RIAUPOS.CO - Sosoknya sederhana. Penampilannya juga sangat sederhana. Tapi tidaklah sesederhana cita-citanya yaitu mengenalkan Riau lewat wisata kuliner khas daerah. Inilah Rizki Lestari Ananda. Mahasiswi semester V, Fisipol Unri asal Desa Merangin, Kampar ini memiliki cita-cita mengembangkan kuliner Asam Pedas Ikan Baung yang sudah mulai dipelajarinya sejak saat ini.
Memang, menjadi pengusaha kuliner makanan khas Riau bukan cita-citanya sejak awal. Dulum Nanda -begitu dia akrab dipanggil-, ingin jadi Polwan. Bahkan sudah ikut tes Polwan. Tapi nasibnya yang belum beruntung, ia kuliah di Unri. Kini, Nanda beralih harapan. Ia benar-benar sudah jatuh cinta dengan kuliner khas Riau.
Hobinya jalan-jalan juga dimanfaatkan untuk belajar tentang kuliner. Misalnya jalan-jalan ke Yogyakarta. Nanda melihat betapa menjamurnya gudek (makanan khas Jogjaakarta) di setiap tempat. Tapi ia belum menemukan hal serupa di Riau untuk makanan khasnya. Justru, di Riau, makanan menjamur bukan makanan khas Riau.
‘’Riau sebagai sebagai homeland of Melayu, belum begitu terlihat. Masakan Melayu dan khas Riau lainnya masih sangat kurang. Ada satu-satu dan harganya mahal. Orang kurang berminat ke sana. Lebih banyak maskan luar,’’ kata Nanda.
Kesukaannya terhadap makanan Melayu dan khas Riau bermula sejak kecil ketika nenek dan ibunya sering memasak asam pedas ikan baung. Dari ikan baung itu, Nanda paling suka kepalanya. Diakuinya, beberapa rumah makan sudah membuka usaha kuliner asam pedas ikan baung ini, tapi masih sedikit.
‘’Bukan hanya ingin membuka usaha kuliner khas Riau, tapi juga ingin membuka lapangan kerja dan mengajak warga lainnya untuk beramai-ramai membuka usaha makanan khas daerah supaya homeland of Melayu itu benar-benar terasa dari berbagai bidang,’’ katanya lagi. ***
Laporan : Kunni Masrohanti