PARIS (RIAUPOS.CO) – Stade de Reims atau yang biasa disebut Reims kini tengah menjadi pembicaraan pecinta sepakbola. Klub yang sempat berjaya di era 1950-an dan 1960-an itu baru saja mengukir rekor menawan di Ligue 1. Reims tidak terkalahkan dalam 12 laga beruntun di Ligue 1 musim 2022-2023.
Catatan itu dimulai pada 2 Oktober 2022 saat bermain 2-2 dengan Troyes. Kemudian, Reims bermain imbang 0-0 melawan PSG, imbang 0-0 kontra Lorient, menang 2-1 atas Auxerre, imbang 0-0 lawan Brest, menang 1-0 atas Nantes, imbang 1-1 melawan Montpellier, menang 3-1 atas Renner, imbang 1-1 melawan Lille, menang 1-0 atas Ajaccio, imbang 0-0 melawan Nice, dan imbang 1-1 melawan PSG pada Ahad (29/1).
Reims sendiri bukan klub sembarangan. Di era 1950-an dan 1960-an, Reims mencapai puncak kejayaan. Mereka meraih 6 trofi Ligue 1 pada 1948-1949, 1952-1953, 1954-1955, 1957-1958, 1959-1960, dan 1961-1962. Reims juga dua kali melangkah ke final Liga Champions saat masih bernama Piala Champions pada 1955-1956 dan 1958-1959. Namun, Reims kalah dari lawan yang sama yakni Real Madrid dengan skor 3-4 dan 0-2.
Setelah itu, kiprah Reims di Ligue 1 Prancis meredup. Begitu pula di Eropa. Hingga saat ini, Reims belum mampu juara lagi Ligue 1. Hanya saja, kini nama Reims kembali dibicarakan berkat rekor tak terkalahkan dalam 12 laga secara beruntun di Ligue 1. Dan, pencapaian itu tak lepas dari pelatih William Still yang berdarah Belgia-Inggris.
Dalam dua laga saat mencapai 12 laga tak terkalahkan, Still masih menjabat sebagai asisten pelatih (2-2 melawan Troyes dan 0-0 melawan PSG). Pelatih utama kala itu yakni Oscar Garcia. Still naik pangkat menjadi karteker pelatih sejak 13 Oktober 2022 usai Oscar Garcia dipecat. Usai membawa Reims tak terkalahkan dalam 5 laga beruntun, Still ditetapkan sebagai pelatih utama dan dikontrak hingga akhir musim 2022-2023.
Meski dalam 2 laga dimulainya rekor tak terkalahkan Reims, Still masih manjabat asisten pelatih, kerja kerasnya tetap tak bisa dilepaskan. Still tetap dianggap sebagai sosok yang berperan besar dalam pencapaian rekor 12 laga beruntun tak terkalahkan di Ligue 1 yang dicapai Reims.
Pecinta Game Football Manager
Menariknya, Still yang masih berusia 30 tahun dan menjadi pelatih termuda di Eropa saat ini, menggeluti dunia kepelatihan karena terinspirasi dari game Football Manager. Still yang lahir pada 14 Oktober 1992 adalah penyuka game manajerial sepak bola tersebut.
Saat masih aktif sebagai pemain, Still hanya memperkuat klub-klub kecil dan kurang ternama. Dia kemudian tak meneruskan karirnya sebagai pemain dan lebih memilih menekuni sebagai juru taktik. Padahal, umurnya baru 19 tahun. Itu dilakukannya karena terinspirasi dari game yang kerap dia mainkan yakni Football Manager.
Karier kepelatihannya dimulai saat menjadi asisten pelatih Preston North End U-14 pada 2011. Selama membantu dan membimbing anak-anak di lapangan, Still tetap menghabiskan waktu di rumahnya untuk bermain game Football Manager.
“Saya seperti anak normal pada umumnya yang sangat menggemari bermain game Football Manager,” sebut Still.
“Saya menghabiskan malam seperti anak yang lain yakni sampai jam 10 malam. Kemudian berpikir lagi, ‘oke, satu pertandingan lagi.’ Dan kemudian berakhir pada jam 4 pagi. Ternyata saya masih bermain game ini. Saya rasa anak-anak lain juga demikian ketika mencintai game Football Manager,” imbuh Still.
“Tapi yang saya sadari sekarang, bermain game Football Manager memberikan banyak manfaat saat saya menjadi pelatih sebenarnya. Dan, ini benar-benar nyata,” ungkap Still.
Bayar Denda Pakai Gaji
Sebagai pelatih termuda di Eropa, Still saat ini masih belajar untuk mendapatkan Lisensi Pro UEFA. Artinya, lisensi yang dimiliki sekarang belum sah untuk melatih sebuah klub di Eropa. Dan, itu ada konsekuensinya. Reims dijatuhi denda GBP 22 ribu (sekitar Rp 407 juta) setiap kali Still memimpin pertandingan. Anehnya, Reims dengan senang hati menerima hukuman denda tersebut.
Saat ditanya apakah denda itu diambil dari gajinya, Still mengungkapkannya kepada Daily Mail.
“Ya, sudah, semacam itu, itu dinegosiasikan,” beber Still. Sementara pihak Reims mengungkapkan hal yang mengejutkan. “Kami siap berinvestasi dalam karir Anda, selama Anda membawa klub terus meraih kemenangan,” ujar Reims.
Artinya, Reims tak masalah membayar denda karena yakin Still akan membawa klub meraih hasil terbaik. Toh, sebentar lagi kursus kepelatihan yang dia jalani akan selesai dan dia bakal mengantongi Lisensi Pro UEFA.
Berambisi Melatih di Inggris
Still yang mengagumi pelatih legendaris Manchester United Sir Alex Ferguson, berambisi untuk melatih di Inggris.
“Jika ada kesempatan untuk kembali ke Inggris, maka itu jelas sebuah mimpi. Jika tidak, akan ada sesuatu yang lain, di tempat lain. Saya yakin bisa meraih yang terbaik,” sebut Still.
“Pastinya, saya tidak pernah memiliki rencana karir atau tujuan yang harus saya penuhi sebelum usia tertentu. Seperti pepatah, saya tidak tahu apa yang akan saya makan malam ini,” pungkas Still.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman