Rabu, 08 Juni 2022 - 01:01 WIB

Jurassic World Dominion: Penutup Heksalogi Epik yang Kurang Apik
Adegan dalam Jurassic Park Dominion (UNIVERSAL PICTURES)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Jurassic Park adalah salah satu franchise film terbesar di dunia. Nyaris tiga dekade setelah kemunculan film perdananya pada 1993 yang begitu luar biasa, Universal Pictures akhirnya memutuskan untuk menutup saga ini lewat film keenam: Jurassic World Dominion.

Untuk diketahui, heksalogi Jurassic Park diawali oleh trilogi Jurassic Park (1993), The Lost World: Jurassic Park (1997), dan Jurassic Park III (2001). Selang 14 tahun kemudian, Universal Pictures melanjutkan geliat para dinosaurus ini ke trilogi Jurassic World (2015), Jurassic World: Fallen Kingdom (2018), dan Jurassic World Dominion (2022).


Jurassic World Dominion melanjutkan kisah dari Jurassic World: Fallen Kingdom di mana akhirnya manusia terpaksa harus hidup berdampingan dengan dinosaurus yang sudah tidak terkurung lagi pascahancurmya Isla Nublar. Hal ini jelas membuat kehidupan menjadi sangat tidak seimbang dan dikhawatirkan berpotensi memicu punahnya peradaban modern.

Di tengah situasi dunia yang tengah diliputi pro dan kontra akibat kemunculan dinosaurus, dua protagonis utama trilogi Jurassic World, yakni Owen Grady (Chris Pratt) dan Claire Dearing (Bryce Dallas Howard) yang kini hidup sebagai pasangan suami istri lagi-lagi harus mempertaruhkan nyawa demi menyelamatkan putri angkat mereka, Maisie Lockwood (Isabella Sermon) yang diculik oleh gerombolan penjahat yang disewa oleh perusahaan raksasa bernama Biosyn.

Tak hanya Maisie, para penjahat tersebut juga menculik seekor bayi Velociraptor bernama Beta, yang notabene merupakan anak dari Blue, seekor Velociraptor yang merupakan kawan dari Owen.

Di sisi lain, tiga sosok veteran trilogi Jurassic Park, yakni Alan Grant (Sam Neil), Ellie Sattler (Laura Dern), dan Ian Malcolm (Jeff Goldblum) kembali bereuni untuk menghentikan wabah belalang raksasa yang bisa merusak ekosistem dan struktur rantai makanan. Kawanan belalang raksasa tersebut merupakan hasil temuan yang dikembangkan oleh Biosyn.

Takdir pun akhirnya membawa para tokoh di atas untuk saling bahu membahu menyelamatkan dunia dari ambisi Biosyn yang bisa menghancurkan dunia.

Sebagai film pamungkas, sutradara Colin Trevorrow berusaha betul untuk membuat film ini terlihat megah dan menegangkan lewat sejumlah dinosaurus baru, baik yang merupakan spesies sungguhan maupun rekaan. Beberapa jenis dinosaurus baru yang muncul adalah Giganotosaurus, Quetzalcoatlus, Atrociraptor, dan Iguanodon. Secara visual, layaknya film-film sebelumnya, Jurassic World Dominion memang tidak pernah mengecewakan.

Namun sayang, Trevorrow menggarap film ini dengan jalan cerita yang kelewat bertele-tele dan maksa. Hal ini jelas mengganggu segala keseruan yang sudah disebutkan di atas tadi. Kehadiran belalang raksasa sebagai sumber masalah baru, ditambah polemik genetik Maisie Lockwood yang merupakan anak hasil kloning di film terdahulu, membuat esensi dinosaurus yang seharusnya mendapat spotlight utama di film ini menjadi nyaris tidak bermakna.

Buruknya plot cerita juga membuat kehadiran tokoh-tokoh veteran Jurassic Park tidak banyak membantu dalam mendongkrak kualitas film ini. Selain semata-mata demi nostalgia, peran Sam Neil, Laura Dern, dan Jeff Goldblum sejujurnya tidak krusial sama sekali di film ini.

Secara keseluruhan, Jurassic World Dominion tetaplah sebuah film yang sah-sah saja untuk dinikmati, khususnya Anda yang sudah mengikuti alur kisah heksalogi Jurassic Park. Hanya saja, sangat disayangkan karena plot yang tidak kuat, penutup saga epik ini hanya berakhir menjadi sebuah film action thriller pada umumnya lantaran dieksekusi dengan kurang apik.

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook