JAKARTA (RIAUPOS.CO) Film Kemarin, yang menceritakan tentang perjalanan band Seventeen dari awal karir hingga mengalami tragedi diterjang tsunami di Tanjung Lesung bakal tayang mulai 3 Desember mendatang. Film ini sejatinya mundur sekitar satu tahun dari target awal.
Film garapan sutradara Upie Guava itu awalnya diniatkan tayang pada Desember 2019. Namun karena satu dan lain hal, penayangan film Kemarin ditunda pada 23 April 2020. Berhubung ketika itu terjadi pandemi Covid-19, film Kemarin akhirnya ditunda lagi penayangannya hingga 3 Desember mendatang.
"April 2020 gagal tayang, awalnya akan tayang di bulan Agustus tapi mundur lagi ke Desember. Sekitar satu tahun mundurnya lama banget,” ujar Ifan saat ditemui di bilangan Epicentrum Rasuna Said Jakarta Selatan Senin (30/11).
Film Kemarin bisa dibilang film dokumenter. Sejumlah fakta tentang band Seventeen dan para personelnya disajikan cukup lengkap dalam film ini.
Naskah filmnya ditulis oleh Wisnu Surya Pratama, yang mengambil footage dari total 55 jam rekaman yang sempat diabadikan band Seventeen. Namun berhubung kejadian Tsunami Tanjung lesung tidak ada dokumentasinya, maka kejadian itu dibuat radegan ulang sehingga penonton melihat secara jelas apa saja yang sebenarnya terjadi di balik tragedi tersebut.
“Film ini bukan hanya soal cerita band Seventeen yang mengalami tragedi Tanjung Lesung. Ini tentang cinta, keluarga dan persahabatan. Ini menjadi persembahan bagi anak-anak kita semua, bagi keluarga yang ditinggalkan. Bagi semua yang terus mengenang Seventeen di hati mereka,” tutur Ifan.
Sutradara Upie mengatakan dirinya senang sekali film Kemarin akhirnya akan tayang di bioskop. Upie yang juga berperan penting dalam perkembangan karir band Seventeen senang dipercaya membuat film ini. Sebab dia sudah cukup lama memikirkan ingin membuat sesuatu bagi Seventeen.
“Hal pertama yang muncul di kepala gue (pasca tsunami), kita bisa lakuin apa buat mereka. Saat wacana itu muncul di kepala, entah gimana Dendi telepon dan mengutarakan Seventeen mau buat dokumenter, karena ini bagian dari planning mereka. Gue cuma bilang, gue bukannya mau, gue justru bangga dianggap layak mengerjakan begini,” ungkap Upie.
Sementara itu, Dendi Reynando selaku CEO Mahakarya Pictures mengatakan, hadirnya film Kemarin diharapkan bisa memberikan pelajaran berharga. Khususnya tentang pentingnya cinta, persahabatan, keluarga hingga etos kerja yang membuat Seventeen bisa mencapai puncak kesuksesan karir.
Ia selaku produser melihat film ini dirilis pada waktu tepat untuk mengenang band Seventeen yang kehilangan hampir seluruh personelnya akibat Tsunami Tanjun Lesung.
“Bukan akhirnya rilis, tapi akhirnya kita bisa mewujudkan mimpi Seventeen, mimpi para personel, mimpi para almarhum, mimpi keluarga besar ini,” tandas Dendi.
Sumber : JawaPos.com
Editor : M Ali Nurman